Pentingnya pengaturan sarapan untuk jaga kesehatan

id makanan,sarapan,kalteng,kalimantan tengah,palangka raya

Pentingnya pengaturan sarapan untuk jaga kesehatan

Sejumlah pelajar memperlihatkan nasi goreng dengan sayur saat edukasi sarapan sehat anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (17/12/2024). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.

Jakarta (ANTARA) - Penelitian yang hasilnya dipublikasikan di The Journal of Nutrition, Health, and Aging menunjukkan pentingnya pengaturan porsi dan kualitas nutrisi sarapan untuk menjaga kesehatan tubuh seiring dengan bertambahnya usia.

Dalam riset tersebut, peneliti Spanyol meneliti bagaimana kandungan kalori dan kualitas nutrisi sarapan memengaruhi kesehatan kardiovaskular jangka panjang dan menyoroti pentingnya kebiasaan sarapan yang sehat.

Menurut siaran Hindustan Times pada Rabu (1/1), penelitian itu melibatkan 383 orang dewasa berusia 55 sampai 75 tahun yang mengalami sindrom metabolik.

Para peneliti melacak kebiasaan sarapan dan indikator kesehatan mereka selama tiga tahun.

Kualitas sarapan peserta studi dinilai menggunakan Meal Balance Index, penilaian makanan berdasarkan sembilan komponen nutrisi utama seperti protein, lemak, serat, kalium, kalsium, dan zat besi.

Baca juga: Berikut pilihan sarapan sehat bantu kendalikan kadar gula darah

Baca juga: 65 persen anak usia sekolah tak sarapan

Baca juga: Sarapan kaya protein bantu tingkatkan konsentrasi


Indeks ini juga mempertimbangkan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO tentang konsumsi gula tambahan, lemak jenuh, dan natrium.

Hasil penelitian menunjukkan mereka yang mengonsumsi terlalu sedikit (kurang dari 20 persen) atau terlalu banyak (lebih dari 30 persen) kalori harian pada waktu sarapan kondisi kesehatannya lebih buruk dibandingkan mereka yang mengonsumsi 20 sampai 30 persen kalori harian mereka pada pagi hari.

Pada akhir penelitian, kelompok dengan porsi sarapan yang dianggap ideal menunjukkan massa tubuh yang lebih baik dengan lingkar pinggang lebih kecil dan kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan mereka yang punya kebiasaan sarapan ekstrem.

Berdasarkan hasil penelitian, peserta yang mengonsumsi sarapan berkualitas rendah, terlepas dari ukurannya, menunjukkan tren kesehatan yang negatif seperti peningkatan lingkar pinggang, profil lemak darah yang buruk, hingga penurunan fungsi ginjal.

Kalau penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sarapan lebih baik daripada melewatkannya, penelitian yang baru menyoroti pengaruh porsi dan kualitas nutrisi sarapan bagi kesehatan.

Penelitian yang baru merekomendasikan sarapan ideal yang dapat memenuhi 20 sampai 30 persen dari kebutuhan kalori harian.

Selain itu, menurut rekomendasi sarapan hendaknya memiliki kandungan nutrisi seimbang, mencakup biji-bijian utuh, sumber protein tanpa lemak, sumber lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan.

Pengaturan porsi dan nutrisi sarapan dinilai penting untuk mencegah gangguan metabolik dan risiko penyakit kardiovaskular.

"Mempromosikan rutinitas sarapan yang sehat dapat mengurangi risiko sindrom metabolik dan penyakit kronis, sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan," kata Karla-Alejandra Pérez-Vega, peneliti dari Hospital del Mar dan CIBER for Obesity and Nutrition.

Álvaro Hernáez, peneliti di Hospital del Mar Research Institute dan profesor di Universitas Ramon Llull, juga menekankan bahwa porsi dan kualitas nutrisi sarapan yang terkontrol merupakan kunci untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular.