Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah Jimmi WS Hutagalung melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Enikuane menyatakan terdapat dua kecamatan yang capaian vaksinasinya masih rendah.
“Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Benua Lima sekitar 40 persen dan Kecamatan Dusun Tengah sekitar 34 persen,” kata Enikuane di Tamiang Layang, Minggu.
Menurutnya, Pemkab Barito Timur bersama Polri, TNI dan berbagai pihak bekerja keras untuk mensukseskan program vaksinasi. Namun di beberapa wilayah persentase vaksinasinya rendah karena masyarakat setempat menolak mengikuti vaksinasi.
Penolakan ini diduga karena terpengaruh kabar bohong atau hoax tentang vaksin terutama terkait halal dan haramnya vaksin yang digunakan. Padahal di kecamatan lain capaian vaksinasi cukup tinggi.
Capaian vaksinasi di Kecamatan Karusen Janang 94,3 persen, Awang 64,2 persen, Dusun Timur 67,2 persen, Paju Epat 74,5 persen, Patangkep Tutui 71,4 persen, Raren Batuah 83,4 persen, Pematang Karau 81,5 persen dan Paku 77,69 persen.
Baca juga: Bupati Bartim ingatkan masyarakat jangan abaikan protokol kesehatan
“Diperlukan dukungan semua pihak baik dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat maupun dari instansi pemerintah untuk memberikan informasi yang benar terkait protokol kesehatan dan manfaat vaksinasi sehingga bisa mengikuti vaksinasi,” kata Eni.
Masyarakat diharapkan bisa mengerti dan paham akan manfaat vaksinasi sesungguhnya tentang dampak positif dari vaksinasi seperti meningkatkan imun tubuh sehingga bisa menangkal paparan COVID-19.
“Edukasi masyarakat agar memahami pentingnya vaksinasi. Belum ada kasus meninggal dunia akibat vaksinasi di Barito Timur, bahkan pasien mengalami gejala ikutan yang berat pasca vaksinasi pun tidak ada. Yang ada hanya demam dan nyeri pada bekas suntikan. Jadi vaksin ini aman,”kata Eni.
Eni juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas dengan disiplin.
Baca juga: Capaian vaksinasi 21 desa dan satu kelurahan di Bartim masih rendah
Baca juga: APBD Bartim 2022 disepakati Rp926 miliar
“Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Benua Lima sekitar 40 persen dan Kecamatan Dusun Tengah sekitar 34 persen,” kata Enikuane di Tamiang Layang, Minggu.
Menurutnya, Pemkab Barito Timur bersama Polri, TNI dan berbagai pihak bekerja keras untuk mensukseskan program vaksinasi. Namun di beberapa wilayah persentase vaksinasinya rendah karena masyarakat setempat menolak mengikuti vaksinasi.
Penolakan ini diduga karena terpengaruh kabar bohong atau hoax tentang vaksin terutama terkait halal dan haramnya vaksin yang digunakan. Padahal di kecamatan lain capaian vaksinasi cukup tinggi.
Capaian vaksinasi di Kecamatan Karusen Janang 94,3 persen, Awang 64,2 persen, Dusun Timur 67,2 persen, Paju Epat 74,5 persen, Patangkep Tutui 71,4 persen, Raren Batuah 83,4 persen, Pematang Karau 81,5 persen dan Paku 77,69 persen.
Baca juga: Bupati Bartim ingatkan masyarakat jangan abaikan protokol kesehatan
“Diperlukan dukungan semua pihak baik dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat maupun dari instansi pemerintah untuk memberikan informasi yang benar terkait protokol kesehatan dan manfaat vaksinasi sehingga bisa mengikuti vaksinasi,” kata Eni.
Masyarakat diharapkan bisa mengerti dan paham akan manfaat vaksinasi sesungguhnya tentang dampak positif dari vaksinasi seperti meningkatkan imun tubuh sehingga bisa menangkal paparan COVID-19.
“Edukasi masyarakat agar memahami pentingnya vaksinasi. Belum ada kasus meninggal dunia akibat vaksinasi di Barito Timur, bahkan pasien mengalami gejala ikutan yang berat pasca vaksinasi pun tidak ada. Yang ada hanya demam dan nyeri pada bekas suntikan. Jadi vaksin ini aman,”kata Eni.
Eni juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas dengan disiplin.
Baca juga: Capaian vaksinasi 21 desa dan satu kelurahan di Bartim masih rendah
Baca juga: APBD Bartim 2022 disepakati Rp926 miliar