Sampit (Antara Kalteng) - Jamaah calon haji asal Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengeluhkan pelayanan transportasi di Mekkah yang kurang memadai sehingga menyulitkan jamaah hendak ke Masjidil Haram.
"Bus yang disiapkan tidak mencukupi sampai ada yang tertinggal dan harus menunggu lama. Kalau memaksa masuk pun harus berdiri dan tentu membuat tidak nyaman," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur, Samsudin di Sampit, Rabu.
Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur setiap hari berkoordinasi dengan petugas haji untuk memantau perkembangan kondisi jemaah calon haji asal Kotawaringin Timur. Masalah kurang memadainya sarana transportasi itu disampaikan calon haji kepada petugas haji.
Akibat kurang memadainya sarana transportasi, membuat sebagian calon haji mengeluarkan biaya sendiri untuk menggunakan taksi. Tidak sedikit pula yang akhirnya memilih shalat di musala masjid.
Masalah ini sudah disampaikan kepada petugas yang menangani transportasi. Samsudin berharap keluhan jemaah calon haji bisa direspons dengan baik sesuai harapan agar tidak sampai mengganggu kelancaran jemaah menjalankan ibadah haji.
"Jemaah asal Kotawaringin Timur mendapat pemondokan di Maktab 70 Ajiziah. Jaraknya antara empat sampai tujuh kilometer dari Masjidil Haram. Kalau harus berjalan kali empat kilometer setiap hendal shalat lima waktu, cukup menguras fisik jemaah kita," kata Samsudin.
Selain masalah transportasi, jemaah calon haji juga mengeluhkan gangguan jaringan telekomunikasi. Mereka cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga di tanah air.
Sementara itu, hingga saat ini kondisi jemaah calon haji asal Kotawaringin Timur dalam keadaan sehat. Beberapa orang sempat kelelahan saat baru tiba di Mekkah, namun kini kondisinya sudah membaik.
Calon haji asal Kotawaringin Timur berjumlah 183 orang, terdiri 77 laki-laki dan 106 perempuan. Mereka tergabung dalam kelompok terbang 11, bergabung dengan calon haji dari lima kabupaten lainnya.
Tahun ini biaya naik haji sebesar Rp37.884.000 per orang. Hingga saat ini daftar tunggu calon haji di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 3.497 orang atau baru habis diberangkatkan selama 18 tahun.
"Bus yang disiapkan tidak mencukupi sampai ada yang tertinggal dan harus menunggu lama. Kalau memaksa masuk pun harus berdiri dan tentu membuat tidak nyaman," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur, Samsudin di Sampit, Rabu.
Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur setiap hari berkoordinasi dengan petugas haji untuk memantau perkembangan kondisi jemaah calon haji asal Kotawaringin Timur. Masalah kurang memadainya sarana transportasi itu disampaikan calon haji kepada petugas haji.
Akibat kurang memadainya sarana transportasi, membuat sebagian calon haji mengeluarkan biaya sendiri untuk menggunakan taksi. Tidak sedikit pula yang akhirnya memilih shalat di musala masjid.
Masalah ini sudah disampaikan kepada petugas yang menangani transportasi. Samsudin berharap keluhan jemaah calon haji bisa direspons dengan baik sesuai harapan agar tidak sampai mengganggu kelancaran jemaah menjalankan ibadah haji.
"Jemaah asal Kotawaringin Timur mendapat pemondokan di Maktab 70 Ajiziah. Jaraknya antara empat sampai tujuh kilometer dari Masjidil Haram. Kalau harus berjalan kali empat kilometer setiap hendal shalat lima waktu, cukup menguras fisik jemaah kita," kata Samsudin.
Selain masalah transportasi, jemaah calon haji juga mengeluhkan gangguan jaringan telekomunikasi. Mereka cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga di tanah air.
Sementara itu, hingga saat ini kondisi jemaah calon haji asal Kotawaringin Timur dalam keadaan sehat. Beberapa orang sempat kelelahan saat baru tiba di Mekkah, namun kini kondisinya sudah membaik.
Calon haji asal Kotawaringin Timur berjumlah 183 orang, terdiri 77 laki-laki dan 106 perempuan. Mereka tergabung dalam kelompok terbang 11, bergabung dengan calon haji dari lima kabupaten lainnya.
Tahun ini biaya naik haji sebesar Rp37.884.000 per orang. Hingga saat ini daftar tunggu calon haji di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 3.497 orang atau baru habis diberangkatkan selama 18 tahun.