Sampit (ANTARA) - Pemerintah pusat dan provinsi diharapkan membantu menangani abrasi yang terus menggerus objek wisata Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur karena kondisinya semakin parah.
"Pemerintah pusat dan provinsi perlu turun tangan membantu karena ini tentu membutuhkan biaya besar untuk pembangunan tanggul penahan gelombang. Jika tidak ditangani, kondisinya akan semakin parah," kata Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rudianur di Sampit, Senin.
Beberapa tahun terakhir abrasi telah menimbulkan dampak buruk terhadap pantai yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur tersebut.
Aset wisata seperti jalan, gazebo, rumah betang, bundaran dan lainnya telah hancur akibat tergerus abrasi. Kini abrasi mengancam sebuah kubah atau makam ulama yang juga destinasi wisata religi di pantai tersebut.
Kubah tersebut merupakan makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary. Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perusahaan fasilitasi vaksinasi COVID-19 untuk pekerja
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Kuatnya gelombang Laut Jawa juga telah menghancurkan mushalla dan bangunan tempat penjaga kubah tersebut. Kini kubah hanya berjarak kurang dari lima meter dari bibir pantai yang terus tergerus abrasi.
Untuk penanganan darurat, akhir pekan tadi pemerintah daerah mengerahkan puluhan pegawai untuk bergotong royong membuat tanggul darurat dari karung berisi pasir. Bupati Halikinnor juga turun langsung ikut bercebur membantu upaya darurat itu.
Rudianur yang merupakan wakil rakyat dari kawasan selatan ini juga tidak ketinggalan. Politisi Partai Golkar ini turut berbaur bersama peserta lainnya untuk bergotong royong.
"Tapi ini hanya penanganan darurat. Perlu penanganan secara komprehensif untuk menyelamatkan kubah itu dari abrasi. Makanya kami berharap ada dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi," demikian Rudianur.
Baca juga: Pemkab Kotim gelontorkan dana untuk optimalkan PPKM
"Pemerintah pusat dan provinsi perlu turun tangan membantu karena ini tentu membutuhkan biaya besar untuk pembangunan tanggul penahan gelombang. Jika tidak ditangani, kondisinya akan semakin parah," kata Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rudianur di Sampit, Senin.
Beberapa tahun terakhir abrasi telah menimbulkan dampak buruk terhadap pantai yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur tersebut.
Aset wisata seperti jalan, gazebo, rumah betang, bundaran dan lainnya telah hancur akibat tergerus abrasi. Kini abrasi mengancam sebuah kubah atau makam ulama yang juga destinasi wisata religi di pantai tersebut.
Kubah tersebut merupakan makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary. Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perusahaan fasilitasi vaksinasi COVID-19 untuk pekerja
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Kuatnya gelombang Laut Jawa juga telah menghancurkan mushalla dan bangunan tempat penjaga kubah tersebut. Kini kubah hanya berjarak kurang dari lima meter dari bibir pantai yang terus tergerus abrasi.
Untuk penanganan darurat, akhir pekan tadi pemerintah daerah mengerahkan puluhan pegawai untuk bergotong royong membuat tanggul darurat dari karung berisi pasir. Bupati Halikinnor juga turun langsung ikut bercebur membantu upaya darurat itu.
Rudianur yang merupakan wakil rakyat dari kawasan selatan ini juga tidak ketinggalan. Politisi Partai Golkar ini turut berbaur bersama peserta lainnya untuk bergotong royong.
"Tapi ini hanya penanganan darurat. Perlu penanganan secara komprehensif untuk menyelamatkan kubah itu dari abrasi. Makanya kami berharap ada dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi," demikian Rudianur.
Baca juga: Pemkab Kotim gelontorkan dana untuk optimalkan PPKM