Sampit (ANTARA) - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyatakan keprihatinannya atas perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi sektor pariwisata yang dianggap masih jauh dari harapan.
“Saat ini, belum ada yang mendongkrak PAD yang signifikan untuk pariwisata di Kotim disebabkan belum mampu menyiapkan wisata yang bagus untuk minat pengunjung,” kata Sekretaris Komisi III DPRD Kotim Langkap di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan dalam rapat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 antara Komisi III DPRD Kotim dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim selaku mitra kerja.
Pihaknya menilai potensi besar daerah belum dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan pemasukan kas daerah. Ia pun menegaskan bahwa perlunya inovasi untuk menekan kebocoran pendapatan dan mencapai peningkatan PAD yang substansial.
Sementara, menurutnya Kotim memiliki beragam potensi, mulai dari Wisata Pantai Ujung Pandaran, Ikon Patung Jelawat, Wisata Susur Sungai Mentaya, Terowongan Nur Mentaya, hingga destinasi minat khusus lainnya.
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemanfaatan perdagangan karbon untuk tambah PAD
Oleh karena itu, Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra ini) mendesak Pemerintah Kabupaten Kotim untuk segera menyusun strategi agar potensi yang sudah ada bisa dioptimalkan demi mendongkrak PAD.
“Jadi saat ini kita berfokus pada peningkatan PAD dengan memanfaatkan wisata yang ada,” sebutnya.
Selain itu, Langkap juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam pengembangan pariwisata. Ia meminta Dinas terkait untuk lebih serius dalam memberdayakan dan memberi ruang bagi potensi ekonomi kreatif (Ekraf).
DPRD Kotim berharap kolaborasi antara pelaku Ekraf lokal dan pemerintah dapat terjalin secara konkret, sehingga menciptakan sinergi yang tidak hanya meningkatkan daya tarik pariwisata, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi daerah.
“Pemerintah harus memberikan ruang seluas-luasnya bagi anak-anak muda untuk menunjukkan kreativitas mereka. Pembangunan Ekraf harus selalu melibatkan pemuda dan mengedepankan kearifan lokal untuk memberdayakan masyarakat di sekitar objek wisata,” demikian Langkap.
Baca juga: Disbudpar Kotim promosikan Museum Kayu lewat komunitas olahraga
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab segera bersihkan drainase cegah banjir
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab tegakkan Perda Pencegahan Narkoba
