Sampit (ANTARA) - Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengingatkan pemerintah daerah tentang pentingnya strategi dan perencanaan program pengentasan kemiskinan di daerah ini.
"Akibat pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, angka pengangguran dan kemiskinan bisa bertambah. Ini harus menjadi perhatian penting pemerintah daerah tentang bagaimana perencanaan dan pola penanganannya," kata anggota Fraksi PDIP DPRD Kotawaringin Timur, Bardiansyah di Sampit, Selasa.
Menurutnya, pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi masalah di bidang kesehatan karena dampak yang ditimbulkan sangat luas, termasuk pada bidang ekonomi. Kondisi ini sangat bisa berdampak terhadap meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.
Ini harus diantisipasi oleh pemerintah daerah dalam membuat kebijakan. Perlu strategi yang tepat untuk menangani masalah sosial ini agar tidak semakin parah dan menimbulkan masalah yang besar.
Pemulihan ekonomi yang digulirkan pemerintah harus dijalankan dengan baik di daerah. Program pemerintah daerah harus pula memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, seperti pengangguran dan kemiskinan.
Secara khusus Fraksi PDIP meminta skema dan strategi pengentasan pengangguran dan kemiskinan harus dibuat dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2021-2026 yang saat ini dibahas bersama di DPRD.
Dia mewanti-wanti agar jangan sampai masalah ini tidak mendapat perhatian serius karena bisa menimbulkan masalah besar di kemudian hari. Penanganan penularan COVID-19 harus dilakukan maksimal, namun dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus mematikan ini juga perlu menjadi perhatian serius.
"Fraksi kami berharap masalah ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dengan membuat program-program yang jelas dan terukur sebagai acuan yang dituangkan dalam RPJMD," demikian Bardiansyah.
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan Inspektorat tingkatkan pengawasan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Kotawaringin Timur, Ramadansyah dalam paparannya belum lama ini menyebutkan, pada tahun 2020 terjadi lonjakan jumlah pengangguran terbuka mencapai 17,39 persen. Meningkat dari 10.287 jiwa pada tahun 2019 menjadi 12.076 jiwa pada tahun 2020.
"Peningkatan jumlah pengangguran ini terjadi secara nasional sebagai dampak terjadinya pandemi COVID-19 yang melanda berbagai sektor usaha," kata Ramadansyah.
Hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 428.895 jiwa. Secara periodik terjadi peningkatan jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan sebesar 1,33 persen per tahun.
Berdasarkan data, di tahun yang sama juga terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 0,78 poin yakni menjadi 94,75 persen dari 95,53 persen pada 2019. Sementara itu pada angka tingkat partisipasi angkatan kerja atau TPAK maupun jumlah angkatan kerja, tidak terjadi perubahan yang signifikan antara tahun 2019 hingga 2020.
Hingga tahun 2020, tingkat pengangguran di Kotawaringin Timur masih didominasi oleh pengangguran dari pendidikan menengah atas yakni SMA atau SMK dan perguruan tinggi yakni diploma atau sarjana.
Kuat dugaan bahwa pengangguran di kategori tersebut adalah angkatan kerja dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang cenderung menunggu pekerjaan yang sesuai, dibandingkan keinginan berwirausaha.
"Selain itu pada tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja atau PHK yang relatif banyak terjadi pada pekerja dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi," ujar Ramadansyah.
Ramadansyah menambahkan, apabila dikaji lebih dalam, tahun 2020 terjadi lonjakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan. Hal ini merupakan indikasi yang jelas bahwa daya saing angkatan kerja perempuan di Kotawaringin Timur sangat rentan terhadap dampak terjadinya COVID-19.
Hal ini diperkuat dengan peningkatan jumlah pengangguran perempuan di kabupaten ini yang mencapai 35,94 persen pada tahun 2020.
"Dengan kata lain, terjadi peningkatan jumlah pengangguran perempuan dari 4.254 jiwa di tahun 2019,menjadi 5.783 jiwa di tahun 2020 atau bertambah 1.529 jiwa," ujar Ramadansyah.
Baca juga: Penumpang kapal di Pelabuhan Sampit menurun
Baca juga: Perusahaan di Kotim diminta bantu tingkatkan fasilitas pendidikan
Baca juga: Pria di Sampit ini mengakui memang merencanakan perampokan