Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah HM Taufiq Mukri mengapresiasi kinerja Dinas Pertanian yang menurutnya cepat menanggapi keluhan masyarakat terkait masalah yang terjadi di lapangan.
"Ada laporan masyarakat melalui media sosial bahwa ada serangan belalang dan hama pengerek batang di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Saya tanya ke Dinas Pertanian, ternyata mereka sudah bergerak menangani di lapangan," kata Taufiq di Sampit, Senin.
Taufiq mengatakan, sektor pertanian menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah. Sektor ini dinilai mempunyai potensi besar untuk mendukung perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah terus berupaya membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian. Bantuan seperti bibit, pupuk dan alat produksi pertanian, hingga peningkatan sumber daya manusia petani, terus ditingkatkan.
Kendala-kendala yang terjadi dan dihadapi petani harus ditanggapi dan dicarikan solusinya secara cepat. Terlebih jika ada serangan penyakit terhadap tanaman maka harus ditanggapi dengan cepat agar tidak sampai meluas sehingga kerugian yang diderita petani juga tidak semakin besar.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah menetapkan kawasan selatan menjadi kawasan pertanian. Kawasan ini meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Baca juga: Banjir rendam 17 rumah di Desa Sungai Ubar
Keluhan serangan hama penyakit belum lama ini juga berasal dari kawasan ini. Untuk itulah penanganan harus dilakukan dengan cepat agar tidak sampai mengancam produksi pertanian yang bisa berpengaruh terhadap ketahanan pangan daerah.
"Informasi Dinas Pertanian, serangan hama sudah mereka tangani dengan pemberian racun hama tanaman. Penanganan dilakukan mulai dari wilayah Bagendang sampai Teluk Sampit," kata Taufiq.
Taufiq yakin sektor pertanian masih bisa diandalkan untuk menopang perekonomian masyarakat dan daerah. Untuk itulah pemerintah daerah terus berusaha membantu petani meningkatkan produksi pertanian.
Terus bertambahnya jumlah penduduk menjadi peluang besar karena berarti permintaan terhadap pangan juga semakin meningkat. Masyarakat diimbau tidak menjual atau mengalihfungsikan lahan pertanian pangan produktif untuk kegiatan lain.
Baca juga: Ketua Komisi I dukung Pemkab Kotim tingkatkan sarana diklat kepegawaian
Baca juga: Usulan pembangunan Kotim perlu biaya Rp8,2 triliun
Baca juga: Satu dari dua korban tenggelam di Kotim berhasil ditemukan