Palangka Raya (ANTARA) - Seorang konten kreator asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Saifulah alias Saif Hola, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka setelah video yang dibuat dan disebarkan dirinya, mendapat kecaman dari sejumlah pihak karena dianggap melecehkan Gubernur Kalteng Agustiar Sabran.
Permintaan maaf yang disampaikan oleh pemilik akun media sosial Saif Hola itu usai datang dan melakukan pertemuan dengan sejumlah wartawan dan organisasi masyarakat di sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng di Palangka Raya, Senin.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Konten itu saya buat karena ketidaktahuan saya. Tidak ada niat melecehkan, apalagi membenci. Saya akui itu murni kesalahan saya," ujarnya dengan nada menyesal.
Dia menegaskan bahwa pembuatan video tersebut sama sekali tidak ada niatan untuk menghina atau membenci siapa pun, terkhusus Gubernur Kalteng dan para wartawan. Dirinya pun berjanji akan lebih berhati-hati ke depannya dan akan memproduksi konten yang lebih positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa kebebasan berekspresi di media sosial harus dibarengi dengan etika dan tanggung jawab, terutama jika mengatasnamakan profesi lain demi mencari popularitas," kata Saifulah.
"Saya sekali lagi memohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya akui itu murni kesalahan saya," kata Saif Hola.
Dalam video yang telah beredar dan sempat viral, Saifullah mengaku sebagai wartawan saat membuat konten, namun menggunakan mikrofon bertuliskan nama situs dewasa. Hal ini memicu kemarahan banyak pihak dan dianggap mencemarkan nama baik profesi jurnalis.
Ketua PWI Kalteng M Zainal pun mengecam keras aksi tersebut dan menilai bahwa tindakan itu mencederai integritas profesi wartawan.
“Kalau dia wartawan, pasti tahu etika. Ini jelas bukan wartawan, hanya mengaku-ngaku. Dan kami minta dia minta maaf secara terbuka, karena sudah merusak citra jurnalis," tegas Zainal.
Senada, Ketua Dewan Kehormatan PWI Kalteng, Sadagori Henoch Binti, juga menyampaikan keberatan keras terhadap perilaku Sysaifullah. Ia menilai tindakan tersebut mencoreng nama baik wartawan yang selama ini bekerja secara profesional.
"Wartawan bukan untuk mempermalukan siapa pun. Tindakan ini mencoreng nama baik wartawan yang selama ini bekerja secara profesional dan beretika," kata Pria yang akrab disapa Ririn Binti ini.
Baca juga: Bawa semangat Kartini, peragaan busana beri ruang berekspresi bagi perempuan
Baca juga: Gubernur resmikan Balai Induk Kaharingan Garing Nganderang
Baca juga: Gubernur Kalteng siap hadiri Muspimwil dan canangkan program Satu Rumah Satu Sarjana