Sampit (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah tetap siaga kebakaran meski dua hari terakhir hujan hampir merata mengguyur daerah ini.
"Kebakaran sudah mulai berkurang tapi untuk ke depannya kita tetap hati-hati karena di daerah-daerah yang terbakar itu air sudah mulai habis, sudah sulit untuk didapat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Rabu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi kemarau di Kotawaringin Timur sedikit lebih lama dibandingkan tahun lalu. Hal itulah yang menjadi dasar hingga status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan ditetapkan sejak 3 Juli hingga 30 Oktober nanti.
Berdasarkan data, kebakaran lahan dalam dua bulan terakhir sudah menghanguskan lebih dari 200 hektare lahan. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen di antaranya sudah tertangani.
Kebakaran lahan terbanyak terjadi di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Pemadamannya terpaksa dilakukan melalui udara menggunakan dua helikopter pembom air karena lokasi kebakaran sulit dijangkau melalui jalur darat.
Dua helikopter yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut tetap disiagakan di Sampit hingga kondisi benar-benar sudah aman daroli kebakaran hutan dan lahan. Setiap hari pemadaman dengan sistem "water bombing'" atau mengebom air terus dilakukan.
BPBD Kotawaringin Timur membentuk Brigade Penanggulangan Karhutla di setiap kecamatan. Harapannya agar pemadaman kebakaran besar cepat dilakukan oleh pihak kecamatan masing-masing.
BPBD Kotawaringin Timur juga telah menyerahkan bantuan berupa kendaraan roda tiga sebagai operasional serta peralatan pemadam kebakaran untuk 17 kecamatan yang ada di Kotawaringin Timur.
"Kami berusaha semaksimal mungkin memadamkan kebakaran lahan. Kami harapkan tim patroli yang ada di kecamatan desa dan kelurahan itu segera membantu untuk pemadaman sedini mungkin. Begitu ada api dan asap yang kecil, langsung padamkan," tegas Yusuf.
Yusuf mengimbau masyarakat membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Kabut asap yang ditimbulkan membawa dampak buruk bagi masyarakat pada bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
"Kebakaran sudah mulai berkurang tapi untuk ke depannya kita tetap hati-hati karena di daerah-daerah yang terbakar itu air sudah mulai habis, sudah sulit untuk didapat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Rabu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi kemarau di Kotawaringin Timur sedikit lebih lama dibandingkan tahun lalu. Hal itulah yang menjadi dasar hingga status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan ditetapkan sejak 3 Juli hingga 30 Oktober nanti.
Berdasarkan data, kebakaran lahan dalam dua bulan terakhir sudah menghanguskan lebih dari 200 hektare lahan. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen di antaranya sudah tertangani.
Kebakaran lahan terbanyak terjadi di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Pemadamannya terpaksa dilakukan melalui udara menggunakan dua helikopter pembom air karena lokasi kebakaran sulit dijangkau melalui jalur darat.
Dua helikopter yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut tetap disiagakan di Sampit hingga kondisi benar-benar sudah aman daroli kebakaran hutan dan lahan. Setiap hari pemadaman dengan sistem "water bombing'" atau mengebom air terus dilakukan.
BPBD Kotawaringin Timur membentuk Brigade Penanggulangan Karhutla di setiap kecamatan. Harapannya agar pemadaman kebakaran besar cepat dilakukan oleh pihak kecamatan masing-masing.
BPBD Kotawaringin Timur juga telah menyerahkan bantuan berupa kendaraan roda tiga sebagai operasional serta peralatan pemadam kebakaran untuk 17 kecamatan yang ada di Kotawaringin Timur.
"Kami berusaha semaksimal mungkin memadamkan kebakaran lahan. Kami harapkan tim patroli yang ada di kecamatan desa dan kelurahan itu segera membantu untuk pemadaman sedini mungkin. Begitu ada api dan asap yang kecil, langsung padamkan," tegas Yusuf.
Yusuf mengimbau masyarakat membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Kabut asap yang ditimbulkan membawa dampak buruk bagi masyarakat pada bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.