Sampit (ANTARA) - Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Juliansyah meminta seluruh desa mengoptimalkan keberadaan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes untuk membantu masyarakat di desa masing-masing.
"BUMDes sangat strategis dan potensial kalau dikelola dengan benar. Selain membantu pendapatan asli desa, tujuan utama BUMDes adalah membantu masyarakat sesuai bidang usaha yang dijalankan," kata Juliansyah di Sampit, Sabtu.
Saat melaksanakan reses perorangan di daerah pemilihan 5 yang meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai, Juliansyah juga memantau keberadaan BUMDes di sejumlah desa.
Ada BUMDes yang sudah berjalan baik, ada pula yang perlu perhatian pemerintah daerah. BUMDes yang kurang aktif bahkan tidak aktif, perlu dievaluasi dan dibantu pembinaannya oleh lintas sektor pemerintah daerah.
Politisi yang merupakan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini menilai, sangat disayangkan jika desa tidak mengoptimalkan keberadaan BUMDes. Melalui BUMDes, pemerintah desa bisa membantu memudahkan usaha masyarakat, misalnya di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya.
BUMDes akan memberikan manfaat besar jika keberadaannya tidak hanya memikirkan keuntungan, tetapi juga membantu memperlancar usaha masyarakat. Dengan begitu, BUMDes juga turut mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.
Saat ini sudah banyak BUMDes di Kotawaringin Timur yang sukses dan mandiri, bahkan menjadi percontohan bagi daerah lain. Juliansyah berhadap ada transfer pengetahuan agar secara bertahap seluruh BUMDes di kabupaten ini juga bisa mandiri dan maju.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kotim turunkan tiga tim pasca keracunan massal
"Harus ada evaluasi untuk melihat mana BUMDes yang kondisinya aktif, tidak aktif serta sehat dan tidak sehat. Bagi BUMDes yang tidak aktif atau tidak sehat, pemerintah daerah harus mengevaluasi untuk mengetahui penyebabnya, kemudian dilakukan pendampingan agar kondisinya membaik," harap Juliansyah.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterima Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kotawaringin Timur dari Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa per Januari 2020, tercatat ada 149 desa sudah membentuk BUMDes, sedangkan 19 desa lainnya belum membentuk BUMDes. Dari 149 BUMDes yang sudah terbentuk, 73 BUMDes tidak beroperasi.
Bidang usaha yang dijalankan BUMDes sangat beragam, seperti meubel, pengelola pasar desa, kios desa, simpan pinjam, penjualan alat tulis kantor, air minum isi ulang, jasa transportasi, perikanan, pertanian, sembako, jual beli sawit, penjualan gas elpiji, pengadaan barang dan jasa, listrik desa, internet desa, bengkel, pencucian kendaraan dan lainnya.
Kendala yang banyak dihadapi umumnya terkait sumber daya manusia yang terbatas, pemilihan jenis usaha tidak tepat dan kurangnya jiwa wirausaha. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pembinaan dengan melalui pelatihan dan lainnya.
Baca juga: Supian Hadi mengaku tetap fokus menjalankan tugas
Baca juga: Ini kesepakatan politik tiga petinggi Pemkab Kotim menyikapi pilkada
"BUMDes sangat strategis dan potensial kalau dikelola dengan benar. Selain membantu pendapatan asli desa, tujuan utama BUMDes adalah membantu masyarakat sesuai bidang usaha yang dijalankan," kata Juliansyah di Sampit, Sabtu.
Saat melaksanakan reses perorangan di daerah pemilihan 5 yang meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai, Juliansyah juga memantau keberadaan BUMDes di sejumlah desa.
Ada BUMDes yang sudah berjalan baik, ada pula yang perlu perhatian pemerintah daerah. BUMDes yang kurang aktif bahkan tidak aktif, perlu dievaluasi dan dibantu pembinaannya oleh lintas sektor pemerintah daerah.
Politisi yang merupakan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini menilai, sangat disayangkan jika desa tidak mengoptimalkan keberadaan BUMDes. Melalui BUMDes, pemerintah desa bisa membantu memudahkan usaha masyarakat, misalnya di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya.
BUMDes akan memberikan manfaat besar jika keberadaannya tidak hanya memikirkan keuntungan, tetapi juga membantu memperlancar usaha masyarakat. Dengan begitu, BUMDes juga turut mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.
Saat ini sudah banyak BUMDes di Kotawaringin Timur yang sukses dan mandiri, bahkan menjadi percontohan bagi daerah lain. Juliansyah berhadap ada transfer pengetahuan agar secara bertahap seluruh BUMDes di kabupaten ini juga bisa mandiri dan maju.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kotim turunkan tiga tim pasca keracunan massal
"Harus ada evaluasi untuk melihat mana BUMDes yang kondisinya aktif, tidak aktif serta sehat dan tidak sehat. Bagi BUMDes yang tidak aktif atau tidak sehat, pemerintah daerah harus mengevaluasi untuk mengetahui penyebabnya, kemudian dilakukan pendampingan agar kondisinya membaik," harap Juliansyah.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterima Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kotawaringin Timur dari Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa per Januari 2020, tercatat ada 149 desa sudah membentuk BUMDes, sedangkan 19 desa lainnya belum membentuk BUMDes. Dari 149 BUMDes yang sudah terbentuk, 73 BUMDes tidak beroperasi.
Bidang usaha yang dijalankan BUMDes sangat beragam, seperti meubel, pengelola pasar desa, kios desa, simpan pinjam, penjualan alat tulis kantor, air minum isi ulang, jasa transportasi, perikanan, pertanian, sembako, jual beli sawit, penjualan gas elpiji, pengadaan barang dan jasa, listrik desa, internet desa, bengkel, pencucian kendaraan dan lainnya.
Kendala yang banyak dihadapi umumnya terkait sumber daya manusia yang terbatas, pemilihan jenis usaha tidak tepat dan kurangnya jiwa wirausaha. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pembinaan dengan melalui pelatihan dan lainnya.
Baca juga: Supian Hadi mengaku tetap fokus menjalankan tugas
Baca juga: Ini kesepakatan politik tiga petinggi Pemkab Kotim menyikapi pilkada