Ini alasan tulisan resep dokter sulit dibaca

Rabu, 17 November 2021 17:11 WIB

Jakarta (ANTARA) - Tulisan resep dokter atas diagnosis penyakit tertentu terkesan sulit dibaca pasien sebelum era digitalisasi farmasi memiliki sejumlah alasan, salah satunya terkait volume aktivitas,

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS. mengatakan, semakin cepatnya layanan yang dilakukan seorang tenaga kesehatan tak dibarengi kecepatan pada jari jemarinya dalam menulis resep.

"Seorang tenaga kesehatan memiliki volume layanan yang cepat, maka kecepatan berpikir tidak dimampu kecepatan jari jemarinya sehingga kadang penulisannya begitu teramat indah, susah dibaca masyarakat," ujar dia dalam webinar bertema "Peran Digitalisasi Dalam Mengembangkan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi", Rabu.

Tenaga kesehatan lain termasuk apoteker bisa mengatasinya. Walau begitu, mereka tetap melakukan validasi atas resep yang diterima pada dokter yang meresepkan obat.

Baca juga: Dokter sarankan periksa mata bagi yang terdiagnosis diabetes

Mereka pun akan memberikan edukasi kepada pasien terkait dosis obat dan petunjuk konsumsi hingga pasien paham dan meninggalkan ruang komunikasi di instalasi farmasi.

Tetapi ini dalam konteks konvensional. Seiring adanya digitalisasi dalam industri kefarmasian, peresepan dilakukan secara digital. Pasien bahkan bisa mengetahui jenis obat yang diminum termasuk petunjuk konsumsinya.

Dalam hal ini, ada keuntungan lainnya yakni kemungkinan meminimalisir bias, kesalahan dalam pembacaan resep oleh apoteker.

Kemudian, sama halnya pada keadaan konvensional, apoteker pun melakukan komunikasi dengan dokter untuk mengkonfirmasi atau memberikan rekomendasi yang menyebabkan perubahan pada resep elektronik.

Baca juga: Dokter sebut COVID-19 bisa perburuk kondisi penyandang diabetes

"Jadi tetap, kalaupun ada peralihan full antara penggunaan peresepan secara konvensional dengan yang sifatnya electonics bases, maka tetap ada fungsi konfirmasi dan itu dimungkinkan secara teknologi," kata Hermawan.

Dari sisi industri penyedia, platform harus mampu menyediakan fitur verifikasi itu agar tercapainya tepat obat, tepat sasaran, tepat waktu dan tepat penggunaan.

Hermawan menambahkan, perlu ada upaya tambahan yang sebenarnya muncul dalam rantai bisnis industri farmasi yakni sertifikasi dan standardisasi dalam pengemasan dan pengiriman obat.

"Kurir industri farmasi seharusnya tersertifikasi dan punya standard di dalam packing, packaging dan keamanan. Karena ini menyangkut bahan, sediaan farmasi yang sifatnya obat. Tidak bisa disamakan dengan barang lain yang mungkin terpapar udara," kata dia.

Baca juga: Dokter: Kurang olahraga bisa picu risiko diabetes

Baca juga: Dokter sarankan anak bergerak aktif demi tumbuh kembang yang optimal

Baca juga: Dokter sarankan atasi nyeri dengan paracetamol

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pemerintah diminta berhati-hati buka fakultas kedokteran

01 May 2024 17:28 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

30 April 2024 17:43 Wib

Cegah penyakit pancaroba, Dokter anjurkan anak pakai masker

27 April 2024 19:07 Wib

Jokowi berharap universitas hasilkan lebih banyak dokter spesialis

24 April 2024 15:15 Wib

Dokter luruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah

18 April 2024 15:33 Wib
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 13 jam lalu

Jubair Arifin siap maju Pilkada di Kotawaringin Barat

Kabar Daerah - 27 April 2024 17:32 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib