Palangka Raya (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah mengusulkan tiga rekomendasi yang perlu diperhatikan dan dilakukan pemerintah setempat, sebagai upaya mempertahankan roda perekonomian di masa pandemi virus corona atau COVID-19.
Rekomendasinya adalah menjaga pasokan dan permintaan, memberdayakan Usaha mikro kecil menengah (UMKMM) serta memberikan insentif kepada masyarakat maupun pelaku usaha, kata Kepala BI Kalteng Rihando melalui rilis di Palangka Raya, Selasa.
"Untuk menjaga pasokan dan permintaan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi atau market place," ucapnya.
Teknologi atau market place tersebut, lanjut dia, dapat digunakan sebagai perantara Pedagang Pasar dengan masyarakat. Dengan begitu, permintaan tetap terbentuk dan memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapatkan sekaligus memilih kebutuhan belanja lewat teknologi.
Rihando mengatakan pemanfaatan teknologi tersebut juga memudahkan pemantauan terhadap pasokan di pasar besar karena terintegrasi dalam satu platform.
"Pemprov Kalteng pun bisa juga mendorong BUMD atau unit pelaksana teknis (UPT) Pasar untuk mengembangkan platform tersebut," katanya.
Mengenai rekomendasi pemberdayaan UMKM, dapat dilakukan dengan menciptakan permintaan baru. Langkah yang dapat dilakukan dengan menghimbau seluruh aparatur sipil negara (ASN) instansi dan perbankan di daerah ini agar menggunakan produk-produk lokal atau UMKM.
Baca juga: Keyakinan konsumsi masyarakat Kalteng mengalami penurunan
"Hal ini dapat menolong kondisi UMKM di Kalteng dalam menghadapi pandemi COVID-19, sekaligus memberikan kepastian usaha, sehingga meminimalisir dampak ekonomi dari menurunnya permintaan masyarakat," beber Rihando.
Dikatakan, sektor perdagangan, hotel, restoran dan transportasi merupakan beberapa sektor yang paling terdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Kondisi itu tentunya membuat dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjadi stimulus agar kondisi usaha terhadap sektor tersebut, dapat kembali bangkit pasca pandemi.
Insentif pajak merupakan salah satu opsi stimulus yang dapat dilakukan untuk memberikan relaksasi terhadap biaya operasional yang tertekan pada masa pandemi.
"Social safety net berupa dana bantuan usaha untuk pelaku UMKM dan pekerja harian juga dapat diberikan untuk memperbaiki pendapatan," demikian Rihando.
Baca juga: Penyediaan uang tunai jelang lebaran di Kalteng berkurang 23 persen
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Baca juga: BI Kalteng berikan vitamin dan makanan ekstra ke wartawan
Baca juga: BI perkirakan ekonomi di Kalteng melambat akibat COVID-19
Rekomendasinya adalah menjaga pasokan dan permintaan, memberdayakan Usaha mikro kecil menengah (UMKMM) serta memberikan insentif kepada masyarakat maupun pelaku usaha, kata Kepala BI Kalteng Rihando melalui rilis di Palangka Raya, Selasa.
"Untuk menjaga pasokan dan permintaan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi atau market place," ucapnya.
Teknologi atau market place tersebut, lanjut dia, dapat digunakan sebagai perantara Pedagang Pasar dengan masyarakat. Dengan begitu, permintaan tetap terbentuk dan memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapatkan sekaligus memilih kebutuhan belanja lewat teknologi.
Rihando mengatakan pemanfaatan teknologi tersebut juga memudahkan pemantauan terhadap pasokan di pasar besar karena terintegrasi dalam satu platform.
"Pemprov Kalteng pun bisa juga mendorong BUMD atau unit pelaksana teknis (UPT) Pasar untuk mengembangkan platform tersebut," katanya.
Mengenai rekomendasi pemberdayaan UMKM, dapat dilakukan dengan menciptakan permintaan baru. Langkah yang dapat dilakukan dengan menghimbau seluruh aparatur sipil negara (ASN) instansi dan perbankan di daerah ini agar menggunakan produk-produk lokal atau UMKM.
Baca juga: Keyakinan konsumsi masyarakat Kalteng mengalami penurunan
"Hal ini dapat menolong kondisi UMKM di Kalteng dalam menghadapi pandemi COVID-19, sekaligus memberikan kepastian usaha, sehingga meminimalisir dampak ekonomi dari menurunnya permintaan masyarakat," beber Rihando.
Dikatakan, sektor perdagangan, hotel, restoran dan transportasi merupakan beberapa sektor yang paling terdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Kondisi itu tentunya membuat dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjadi stimulus agar kondisi usaha terhadap sektor tersebut, dapat kembali bangkit pasca pandemi.
Insentif pajak merupakan salah satu opsi stimulus yang dapat dilakukan untuk memberikan relaksasi terhadap biaya operasional yang tertekan pada masa pandemi.
"Social safety net berupa dana bantuan usaha untuk pelaku UMKM dan pekerja harian juga dapat diberikan untuk memperbaiki pendapatan," demikian Rihando.
Baca juga: Penyediaan uang tunai jelang lebaran di Kalteng berkurang 23 persen
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Baca juga: BI Kalteng berikan vitamin dan makanan ekstra ke wartawan
Baca juga: BI perkirakan ekonomi di Kalteng melambat akibat COVID-19