Sampit (ANTARA) - Kebakaran lahan mulai terjadi di sekitar Bandara H Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dan dirasakan mulai mengganggu aktivitas penerbangan.

"Sangat mengganggu.Tapi hari ini belum ada (delay di Sampit). 
Delay yang terjadi hari ini karena keberangkatan pesawat dari lokasi asalnya," kata Kepala Bandara H Asan Sampit Havandi Gusli di Sampit, Rabu siang.

Pantauan pada Rabu pagi hingga siang, petugas gabungan berjibaku memadamkan dua titik kebakaran lahan di sekitar bandara. Satu lokasi kebakaran berada di Jalan Tjilik Riwut sekitar Bundaran Adipura dan satu lokasi lainnya tepat berada di sisi landasan pacu bandara.

Kebakaran lahan di Jalan Tjilik Riwut cukup besar dan dekat dengan permukiman. Warga bersama petugas bahu membahu memadamkan kebakaran lahan yang menimbulkan asap tebal di lokasi yang terbilang tidak jauh dari Bandara H Asan.

Kebakaran lahan di sekitar bandara terjadi di luar pagar bandara, namun karena lokasinya sangat dekat dengan landasan pacu maka petugas berupaya keras memadamkan kebakaran itu.

Mobil pemadam kebakaran dari Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur dibantu dua mobil pemadam kebakaran milik bandara, dikerahkan memadamkan api di lahan gambut tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur H Muhammad Yusuf yang berada di lokasi mengatakan, titik api dilaporkan mulai terlihat pada Senin lalu. Namun saat itu personel sedang kewalahan memadamkan kebakaran lahan di sejumlah lokasi di kawasan kota Sampit.

"Angin kencang sehingga tadi malam kebakaran lahan makin dekat dengan pagar bandara.
Daerah sini memang rawan kebakaran lahan.Tadinya helikopter water bombing mau diarahkan ke Kabupaten Seruyan tapi karena di sini membutuhkan maka dua-duanya difokuskan di sini," kata Yusuf.

Yusuf menyebutkan, luas lahan terbakar di sekitar bandara diperkirakan 10 hektare. Sumber air makin kering sehingga pemadaman mengandalkan suplai menggunakan mobil tangki.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan gabungan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk membantu suplai air menggunakan truk tangki yang biasanya digunakan mengangkut minyak kelapa sawit. Usulan penambahan selang juga sudah disampaikan kepada pemerintah provinsi agar upaya pemadaman lebih maksimal.

"Kami sudah kewalahan karena makin banyak permintaan masyarakat karena kebakaran lahan banyak yang terjadi dekat permukiman. Titik panas sudah di atas 100 semua," demikian Yusuf.

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024