Sampit (ANTARA) - Memanfaatkan nuansa pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang masih kental, Raudhatul Athfal (RA) Melati Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar metode pembelajaran yang berbeda untuk memperkenalkan arti pemilu sejak dini.
"Alhamdulillah, hari ini kami melaksanakan simulasi pemungutan suara yang tujuannya untuk memperkenalkan kepada anak-anak seperti apa pemilu dan seperti apa pemungutan suara itu," kata Guru RA Melati Sampit Dessy Wardani di Sampit, Jumat.
Sekolah setingkat Taman Kanak-kanak (TK) ini memperkenalkan arti pemilihan umum kepada anak-anak didiknya dengan menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara.
Ruang aula di sekolah yang beralamat di Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu disulap layaknya lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), lengkap dengan surat suara mainan, bilik, dan kotak suara.
Anak-anak tak hanya dilibatkan sebagai pemilih, tetapi juga berperan menjadi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk melatih kepekaan, konsentrasi dan interaksi sosial mereka.
Dessy menyebutkan, ada tiga jenis pemilihan yang dilaksanakan pada simulasi ini yang terinspirasi dari Pilpres dan Pilkada 2024, yakni pemilihan presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil gubernur serta bupati dan wakil bupati.
"Kami sengaja mengambil tiga jenis pemilihan ini supaya kesan dan pesan yang disampaikan pada anak-anak sesuai dengan realita yang ada. Khususnya, untuk pemilihan presiden dimana anak-anak sudah cukup familiar dengan Presiden kita saat ini," tuturnya.
Ia melanjutkan, melalui kegiatan ini anak-anak diharapkan tidak hanya mengerti terkait prosedur pemilihan umum tetapi juga makna demokrasi. Oleh sebab itu, saat simulasi para guru membiarkan anak-anak memilih sesuai keinginan masing-masing, sehingga mereka bisa lebih menghargai pilihan tanpa dibantu orang lain.
Pendidikan demokrasi sejak dini penting karena dapat membantu generasi muda untuk mengembangkan nilai-nilai demokrasi, seperti kesetaraan, keadilan, kebebasan, tanggung jawab, toleransi, dan partisipasi.
Baca juga: Bupati Kotim: HUT Korpri, HGN dan PGRI momentum perkokoh dedikasi
"Dengan pendidikan sejak ini seperti ini diharapkan kedepannya mereka bisa menjadi pemilih yang cerdas dan agen perubahan yang aktif dalam membangun bangsa," pungkasnya.
Kegiatan yang digelar RA Melati Sampit ini pun mendapat respons positif dari orang tua peserta didik. Salah satunya, Diana yang mengapresiasi upaya RA Melati Sampit untuk memberikan pendidikan tentang pemilu maupun demokrasi pada anak-anak.
Menurutnya, melalui kegiatan seperti ini bisa menanamkan kepedulian dan mengembangkan rasa memiliki terhadap negara, sehingga kelak mereka merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
"Dengan memahami nilai demokrasi juga diharapkan anak-anak kelak bisa menjaga kondusifitas dan kerukunan masyarakat di tengah pelaksanaan pemilihan umum," demikian Diana.
Baca juga: Banjir mulai merendam sebagian wilayah Kotim
Baca juga: Bawaslu Kotim tak temukan indikasi PSU di Pilkada 2024
Baca juga: Polda Kalteng pastikan Pilkada di Kotim berlangsung aman dan lancar