Sampit (ANTARA) - Legislator Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rudianur mengaku sangat setuju dan siap mendukung penuh rencana pemerintah setempat, yang ingin memanfaatkan lahan terbakar sebagai lahan pertanian produktif.

"Kami dari kalangan DPRD siap membantu memperjuangkan agar dananya dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2020 nanti," kata Rudianur di Sampit, Selasa.

Dia pun meminta Dinas Pertanian Kotim, selaku penanggungjawab rencana tersebut, segera membuat usulan anggaran agar dapat di masukan ke dalam APBD 2020. Sebab,  pemanfaatkan lahan bekas terbakar menjadi lahan produktif merupakan salah satu cara tepat mencegah terjadinya kebakaran di musim kemarau dimasa mendatang. 

Anggota DPRD Kotim ini mengatakan Pemkab juga perlu memberikan perhatian serius terkait rencana tersebut, baik dari segi perizinan pemanfaatan lahan maupun anggaran.

"Kami DPRD pasti mendukung dan memperjuangkan rencana itu, berapapun anggaran yang dibutuhkan. Jika tidak mampu dianggarkan sekali dalam APBN, bisa dilakukan secara bertahap," kata Rudianur

Lahan yang terbakar di wilayah Kabupaten Kotim pada musim kemarau 2019 cukup luas, yakni kurang lebih 200 hektare. Dan total luasan lahan yang terbakar tersebut, 100 hektare diantaranya berpotensi dapat dimanfaatkan untuk cetak sawah. Sedangkan sisanya juga dapat dimanfaatkan  sebagai lahan tanaman padi darat dan jenis tanaman lainnya, seperti jagung, kedelai serta sayuran.

Pemanfaatan lahan bekas terbakar diharapkan juga dapat membantu program pemerintah dalam swasembada pangan, yakni beras karena pada tahun ini, tepat pada musim tanam April-September 2019 ada 3.500 hektare tanamam padi di Kotim yang gagal panen karena kekeringan.

Baca juga: Sejumlah parpol sudah kirim nama pengisi jabatan AKD DPRD Kotim

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara membenarkan rencana pemanfaatan lahan berkas terbakar tersebut untuk cetak sawah.

"Ini baru rencana, jika usulan kam disetujui dan dukung anggaran maka akan kami lanjutkan untuk penggarapan. Tujuan dari pemanfaatan lahan tersebut adalah selain untuk mendukung program swasembada pangan juga supaya pada musim kering yang akan datang lagan tersebut tidak terbakar lagi," jelasnya.

Made juga membenarkan jika pada musim tanam Asep 2019 ada seluas 3.500 hektare tanaman padi yang gagal panen karena kekeringan. Namun kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian yang besar terhadap petani, sebab tanaman padi petani tersebut telah diasuransikan.


Baca juga: Anggaran pilkades serentak Kotim kurang Rp3 miliar

Baca juga: Kotim terimbas positif jika Kalteng jadi ibu kota negara

Pewarta : Untung Setiawan
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024