Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Fairid Naparin mengingatkan sekaligus meminta masyarakat di wilayah setempat, agar mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi COVID-19.
"Kita masih fokus pada penanganan dan antisipasi penyebaran COVID-19. Tapi, jangan sampai kita mengabaikan ancaman penyakit lain seperti DBD," kata Fairid di Palangka Raya, Rabu.
Kepala daerah termuda di Provinsi Kalimantan Tengah itu pun mengajak warga, agar semakin aktif melakukan pencegahan penyebaran DBD dengan menerapkan program 3M Plus (mengubur barang bekas, menutup bak penampungan air, menguras penampungan air secara berkala serta menaburkan bubuk abate.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan sebagai langkah antisipasi pihaknya juga menggencarkan upaya promotif dan preventif.
Dinas Kesehatan juga menginstruksikan seluruh Puskesmas yang ada untuk selalu mensosialisasikan kepada masyarakat terkait program pemberantasan sarang nyamuk dan dampak buruk penyebaran penyakit DBD.
"Langkah pencegahan merupakan upaya paling ampuh dan murah dalam memberantas penyebaran penyakit yang disebabkan dan disebarkan gigitan nyamuk dengue," katanya.
Andjar juga meminta masyarakat meminta warga memastikan lingkungan bebas dari genangan air terutama di tempat yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
"Yang kita temui DBD ini berkembang biak di air bersih baik. Maka selalu rutin kuras bak penampungan air termasuk di sekitar tempat penyimpanan air minum," katanya.
Terlebih lagi saat ini wilayah "Kota Cantik" juga mulai sering diguyur hujan sehingga potensi genangan air di tempat-tempat yang bersih juga meningkat.
"Jangan sampai karena kita lalai dan tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat kondisi pandemi ini diperparah dengan serangan DBD. Selalu lakukan 3M dan taburkan bubuk abate yang bisa diperoleh gratis di Puskesmas terdekat," katanya.
Baca juga: Fairid Naparin: Pasien sembuh COVID bertambah 39 orang
Dia juga mengajak warga di lingkungan rumah masing-masing menjadi juru pemantau jentik (jumantik) karena sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran kasus DBD.
"Kami sangat berharap warga masyarakat mau menjadi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mandiri, jadi jumantik mandiri di tempat masing-masing karena dengan pandemi ini penularan lebih mudah," katanya.
Dia menambahkan pemberantasan sarang nyamuk masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama dengan keterlibatan aktif masyarakat.
Baca juga: Tak miliki izin saat PPKM, Satgas bubarkan pelatihan guru di Palangka Raya
"Kita masih fokus pada penanganan dan antisipasi penyebaran COVID-19. Tapi, jangan sampai kita mengabaikan ancaman penyakit lain seperti DBD," kata Fairid di Palangka Raya, Rabu.
Kepala daerah termuda di Provinsi Kalimantan Tengah itu pun mengajak warga, agar semakin aktif melakukan pencegahan penyebaran DBD dengan menerapkan program 3M Plus (mengubur barang bekas, menutup bak penampungan air, menguras penampungan air secara berkala serta menaburkan bubuk abate.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan sebagai langkah antisipasi pihaknya juga menggencarkan upaya promotif dan preventif.
Dinas Kesehatan juga menginstruksikan seluruh Puskesmas yang ada untuk selalu mensosialisasikan kepada masyarakat terkait program pemberantasan sarang nyamuk dan dampak buruk penyebaran penyakit DBD.
"Langkah pencegahan merupakan upaya paling ampuh dan murah dalam memberantas penyebaran penyakit yang disebabkan dan disebarkan gigitan nyamuk dengue," katanya.
Andjar juga meminta masyarakat meminta warga memastikan lingkungan bebas dari genangan air terutama di tempat yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
"Yang kita temui DBD ini berkembang biak di air bersih baik. Maka selalu rutin kuras bak penampungan air termasuk di sekitar tempat penyimpanan air minum," katanya.
Terlebih lagi saat ini wilayah "Kota Cantik" juga mulai sering diguyur hujan sehingga potensi genangan air di tempat-tempat yang bersih juga meningkat.
"Jangan sampai karena kita lalai dan tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat kondisi pandemi ini diperparah dengan serangan DBD. Selalu lakukan 3M dan taburkan bubuk abate yang bisa diperoleh gratis di Puskesmas terdekat," katanya.
Baca juga: Fairid Naparin: Pasien sembuh COVID bertambah 39 orang
Dia juga mengajak warga di lingkungan rumah masing-masing menjadi juru pemantau jentik (jumantik) karena sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran kasus DBD.
"Kami sangat berharap warga masyarakat mau menjadi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mandiri, jadi jumantik mandiri di tempat masing-masing karena dengan pandemi ini penularan lebih mudah," katanya.
Dia menambahkan pemberantasan sarang nyamuk masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama dengan keterlibatan aktif masyarakat.
Baca juga: Tak miliki izin saat PPKM, Satgas bubarkan pelatihan guru di Palangka Raya