Kuala Kurun (ANTARA) - Kasus perundungan yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kuala Kurun, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
Kapolres Gumas AKBP Theodorus Priyo Santosa melalui Kasat Reskrim AKP Nur Rahim di Kuala Kurun, Jumat, mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai.
“Kedua belah pihak yang dimaksud di sini adalah para pelaku perundungan dan korban perundungan, termasuk orang tua/wali pelaku perundungan dan juga orang tua/wali korban," katanya.
Untuk diketahui, kasus perundungan terjadi di SMAN 1 Kuala Kurun pada Selasa (30/7). Kasus tersebut sempat viral di media sosial, di mana ditampilkan sekelompok pelajar yang cekcok dengan satu orang pelajar di ruang kelas.
Sebenarnya, pihak sekolah sudah mengupayakan mediasi antara para pelaku dan korban, serta orang tua/wali kedua belah pihak.
Namun ada satu orang tua pelaku yang dinilai membela anaknya dengan cara kurang tepat dan disampaikan di media sosial, sehingga orang tua/wali korban memutuskan untuk melanjutkan kasus ini ke kepolisian.
Baca juga: Kepala SMAN 1 Kuala Kurun akui kecolongan terkait kasus "bullying" siswa
Mediasi di Polres Gumas dilakukan pada Kamis (1/8), dengan melibatkan para pelaku, korban, orang tua/wali para pelaku, orang tua/wali korban, serta para pemangku kepentingan lainnya. Mediasi membuahkan hasil di mana kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
“Mereka sudah berdamai. Orang tua/wali pelaku juga akan menyampaikan video permintaan maaf dan rencananya diunggah di media sosial,” beber Nur Rahim.
Sebelumnya, Kepala SMAN 1 Kuala Kurun Batuah turut menyesalkan terjadinya perundungan di sekolah tersebut. Sebagai sekolah penggerak, SMAN 1 Kuala Kurun sebenarnya sudah memberi pemahaman anti bullying atau perundungan.
“Mereka duduk di kelas X. Sebenarnya saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), mereka telah mendapat materi tentang anti bullying. Kami merasa kecolongan atas terjadinya kasus ini,” sesalnya.
Baca juga: Kasus perundungan di Tangsel dikabarkan telah terjadi dua kali
Saat mengetahui perundungan terjadi di SMAN 1 Kuala Kurun, saat itu juga pihak sekolah langsung melakukan mediasi. Mediasi hampir menemui titik temu, namun urung tercapai sehingga harus berlanjut ke kepolisian.
“Berkaca dari kasus ini, SMAN 1 Kuala Kurun akan menggencarkan kampanye anti bullying kepada siswa dan siswi. Kami juga akan mencoba berbagai tindakan antisipasi supaya perudungan tidak kembali terulang,” demikian Batuah.
Baca juga: Menjadi korban bullying bisa tingatkan risiko kesehatan mental anak
Baca juga: Pj Wali Kota Palangka Raya ingatkan bahaya bullying di dunia pendidikan
Baca juga: Ketua DPRD: Jangan ada "bullying" terhadap siswa baru di Palangka Raya
Baca juga: Ini kunci utama agar anak tidak jadi pelaku bullying
Berita Terkait
1.533 KPPS di Gunung Mas resmi dilantik
Jumat, 8 November 2024 13:08 Wib
Pemprov Kalteng dipercaya jalankan program pengembangan peternakan sapi
Rabu, 6 November 2024 8:56 Wib
Wapres tinjau uji coba makan bergizi gratis di Palangka Raya
Selasa, 5 November 2024 15:08 Wib
1.174 personel Polri dikerahkan amankan kunker Wapres RI di Palangka Raya
Senin, 4 November 2024 8:58 Wib
1.358 lulusan UMPR siap terjun langsung dalam pembangunan daerah
Sabtu, 2 November 2024 16:15 Wib
PLN UID Kalselteng-PT MMAI kerja sama jual beli tenaga listrik 1,73 MVA
Selasa, 29 Oktober 2024 14:02 Wib
Turnamen PLTU Kalteng 1 Cup 2024 gelorakan semangat olahraga di Kalteng
Jumat, 25 Oktober 2024 13:36 Wib
Begini cara Google hindarkan serangan digital untuk 1,5 miliar inbox Gmail
Kamis, 24 Oktober 2024 10:40 Wib