Sabalenka tahan rasa sakit untuk hindari kekecewaan di Italian Open

id Aryna Sabalenka,lawan,Katie Volynets,italian open,roma

Sabalenka tahan rasa sakit untuk hindari kekecewaan di Italian Open

Aryna Sabalenka dari Belarus melempar raket saat pertandingan perempat final melawan Marketa Vondrousova dari Republik Ceko (tidak dalam gambar) di turnamen Grand Prix Tenis Wanita WTA di Stuttgart, barat daya Jerman, pada 19 April 2024. ANTARA/AFP/Thomas Kienzle/pri. (AFP/THOMAS KIENZLE)

Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor dua dunia Aryna Sabalenka bangkit dari ketertinggalan satu set dari petenis kualifikasi Amerika Katie Volynets untuk menang 4-6, 6-3, 6-2 di babak kedua Italian Open.


Dua belas bulan yang lalu, Sabalenka datang ke Roma setelah meraih kemenangan tiga set atas Iga Swiatek di final Madrid. Dia kemudian kalah dari petenis No.134 Sofia Kenin dengan straight set.

Tahun ini, dia datang dengan tekad melupakan kekecewaan karena menyia-nyiakan tiga match point kalah dari Swiatek di Madrid.

"Sejujurnya, untuk seseorang yang sudah sakit selama empat hari dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, saya rasa saya bermain cukup baik," kata Sabalenka, seperti disiarkan WTA, Sabtu.

"Di set pertama saya hanya tidak merasakan permainan saya sama sekali, saya tidak bisa merasakan ritmenya. Hanya kondisinya saja yang berbeda. Jadi di set kedua saya bilang terserah, lakukan saja yang terbaik dengan apa yang Anda punya hari ini."

Ini merupakan musim yang cukup solid bagi Volynets yang tampak siap menghadapi kejutan pada babak awal. Petenis California berusia 22 tahun itu mencatatkan kemenangan 10 besar pertama dalam kariernya atas Ons Jabeur di Indian Wells.

Kemampuan memecahkan masalah menjadi kunci pada pertandingan pembuka Sabalenka di Roma. Ia akhirnya mampu menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan setelah dua jam 15 menit.

Berjuang dengan kondisi badan tidak fit, Sabalenka juga harus mengingat bahwa peringkatnya sebagai petenis nomor dua dunia terancam oleh Coco Gauff yang saat ini berada di peringkat ketiga. 



Meski hanya satu peringkat, ada implikasi signifikan terhadap French Open. Siapa pun yang masuk ke Paris dengan posisi nomor dua tidak akan menghadapi juara tiga kali Swiatek hingga final.

Sementara, Sabalenka akan menghadapi semifinalis Australian Open Dayana Yastremska di babak ketiga, yang merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi saat ini.

"Saya bermain dua pekan yang luar biasa di Madrid," kata Sabalenka.

"Saya menjalani banyak pertandingan sulit di sana. Saya rasa (sakit) adalah imbalannya. Namun saya senang bahwa saya mulai merasa lebih baik dan saya bisa masuk ke lapangan dan terus berjuang," ujar petenis berusia 26 tahun itu.

"Mudah-mudahan, seiring berjalannya waktu, saya akan merasa lebih baik dari segi tenis dan kesehatan."