Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Riskon Fabiansyah menyoroti kondisi trotoar di sejumlah titik di Sampit yang susah dilewati karena terhalang rimbunnya pohon.
"Ini sebenarnya hal sepele tapi cukup mengganggu masyarakat. Penyebabnya memang karena trotoar ditinggikan, tetapi seharusnya dahan yang terlalu rendah jangan dibiarkan sampai lebat sehingga menghalangi orang berjalan di atas trotoar," kata Riskon di Sampit, Jumat.
Rimbunnya dahan pohon yang menghalangi trotoar terlihat di Jalan Achmad Yani. Dahan pohon menjorok ke tengah trotoar sehingga warga yang hendak melintas di trotoar tersebut.
Akibat kondisi itu, pejalan kaki yang melintasi trotoar harus menunduk agar tidak tersangkut dahan pohon. Ada pula pejalan kaki yang memilih turun berjalan ke badan jalan karena malas menunduk saat berjalan di trotoar.
Riskon menyayangkan jika ini luput dari perhatian pemerintah. Selain merusak pemandangan keindahan kota, ini juga cukup mengganggu, bahkan bisa membahayakan keselamatan masyarakat, khususnya pejalan kaki yang melintas.
"Sayang kalau trotoar dibuat bagus tapi sulit dilewati karena terhalang dahan pohon. Kalau orang akhirnya lebih memilih berjalan turun ke jalan, itu tentu bisa membahayakan, apalagi lalu lintas di Achmad Yani kan cukup ramai," ujar legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 tenaga kesehatan Kotim ditarget tuntas Februari
Keberadaan pohon di pinggir jalan harus menjadi perhatian dan diperiksa secara rutin. Dahan maupun pohon yang mulai rapuh, harus cepat dipotong karena jika patah maka bisa membahayakan masyarakat yang melintas.
Sampit memerlukan pohon agar suasana kota tetap indah dan asri, namun keberadaannya harus tetap dirawat sehingga tidak malah merusak pemandangan, mengganggu aktivitas, bahkan membahayakan keselamatan warga.
Sementara itu, Muhammad salah seorang warga Sampit meminta pemerintah daerah memperhatikan keberadaan pohon-pohon yang ada di pinggir jalan. Jangan sampai keberadaannya malah mengganggu, atau bahkan membahayakan.
"Masa kalau kita lewat harus menunduk. Ini cukup mengganggu. Ini sebenarnya sudah lama, dan semakin lama pohonnya semakin rimbun. Kami berharap ini menjadi perhatian pemerintah daerah agar trotoar nyaman dilewati," demikian Muhammad.
Baca juga: Warga Kotim temukan bayi lutung merah di kebun
"Ini sebenarnya hal sepele tapi cukup mengganggu masyarakat. Penyebabnya memang karena trotoar ditinggikan, tetapi seharusnya dahan yang terlalu rendah jangan dibiarkan sampai lebat sehingga menghalangi orang berjalan di atas trotoar," kata Riskon di Sampit, Jumat.
Rimbunnya dahan pohon yang menghalangi trotoar terlihat di Jalan Achmad Yani. Dahan pohon menjorok ke tengah trotoar sehingga warga yang hendak melintas di trotoar tersebut.
Akibat kondisi itu, pejalan kaki yang melintasi trotoar harus menunduk agar tidak tersangkut dahan pohon. Ada pula pejalan kaki yang memilih turun berjalan ke badan jalan karena malas menunduk saat berjalan di trotoar.
Riskon menyayangkan jika ini luput dari perhatian pemerintah. Selain merusak pemandangan keindahan kota, ini juga cukup mengganggu, bahkan bisa membahayakan keselamatan masyarakat, khususnya pejalan kaki yang melintas.
"Sayang kalau trotoar dibuat bagus tapi sulit dilewati karena terhalang dahan pohon. Kalau orang akhirnya lebih memilih berjalan turun ke jalan, itu tentu bisa membahayakan, apalagi lalu lintas di Achmad Yani kan cukup ramai," ujar legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 tenaga kesehatan Kotim ditarget tuntas Februari
Keberadaan pohon di pinggir jalan harus menjadi perhatian dan diperiksa secara rutin. Dahan maupun pohon yang mulai rapuh, harus cepat dipotong karena jika patah maka bisa membahayakan masyarakat yang melintas.
Sampit memerlukan pohon agar suasana kota tetap indah dan asri, namun keberadaannya harus tetap dirawat sehingga tidak malah merusak pemandangan, mengganggu aktivitas, bahkan membahayakan keselamatan warga.
Sementara itu, Muhammad salah seorang warga Sampit meminta pemerintah daerah memperhatikan keberadaan pohon-pohon yang ada di pinggir jalan. Jangan sampai keberadaannya malah mengganggu, atau bahkan membahayakan.
"Masa kalau kita lewat harus menunduk. Ini cukup mengganggu. Ini sebenarnya sudah lama, dan semakin lama pohonnya semakin rimbun. Kami berharap ini menjadi perhatian pemerintah daerah agar trotoar nyaman dilewati," demikian Muhammad.
Baca juga: Warga Kotim temukan bayi lutung merah di kebun