Vaksin AstraZeneca disebut efektif hadapi varian Delta

Kamis, 17 Juni 2021 13:54 WIB

Jakarta (ANTARA) - Virus corona varian Delta atau B1617.2 bisa dihadapi secara efektif dengan merek vaksin COVID-19 yang akhir-akhir ini digunakan di Indonesia, kata vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe dalam webinar kesehatan, Kamis.

Program vaksinasi untuk umum berusia di atas 18 tahun menggunakan vaksin merek AstraZeneca, namun orang-orang yang sudah mendapat dosis pertama dengan merek lain pada April atau Mei akan diberikan vaksin merek sama ketika mendapatkan dosis kedua.

Baca juga: Rusia uji vaksin COVID-19 versi semprotan hidung

"Ada tiga merek vaksin di Indonesia, merek yang akhir-akhir ini digunakan efektif terhadap varian Delta. Merek vaksin awal yang digunakan di Indonesia belum ada laporan (efektivitas terhadap varian Delta)," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dia menegaskan, vaksin COVID-19 di Indonesia efektif dalam mencegah seseorang mengalami gejala-gejala sakit berat ketika terinfeksi virus, tapi bukan berarti mendapatkan vaksin berarti sudah kebal 100 persen dari penyakit. Semua orang yang sudah divaksin masih bisa terkena COVID-19 atau menularkan virus, namun karena sudah memiliki antibodi, penyakit yang dialami tidak berat.

"Beberapa mutasi menunjukkan vaksin jadi kurang efektif, tapi secara umum masih efektif. Tugas kita untuk mencegah virus bermutasi adalah menekan penularan, agar penularannya terhenti," kata dia.

Dirga mengingatkan, vaksinasi tidak boleh membuat orang-orang menjadi lengah. Protokol kesehatan dan prinsip 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak tetap harus dipatuhi.

Baca juga: Cara hadapi orang terjebak hoaks vaksin COVID-19

"Tidak ada vaksin yang 100 persen efektif, bukan berarti divaksin lalu bebas kumpul-kumpul," jelas dia.

Otoritas terkait masih menelusuri asal mula kemunculan varian Delta (B 1617.2) yang banyak ditemukan di daerah Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur, kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan resmi, Rabu (16/6).

Untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Varian baru dari suatu virus muncul karena upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya akan berlangsung terus-menerus apabila potensi penularan tersedia.

Oleh karena itu, jika penularan masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.

Agar tercipta kekebalan komunal di Indonesia, sebanyak 181,5 juta rakyat harus mendapatkan vaksin COVID-19 atau 70 persen dari total penduduk.

Baca juga: Paket wisata vaksin COVID dosis lengkap bagi pelancong ke destinasi Indonesia

Baca juga: Bolehkah penyintas kanker ovarium disuntik vaksin COVID-19?

Baca juga: Daftar vaksinasi COVID-19 lewat aplikasi Pulse

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

AstraZeneca tarik peredaran vaksin COVID-19 di seluruh dunia

16 jam lalu

AstraZeneca Indonesia ajak pasien asma tes ketergantungan inhaler SABA

10 May 2023 20:34 Wib, 2023

Indonesia terima tiga juta vaksin COVID dari Jerman dan Swedia

29 January 2022 12:51 Wib, 2022

RI terima 1,4 juta vaksin AstraZeneca dari Belanda dan Jepang

19 January 2022 14:13 Wib, 2022

RI terima donasi 3,5 juta dosis vaksin AstraZeneca

04 January 2022 19:50 Wib, 2022
Terpopuler

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 05 May 2024 7:28 Wib

Melalui PDI Perjuangan, Ketua KONI Kalteng maju jadi bacalon Wali Kota

Kabar Daerah - 08 May 2024 17:49 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 07 May 2024 16:38 Wib

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 06 May 2024 17:16 Wib