Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah Eko Marsoro menyatakan bahwa hasil pemantauan pihaknya terhadap harga-harga di daerah perdesaan pada Januari 2024, nilai tukar petani (NTP) gabungan di provinsi ini sekitar 121,24 atau turun sebesar 0,35 persen dibanding Desember 2023 yang mencapai 121,67.
Penurunan ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga dibayar petani, kata Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Sementara itu, kenaikan indeks harga dibayar petani didominasi oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga petani (IKRT)," tambahnya.
Dikatakan, Pada Januari 2024 indeks harga yang diterima oleh Petani naik sebesar 0,48 persen dibanding Desember 2023 dari 149,13 menjadi 149,85. Di mana kenaikan itu disebabkan oleh naiknya indeks harga diterima Petani pada beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan sekitar 0,27 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,88 persen, Peternakan 3,07 persen, dan Perikanan 0,55 persen.
Sementara indeks harga yang dibayar oleh petani pada Januari 2024 juga turut mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen jika dibanding Desember
2023, yaitu dari 122,57 menjadi 123,60. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai Ib pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,94 persen, Hortikultura 1,00 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,86 persen, Peternakan 0,83 persen, dan Perikanan 0,19 persen.
"Melalui indeks harga yang dibayar oleh petani ini, kita dapat melihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian," kata Eko Marsoro.
Baca juga: Daging ayam ras dan beras jadi penyumbang inflasi di Kalteng selama Januari 2024
Selama Januari 2024, hanya dua provinsi di Kalimantan yang mengalami peningkatan NTP, yakni Kalimantan Selatan (0,84 persen) dan Kalimantan Timur (0,77 persen). Sementara itu, tiga provinsi lainnya mengalami penurunan, yaitu Kalimantan Utara turun sebear 1,05 persen, Kalimantan Barat 0,87 persen dan Kalimantan Tengah 0,35 persen.
Sedikit berbeda dengan NTP, NTUP di tiga provinsi di Pulau Kalimantan pada Januari 2024 mengalami peningkatan. Peningkatan NTUP tertinggi tercatat di Kalimantan Selatan (1,58 persen), sedangkan peningkatan terkecil di Kalimantan Tengah (0,39 persen). Secara nilai, NTP maupun NTUP tertinggi pada Januari 2024 masih menjadi milik Kalimantan Barat, dengan NTP sebesar 142,36 dan NTUP 143,82. Kalimantan Utara menjadi provinsi dengan nilai tukar terendah, dengan NTP dan NTUP masing-masing sebesar 110,39 dan 113,09.
"Nilai tukar Kalimantan Tengah menempati urutan tertinggi ketiga se-Kalimantan, baik untuk NTP yang mencapai 121,24 maupun NTUP sebesar 124,20," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Bertambahnya pantauan kota inflasi jadi perhatian serius Pemprov Kalteng
Baca juga: NTP Kalteng alami kenaikan 1,40 persen pada Desember 2023
Baca juga: Daging ayam ras penyumbang utama inflasi di Kalteng
Berita Terkait
Angkatan kerja Kalteng meningkat 53,27 ribu orang per Agustus 2024
Jumat, 8 November 2024 15:17 Wib
DPMD Kapuas dukung Program Desa Cantik inisiasi BPS
Jumat, 11 Oktober 2024 11:08 Wib
Kalteng alami inflasi 1,45 persen pada September 2024
Selasa, 1 Oktober 2024 16:29 Wib
DPMD Kapuas dukung program Desa Cinta Statistik
Kamis, 12 September 2024 7:39 Wib
BPS: Ekspor Kalteng alami penurunan 22,84 persen
Selasa, 3 September 2024 15:34 Wib
BPS: Inflasi Kalteng per Agustus 2024 sekitar 1,29 persen
Senin, 2 September 2024 15:05 Wib
Ekonomi Kalteng pada 2024 tumbuh 3,80 persen dibanding 2023
Kamis, 15 Agustus 2024 17:33 Wib
BPS sebut impor pakaian jadi dari Tiongkok menurun dalam tujuh bulan
Kamis, 15 Agustus 2024 14:14 Wib