Palangka Raya (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Ridho Haikal, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional, dalam ajang Lomba Video Kreatif yang diselenggarakan oleh HIMAPSOS FISIP Universitas Mulawarman dalam acara Pentas Rakyat 2025.
"Saya meraih juara 2 nasional. Ini membuktikan bahwa kreativitas dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan," kata Ridho di Palangka Raya, Selasa.
Pada lomba itu dia mengangkat subtema yang cukup berat yakni illegal mining atau penambangan ilegal, yang merupakan bagian dari isu perhutanan sosial, video berdurasi kurang dari lima menit ini hadir sebagai media perlawanan kreatif yang menyuarakan keresahan masyarakat lokal.
“Banyak suara masyarakat yang terdampak secara ekologis dan sosial, tapi jarang terdengar. Video ini adalah cara kami menyampaikan keresahan itu, lewat medium yang lebih emosional dan visual,” ungkap Ridho.
Menariknya, seluruh proses produksi, mulai dari penyusunan naskah, pengambilan gambar, hingga proses editing, hanya memakan waktu dua hari.
Semua proses tersebut dikerjakan secara mandiri.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam proses pembuatan video ini adalah bagaimana menyampaikan isu serius dengan cara yang padat, tidak menggurui, tapi tetap mengena secara emosi dan tidak menyinggung pihak manapun.
“Buat saya, ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah validasi bahwa isu yang kami angkat memang layak untuk didengar. Ini adalah bukti bahwa mahasiswa bisa menggabungkan teori, empati, dan teknologi menjadi karya yang berdampak,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kreativitas dan teknologi dalam dunia pendidikan. Kreativitas menjadi jembatan antara ilmu dan masyarakat, sementara teknologi adalah alat untuk memperluas jangkauan pesan itu.
Tak berhenti di sini, ia berencana untuk terus memproduksi video bertema edukatif di berbagai bidang, sebagai bentuk aksi kecil untuk perubahan sosial.
Saat ini, ia tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba selanjutnya yang mengangkat tema halal value chain.
Di akhir wawancara, ia memberikan pesan penuh semangat untuk mahasiswa lain yang ingin mencoba peruntungan di lomba serupa.
“Jangan ragu menyuarakan hal yang menurutmu penting, walaupun itu tidak populer. Jangan takut juga untuk mulai dari alat yang sederhana. Yang terpenting adalah niat dan kejujuran dalam berkarya. Gunakan kamera sebagai alat perjuangan, bukan sekadar konten,” tutupnya.