Sampit (ANTARA) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bersama jajarannya di Polsek, menggencarkan razia premanisme, khususnya di Kota Sampit untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.

"Kami akan terus melakukan kegiatan razia ini agar warga Kotim merasa aman. Jika kedepannya ada tindak premanisme maka akan kami tindak secara tegas," kata Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin melalui Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri di Sampit, Sabtu.

Polsek Ketapang menggelar razia premanisme di sejumlah kawasan. Hal ini menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan adanya tindak premanisme di wilayah pusat Kota Sampit tersebut.

Dalam kegiatan itu, sejumlah pria yang sebagian merupakan juru parkir, dibawa ke kantor Polsek Ketapang. Mereka didata, kemudian diberi arahan sebagai bentuk pembinaan agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat.

Samsul menegaskan, razia ini akan digelar secara rutin. Terlebih jika ada laporan masyarakat maka akan segera mereka tindak lanjuti dengan menurunkan personel ke lapangan.

Apapun bentuk premanisme akan diberantas karena telah menyusahkan dan membebani masyarakat. Samsul menegaskan pihaknya berkomitmen memberantas penyakit masyarakat agar masyarakat bisa hidup aman dan nyaman tanpa adanya tindak kejahatan, khususnya premanisme.

Masyarakat juga diimbau tidak takut melaporkan jika mengetahui maupun menjadi korban premanisme. Informasi masyarakat sangat penting agar polisi bisa menindaklanjuti dan menangkap pelakunya dengan cepat.

Baca juga: BKSDA pasang perangkap incar beruang besar yang masuk ke permukiman di Sampit

"Penyakit masyarakat atau premanisme akan terus kita tertibkan. Tidak boleh dibiarkan karena itu sangat mengganggu dan membuat masyarakat merasa tidak aman serta tidak nyaman," demikian Samsul.

Sementara itu, isu premanisme kembali menjadi perhatian publik. Masalah ini disoroti lantaran Presiden Joko Widodo secara langsung meminta kepolisian memberantas premanisme karena sangat kerugian masyarakat.

Itu berawal ketika Presiden Joko Widodo berdialog dengan sejumlah sopir truk kontainer di Terminal Tanjung Priok, Kamis (10/6) pagi. Pengusaha angkutan dan sopir mengeluhkan maraknya pungutan liar karena dirasakan sangat membebani dan membuat iklim usaha menjadi sangat tidak nyaman.

Saat itu juga presiden menelepon Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo perihal kriminalitas yang kerap terjadi di kawasan Terminal Tanjung Priok. Beberapa jam kemudian, puluhan orang yang diduga preman ditangkap dan diproses hukum.

Baca juga: Legislator minta infrastruktur wilayah utara Kotim ditingkatkan

Baca juga: DPRD Kotim minta Korwil Kecamatan dioptimalkan tingkatkan kualitas pendidikan


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024