Sampit (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah akan meningkatkan sosialisasi menjelang pemilu kepala daerah 23 September 2020 untuk mendorong peningkatan partisipasi pemilih.
"Kami akan membantu sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Perlu peran serta kita untuk menyukseskan pilkada ini," kata Kepala Bidang Politik dan Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kotawaringin Timur Kaston Simanjuntak di Sampit, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Kaston saat mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kegiatan ini dihadiri perwakilan satuan organisasi perangkat daerah, lurah, kepala desa dan tokoh masyarakat.
Menurut Kaston, sosialisasi perlu digencarkan agar masyarakat semakin paham tentang pentingnya menggunakan hak pilih. Pemerintah daerah bertanggungjawab, terlebih pilkada merupakan agenda politik untuk memilih pemimpin daerah.
Pilkada 23 September 2020 akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur. Partisipasi pemilih sangat menentukan untuk memilih pemimpin terbaik dan berkualitas.
Menurut Kaston, meningkatkan partisipasi pemilih bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara. Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat ikut bertanggung jawab menyukseskan agenda politik lima tahunan ini.
Baca juga: Peserta CPNS Kotim terkendala karena tidak teliti
"Melalui sosialisasi, kita beri pemahaman kepada masyarakat tentang hak dan tanggung jawab dalam politik. Kalau informasi sampai dengan baik kepada masyarakat, partisipasi pemilih diharapkan akan meningkat signifikan," harap Kaston.
Sementara itu, berdasarkan data KPU Kotawaringin Timur, saat pilkada 2015 lalu partisipasi pemilih di kabupaten ini sangat rendah. Partisipasi pemilih pemilihan bupati dan wakil bupati hanya 50,9 persen, sedangkan pemilih pemilihan gubernur dan wakil gubernur hanya 47 persen.
Saat pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019, partisipasi pemilih cukup tinggi yaitu 77 persen. Tingginya partisipasi pemilih ini diharapkan bisa dipertahankan.
Rendahnya partisipasi pemilih saat pemilu kepala daerah 2015, tidak terulang. Apalagi, KPU Pusat menargetkan partisipasi pemilih pada pilkada 2020 nanti minimal 77,5 persen. Dibutuhkan kerja keras untuk mencapai target tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemkab fokus tingkatkan SDM
Baca juga: Alokasi dana kelurahan di Kotim naik signifikan
"Kami akan membantu sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Perlu peran serta kita untuk menyukseskan pilkada ini," kata Kepala Bidang Politik dan Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kotawaringin Timur Kaston Simanjuntak di Sampit, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Kaston saat mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kegiatan ini dihadiri perwakilan satuan organisasi perangkat daerah, lurah, kepala desa dan tokoh masyarakat.
Menurut Kaston, sosialisasi perlu digencarkan agar masyarakat semakin paham tentang pentingnya menggunakan hak pilih. Pemerintah daerah bertanggungjawab, terlebih pilkada merupakan agenda politik untuk memilih pemimpin daerah.
Pilkada 23 September 2020 akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur. Partisipasi pemilih sangat menentukan untuk memilih pemimpin terbaik dan berkualitas.
Menurut Kaston, meningkatkan partisipasi pemilih bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara. Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat ikut bertanggung jawab menyukseskan agenda politik lima tahunan ini.
Baca juga: Peserta CPNS Kotim terkendala karena tidak teliti
"Melalui sosialisasi, kita beri pemahaman kepada masyarakat tentang hak dan tanggung jawab dalam politik. Kalau informasi sampai dengan baik kepada masyarakat, partisipasi pemilih diharapkan akan meningkat signifikan," harap Kaston.
Sementara itu, berdasarkan data KPU Kotawaringin Timur, saat pilkada 2015 lalu partisipasi pemilih di kabupaten ini sangat rendah. Partisipasi pemilih pemilihan bupati dan wakil bupati hanya 50,9 persen, sedangkan pemilih pemilihan gubernur dan wakil gubernur hanya 47 persen.
Saat pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden 17 April 2019, partisipasi pemilih cukup tinggi yaitu 77 persen. Tingginya partisipasi pemilih ini diharapkan bisa dipertahankan.
Rendahnya partisipasi pemilih saat pemilu kepala daerah 2015, tidak terulang. Apalagi, KPU Pusat menargetkan partisipasi pemilih pada pilkada 2020 nanti minimal 77,5 persen. Dibutuhkan kerja keras untuk mencapai target tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemkab fokus tingkatkan SDM
Baca juga: Alokasi dana kelurahan di Kotim naik signifikan