Sampit (ANTARA) - Harga emas sedang turun namun banyak warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah malah menjual logam mulia tersebut.
"Hampir sama antara yang membeli dengan yang menjual, tapi memang lebih banyak yang menjual. Alasannya karena mereka memerlukan uang," kata Alfian, penjual perhiasan emas di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Selasa.
Alfian menyebutkan, sebelum pandemi terjadi, harga per gram emas 999 sempat mencapai angka tertinggi Rp955 ribu dan terendah Rp585 ribu. Penurunan harga emas dari posisi tertinggi terjadi sejak November 2020 dan berlangsung hingga saat ini.
Pria yang berjualan di toko emas Abadi ini mengaku tidak mengetahui penyebab turunnya harga. Namun diakuinya, fluktuasi harga emas biasanya dipengaruhi harga emas dunia.
Dia memprediksi harga emas masih akan kembali turun. Transaksi pun kemungkinan masih didominasi aksi jual emas oleh warga karena kebutuhan uang di tengah ekonomi sulit akibat terdampak pandemi COVID-19.
"Kita belum bisa memastikan kapan harga emas kembali naik. Untuk saat ini kemungkinan masih akan turun," kata Alfian.
Baca juga: Legislator Kotim dukung pengadaan alat berat di setiap kecamatan
Sementara itu pantauan di Toko Mitra Baru, harga per gram emas 999 Rp830.000, emas 750 atau disebut juga emas putih Rp750.000, emas 700 Rp690.000, emas 420 Rp420.000 dan emas 375 Rp400.000.
Transaksi di sejumlah toko emas di pasar yang terletak di pinggir Sungai Mentaya ini cukup ramai. Ada yang membeli emas, ada pula yang menjual emas.
"Kalau saya sengaja membeli perhiasan emas, mumpung harga sedang turun. Selain bisa dipakai, ini juga untuk investasi. Nanti kalau harga kembali naik maka kalau dijual akan sangat menguntungkan," kata Selvi, salah seorang pembeli.
Selvi mengaku senang berinvestasi emas karena harganya cenderung terus naik sehingga akan sangat menguntungkan. Jika pun turun, biasanya tidak terlalu lama dan harga akan kembali naik.
Baca juga: Warga minta DPRD Kotim perjuangkan normalisasi sungai
"Hampir sama antara yang membeli dengan yang menjual, tapi memang lebih banyak yang menjual. Alasannya karena mereka memerlukan uang," kata Alfian, penjual perhiasan emas di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Selasa.
Alfian menyebutkan, sebelum pandemi terjadi, harga per gram emas 999 sempat mencapai angka tertinggi Rp955 ribu dan terendah Rp585 ribu. Penurunan harga emas dari posisi tertinggi terjadi sejak November 2020 dan berlangsung hingga saat ini.
Pria yang berjualan di toko emas Abadi ini mengaku tidak mengetahui penyebab turunnya harga. Namun diakuinya, fluktuasi harga emas biasanya dipengaruhi harga emas dunia.
Dia memprediksi harga emas masih akan kembali turun. Transaksi pun kemungkinan masih didominasi aksi jual emas oleh warga karena kebutuhan uang di tengah ekonomi sulit akibat terdampak pandemi COVID-19.
"Kita belum bisa memastikan kapan harga emas kembali naik. Untuk saat ini kemungkinan masih akan turun," kata Alfian.
Baca juga: Legislator Kotim dukung pengadaan alat berat di setiap kecamatan
Sementara itu pantauan di Toko Mitra Baru, harga per gram emas 999 Rp830.000, emas 750 atau disebut juga emas putih Rp750.000, emas 700 Rp690.000, emas 420 Rp420.000 dan emas 375 Rp400.000.
Transaksi di sejumlah toko emas di pasar yang terletak di pinggir Sungai Mentaya ini cukup ramai. Ada yang membeli emas, ada pula yang menjual emas.
"Kalau saya sengaja membeli perhiasan emas, mumpung harga sedang turun. Selain bisa dipakai, ini juga untuk investasi. Nanti kalau harga kembali naik maka kalau dijual akan sangat menguntungkan," kata Selvi, salah seorang pembeli.
Selvi mengaku senang berinvestasi emas karena harganya cenderung terus naik sehingga akan sangat menguntungkan. Jika pun turun, biasanya tidak terlalu lama dan harga akan kembali naik.
Baca juga: Warga minta DPRD Kotim perjuangkan normalisasi sungai