Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Halikinnor menanggapi keluhan masyarakat terkait banyaknya truk yang kembali masuk melintasi jalan-jalan dalam kota Sampit.
"Untuk angkutan sembako ada pertimbangan agar tidak mengganggu ekonomi. Kita harus bijak. Tapi kalau truk CPO (minyak sawit mentah), ini akan kita evaluasi. Kita akan cek jalan itu," kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Sesuai kebijakan pemerintah, truk atau angkutan berat lainnya dilarang melintasi jalan dalam kota. Pengecualian hanya diberikan terhadap kendaraan-kendaraan angkutan, khususnya angkutan sembako yang hendak menuju dan dari Pelabuhan Sampit karena memang harus melintasi beberapa ruas jalan dalam kota.
Beberapa waktu lalu penerapan larangan truk masuk kota diberlakukan dibarengi penjagaan di beberapa lokasi oleh personel Dinas Perhubungan. Mereka mengarahkan kendaraan-kendaraan tersebut melintasi Jalan Soekarno dan Mohammad Hatta atau lingkar utara dan lingkar selatan yang memang dikhususkan bagi angkutan berat yang hendak menuju Pelabuhan Bagendang.
Pelarangan beberapa waktu lalu akibat banyaknya protes masyarakat terhadap truk-truk yang melintasi jalan dalam kota. Selain memicu kerusakan jalan, puncak kekesalan warga lantaran kembali terjadi kecelakaan dengan sebuah truk di Jalan Kapten Mulyono yang menewaskan seorang pengendara.
Kini masyarakat kembali mengeluh karena truk-truk kembali melintasi jalan dalam kota seperti Jalan Kapten Mulyono, Pelita dan HM Arsyad. Tidak hanya malam hari, kendaraan-kendaraan besar itu juga melintas pada siang hari saat arus lalu lintas di kota ini cukup padat.
Menanggapi ini, Halikinnor mengaku akan segera memerintahkan Dinas Perhubungan untuk melakukan evaluasi. Di sisi lain, pemerintah kabupaten juga akan meminta pemerintah provinsi segera memperbaiki jalan lingkar selatan agar kondisinya nyaman dilewati angkutan berat sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka masuk melintasi jalan-jalan dalam kota.
Baca juga: Bupati Kotim jelaskan penyebab perbaikan jalan kota belum dimulai
"Ini akan kami evaluasi. Kalau diperlukan maka akan kita tutup lagi dan terpaksa kita membangun pos lagi untuk mengarahkan. Itu akan kita evaluasi," jelas Halikinnor.
Sementara itu Sudar, salah seorang sopir truk meminta pemerintah segera memperbaiki jalan lingkar selatan karena kondisinya kembali rusak dan mulai sulit dilewati, terlebih bagi truk yang membawa muatan.
"Kami bukannya ingin melanggar aturan, tapi kondisi jalan di lingkar selatan kembali rusak. Kalau dipaksakan, selain justru memperlambat perjalanan, juga berisiko karena lubang-lubangnya sudah cukup dalam. Silakan cek sendiri kalau tidak percaya," ujar Sudar.
Dia berharap ada solusi yang bijak dari pemerintah daerah. Jika dilarang melintasi jalan dalam kota saat membawa muatan, dia meminta setidaknya masih diizinkan melintas ketika sedang tidak membawa muatan agar waktu tempuh tidak terlalu lama dibanding harus melintasi jalan lingkar selatan yang kondisinya rusak.
Baca juga: Komisi II DPRD Kotim dorong percepatan penyelesaian tuntutan plasma sawit
"Untuk angkutan sembako ada pertimbangan agar tidak mengganggu ekonomi. Kita harus bijak. Tapi kalau truk CPO (minyak sawit mentah), ini akan kita evaluasi. Kita akan cek jalan itu," kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Sesuai kebijakan pemerintah, truk atau angkutan berat lainnya dilarang melintasi jalan dalam kota. Pengecualian hanya diberikan terhadap kendaraan-kendaraan angkutan, khususnya angkutan sembako yang hendak menuju dan dari Pelabuhan Sampit karena memang harus melintasi beberapa ruas jalan dalam kota.
Beberapa waktu lalu penerapan larangan truk masuk kota diberlakukan dibarengi penjagaan di beberapa lokasi oleh personel Dinas Perhubungan. Mereka mengarahkan kendaraan-kendaraan tersebut melintasi Jalan Soekarno dan Mohammad Hatta atau lingkar utara dan lingkar selatan yang memang dikhususkan bagi angkutan berat yang hendak menuju Pelabuhan Bagendang.
Pelarangan beberapa waktu lalu akibat banyaknya protes masyarakat terhadap truk-truk yang melintasi jalan dalam kota. Selain memicu kerusakan jalan, puncak kekesalan warga lantaran kembali terjadi kecelakaan dengan sebuah truk di Jalan Kapten Mulyono yang menewaskan seorang pengendara.
Kini masyarakat kembali mengeluh karena truk-truk kembali melintasi jalan dalam kota seperti Jalan Kapten Mulyono, Pelita dan HM Arsyad. Tidak hanya malam hari, kendaraan-kendaraan besar itu juga melintas pada siang hari saat arus lalu lintas di kota ini cukup padat.
Menanggapi ini, Halikinnor mengaku akan segera memerintahkan Dinas Perhubungan untuk melakukan evaluasi. Di sisi lain, pemerintah kabupaten juga akan meminta pemerintah provinsi segera memperbaiki jalan lingkar selatan agar kondisinya nyaman dilewati angkutan berat sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka masuk melintasi jalan-jalan dalam kota.
Baca juga: Bupati Kotim jelaskan penyebab perbaikan jalan kota belum dimulai
"Ini akan kami evaluasi. Kalau diperlukan maka akan kita tutup lagi dan terpaksa kita membangun pos lagi untuk mengarahkan. Itu akan kita evaluasi," jelas Halikinnor.
Sementara itu Sudar, salah seorang sopir truk meminta pemerintah segera memperbaiki jalan lingkar selatan karena kondisinya kembali rusak dan mulai sulit dilewati, terlebih bagi truk yang membawa muatan.
"Kami bukannya ingin melanggar aturan, tapi kondisi jalan di lingkar selatan kembali rusak. Kalau dipaksakan, selain justru memperlambat perjalanan, juga berisiko karena lubang-lubangnya sudah cukup dalam. Silakan cek sendiri kalau tidak percaya," ujar Sudar.
Dia berharap ada solusi yang bijak dari pemerintah daerah. Jika dilarang melintasi jalan dalam kota saat membawa muatan, dia meminta setidaknya masih diizinkan melintas ketika sedang tidak membawa muatan agar waktu tempuh tidak terlalu lama dibanding harus melintasi jalan lingkar selatan yang kondisinya rusak.
Baca juga: Komisi II DPRD Kotim dorong percepatan penyelesaian tuntutan plasma sawit