DLH Katingan ingatkan masyarakat waspadai potensi banjir

id dlh,katingan,kasongan,kalteng

DLH Katingan ingatkan masyarakat waspadai potensi banjir

Kepala DLH Katingan, Yobie Sandra. (ANTARA/Naslee)

Kasongan (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengingatkan masyarakat setempat dan instansi terkait di daerah itu untuk mewaspadai potensi banjir pada saat puncak musim hujan pada November-Desember 2025.

"Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2025 yang berpotensi menimbulkan banjir," kata Kepala DLH Katingan, Yobie Sandra di Kasongan, Sabtu.

Dia mengatakan, musim kemarau 2025 berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni hanya empat bulan dari Juni hingga September.

“Puncak kemarau terjadi pada Agustus. Pada bulan Juli terpantau 116 titik hotspot, Agustus turun menjadi 44 titik, dan awal September hanya tersisa 10 titik,” jelasnya.

Dia menambahkan, sejak pertengahan September sebagian besar wilayah Katingan sudah mulai memasuki musim penghujan.

"Data menunjukkan curah hujan September mencapai 272 mm, meningkat tajam dibanding Agustus yang hanya 115 mm.

Berdasarkan prakiraan cuaca, intensitas hujan diperkirakan cenderung meningkat," katanya.

Baca juga: Wabup Katingan-AGSI Kalteng bahas penguatan kurikulum sejarah lokal

Pada akhir September curah hujan diprediksi berada di kisaran 200–300 mm/bulan, sementara Oktober bisa naik hingga 300–400 mm/bulan dengan intensitas ringan hingga tinggi.

“Musim hujan tahun ini diperkirakan berlangsung lebih panjang, mulai akhir September hingga Februari 2025,” jelasnya.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Noga Yetra, menambahkan DLH juga menyoroti risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan air, dan tanah longsor, termasuk dampak sekunder berupa meningkatnya penyakit diare maupun Demam Berdarah Dengue (DBD).

Selain tingginya curah hujan, potensi banjir juga dipicu kondisi sungai yang semakin dangkal akibat sedimentasi tahunan.

“Aliran air dari hulu ke hilir terhambat, sehingga air meluap dan menggenang lebih lama, terutama di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan bagian tengah dan hilir,” kata Yobie.

Dia menegaskan perlunya kesiapsiagaan lintas sektor, khususnya instansi yang menangani kebencanaan, agar dampak cuaca ekstrem bisa diminimalisasi sejak dini.

Baca juga: Polres Katingan siapkan rute alternatif pengguna jalan transkalimantan

Baca juga: Satlinmas Sanaman Mantikei tingkatkan kemampuan pengamanan lingkungan

Baca juga: Plt Kadisdik: Pemprov beri dukungan penuh Sekolah Garuda di Kalteng


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.