"Jadi, VAR itu yang saya ketahui karena perwasitan di bawah kita, memang ketika VAR-nya diimplementasikan, SDM (sumber daya manusia) masih kurang padahal kami sudah mengadakan pelatihan 3-4 kali," kata Erick usai konferensi pers di Jakarta, Selasa.
"Makanya sempat terlambat karena SDM-nya, tetapi pasti akan ketemu SDM-nya, namanya membangun SDM perlu waktu, liga pasti akan menerapkan di musim-musim ini," sambungnya.
Mengenai implementasi VAR, Erick menyarankan untuk ditanyakan kepada PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) karena badan inilah yang berwenang menjalankan uji coba VAR.
PT LIB yang menjadi operator BRI Liga 1 dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengadakan uji coba penerapan Video Assistent Referee (VAR) tahap ketiga di Lapangan JSI, Resort, Megamendung, Bogor, Sabtu lalu.
Baca juga: PSSI sosialisasikan pemeriksaan VAR kepada peserta Liga 1
Delapan kamera yang dipasang di sejumlah titik lapangan digunakan dalam uji coba yang mempertandingkan klub Sekolah Sepak Bola (SSB) lokal.
Dalam uji coba ini, wasit dan asisten wasit melakukan simulasi operator tayang ulang, yang digunakan sebagai pertimbangan dalam keputusan-keputusan penting.
Hal itu meliputi pengambilan keputusan gol sah atau tidak sah, pengecekan penalti atau tidak penalti, kemungkinan pelanggaran berpotensi kartu kuning atau kartu merah, dan kesalahan pengidentifikasian oleh wasit utama atau hakim garis.
VAR sudah dapat diaplikasikan selama BRI Liga 1 2023/2024 seri championship pada 4-26 Mei.
Baca juga: Garuda usai takluk atas Singa Mesopotomia dan kontroversi VAR
Baca juga: 15 sistem VAR siap dipakai di Liga 1 Indonesia
Baca juga: Sumber daya wasit Indonesia belum siap gunakan VAR