Cara mengajarkan matematika kepada anak ala Tasya Kamila

id tasya kamila,anak,matematika,kalteng,kalimantan tengah,palangka raya

Cara mengajarkan matematika kepada anak ala Tasya Kamila

Penyanyi Tasya Kamila tampil pada hari kedua Synchronize Fest 2024 di JIexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (5/10/2024). Mantan penyanyi cilik Joshua, Tina Toon, Tasya Kamila, Enno Lerian, Trio Kwek Kwek, Ria Ennes & Susan, dan Titiek Puspa membawakan lagu pada masa anak-anak diantaranya Cit cit cuit, Du di dam, Menabung, Bolo-bolo, Susan punya cita-citaku, Katanya, dan Libur telah tiba. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

Jakarta (ANTARA) - Artis Tasya Kamila membagikan kiat mengajarkan matematika kepada anak sejak usia dini, termasuk di antaranya menyesuaikan pembelajaran dengan tahapan perkembangan anak dan memberikan stimulasi yang tepat kepada anak.

"Ketika mengajarkan matematika, saya memulai dengan konsep dasar seperti membedakan mana yang lebih banyak, lebih sedikit, lebih besar, atau lebih kecil," kata Tasya sebagaimana dikutip dalam siaran pers Putera Sampoerna Foundation di Jakarta, Rabu.

Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, ia menjelaskan, anak dapat mulai diajari berhitung mulai dari 1 hingga 20 dan kemudian secara bertahap ditingkatkan sampai 100.

Menurut dia, pengenalan simbol angka satu sampai 10 serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa dilakukan sejak dini.

Baca juga: Kenali tanda-tanda anak sudah siap jalani 'toilet training'

Baca juga: Kenali genala penyebab dan penanganan dini hernia inguinal anak

Baca juga: Awas! Mendengkur jadi sinyal bahaya anak alami gangguan tidur


Tasya mulai melatih fungsi motorik halus anaknya pada usia 3,5 tahun, antara lain dengan mengajari anak menulis.

Artis yang semasa kecil memopulerkan lagu "Aku Anak Gembala" itu mengatakan, latihan semacam itu bisa membantu ketika anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Tasya berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan kesukaan sang anak agar kegiatan belajar dirasa menyenangkan.

Karena anaknya suka kipas angin, ia menggunakan kipas angin sebagai alat pendukung untuk mengajarkan konsep matematika sederhana kepada sang anak.

"Ketika jumlahnya lebih dari 20 dan tidak bisa dihitung dengan jari, saya ajarkan konsep mendata dengan membuat daftar. Hal ini juga melatih keterampilan problem solving-nya, misalnya ketika kipas tidak menyala atau berputar lambat, dia belajar mencari tahu penyebabnya," ia menjelaskan.

Dia mengemukakan bahwa anak-anak bisa belajar dari hal-hal yang mereka sukai dan orang tua dapat memberikan stimulasi agar anak bisa belajar dengan senang.

Menurut dia, peran orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat sangat penting dalam upaya mempersiapkan anak sebelum mengikuti pendidikan formal di sekolah.

"Kegiatan sehari-hari bisa menjadi momen belajar yang berarti, terutama jika didukung oleh kehadiran dan perhatian kita sebagai orang tua. Ini menjadi dasar yang penting sebelum anak-anak memasuki pendidikan formal di sekolah, di mana mereka akan mulai bersaing dalam dunia akademis," kata Tasya.