Murung Raya (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Tuti Marheni mengimbau generasi muda di daerah setempat untuk tidak menikah di usia anak atau menikah dini, mengingat dampak jangka panjang yang ditimbulkannya terhadap kesehatan, psikologis, dan sosial.
“Gapailah cita-cita terlebih dahulu demi masa depan yang lebih baik. Tidak harus menjadi ASN, karena banyak pekerjaan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” ujar Tuti Marheni di Puruk Cahu, Rabu (8/1).
Srikandi dari Partai NasDem ini menyampaikan, daripada memilih menikah di usia muda, sebaiknya generasi muda aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga, kesenian, dan kegiatan sosial lainnya yang dapat mengasah keterampilan dan membentuk karakter.
Tuti juga menekankan pentingnya kesiapan fisik dan mental sebelum memutuskan untuk menikah dan membentuk keluarga, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
“Khusus bagi perempuan, harus benar-benar siap secara fisik dan mental untuk menjadi seorang istri dan ibu. Jika belum siap, maka dikhawatirkan akan berdampak pada kondisi kehamilan dan berisiko melahirkan anak dengan kondisi stunting,” jelasnya.
Sementara itu, bagi laki-laki, lanjut dia, diperlukan kesiapan untuk menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, termasuk dalam memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri dan anak.
Ia menambahkan, pernikahan usia dini kerap menimbulkan persoalan karena pasangan belum matang secara emosional, sehingga rawan terjadi konflik rumah tangga dan perceraian.
“Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah pernikahan dini. Mereka harus mampu menilai apakah anaknya telah cukup dewasa secara mental dan fisik untuk menikah atau belum,” tegasnya.
Dengan menghindari pernikahan usia anak, kata Tuti, diharapkan angka stunting di Murung Raya dapat ditekan serta menciptakan generasi muda yang sehat dan unggul dalam menyongsong masa depan.
