Sampit (ANTARA) - Kondisi dermaga di Kelurahan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dinilai perlu perhatian pemerintah karena mulai rusak dan kusam padahal dermaga ini menjadi salah satu ikon Kota Sampit.
"Kondisinya mulai banyak rusak. Dari jauh juga terlihat kusam seolah tidak terawat, padahal ini bisa dikatakan salah satu ikon Sampit. Ini ibaratnya sama juga fungsinya dengan gerbang masuk Sampit dan wajah Sampit yang pertama dilihat orang ketika tiba menggunakan kapal," kata Didin, warga Sampit, Kamis.
Dermaga tersebut berseberangan dengan ikon patung Jelawat dan Pelabuhan Sampit. Meski letaknya di seberang pusat kota, namun dermaga ini dinilai menjadi salah satu ikon Sampit karena akan menjadi perhatian penumpang yang tiba menggunakan kapal laut.
Keberadaan tulisan besar "Selamat Datang di Sampit" yang ada pada bagian atas dermaga, membuat dermaga yang terbuat dari kayu ulin ini selalu menjadi perhatian penumpang. Dermaga ini menjadi simbol sambutan masyarakat Kotawaringin Timur terhadap setiap orang yang tiba di daerah ini, khususnya yang datang melalui kapal laut.
Bagi warga yang sedang menikmati wisata susur sungai, dermaga ini menjadi salah satu tempat favorit sebagai latar berswafoto karena menjadi salah satu bukti kuat mereka pernah berkunjung ke Kota Sampit.
Sayangnya saat ini kondisi dermaga tersebut mulai rusak dan kusam. Kondisi ini dinilai justru menyuguhkan pemandangan pertama yang kurang mengesankan bagi tamu yang melihatnya.
Saat malam hari, kondisinya yang kurang penerangan juga rawan disalahkan untuk kegiatan-kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan. Ini membuat keberadaan dermaga ini dikhawatirkan akan membawa dampak kurang baik bagi masyarakat jika semakin tidak terurus.
Baca juga: Kapolres baru diharapkan semakin gencar berantas narkoba di Kotim
Masyarakat berharap pemerintah memperbaiki dan memperindah dermaga tersebut. Jika sebelumnya pemerintah daerah menghabiskan anggaran sekitar Rp697 juta untuk memperbaiki dan memperindah gerbang Sahati di Jalan Tjilik Riwut, pembenahan serupa juga diharapkan dilakukan terhadap dermaga ikon Sampit di Kelurahan Mentaya Seberang tersebut.
"Sebagai gerbang penyambutan, dermaga ini fungsinya juga tidak berbeda dengan gerbang Sahati di depan Stadion 29 November itu. Bedanya, kalau gerbang itu menyambut tamu dari jalur darat, sedangkan dermaga ini dari jalur transportasi laut dan sungai. Apalagi pemerintah sedang menggalakkan wisata susur sungai, dermaga ini akan menjadi perhatian wisatawan," kata Fi'i, warga lainnya.
Camat Seranau H Dedi Purwanto dikonfirmasi tentang masalah tersebut, tidak menampik banyaknya keluhan dan aspirasi masyarakat terkait kondisi dermaga itu. Dia menanggapi positif keinginan masyarakat karena merupakan bentuk perhatian terhadap kondisi dermaga tersebut.
"Tapi, kami tidak ada kewenangan untuk melakukan itu karena dermaga ini merupakan aset pemerintah kabupaten. Selain itu, kami juga tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki dan membenahi ini. Makanya aspirasi masyarakat ini tentu kami sampaikan kepada pemerintah kabupaten. Mudah-mudahan menjadi perhatian," kata Dedi.
Dedi tidak menampik, infrastruktur di kecamatan yang dipimpinnya masih sangat terbatas padahal lokasinya tepat berseberangan dengan pusat kota. Masyarakat sangat berharap ada peningkatan infrastruktur karena sangat penting untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakat.
Keberadaan dermaga juga sangat vital karena transportasi sungai masih menjadi andalan masyarakat dalam beraktivitas. Apalagi keberadaan dermaga di Kelurahan Mentaya Seberang ini menjadi etalase pertama yang dilihat tamu yang datang ke Sampit melalui jalur sungai, maka sudah sewajarnya jika keberadaan dermaga ini dibenahi dan diperindah.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta segera memulai proyek fisik
Baca juga: Kekuatan Damkar Kotim akan disebar ke kecamatan
Baca juga: Kapolres Kotim kunjungi DPRD bangun sinergi
"Kondisinya mulai banyak rusak. Dari jauh juga terlihat kusam seolah tidak terawat, padahal ini bisa dikatakan salah satu ikon Sampit. Ini ibaratnya sama juga fungsinya dengan gerbang masuk Sampit dan wajah Sampit yang pertama dilihat orang ketika tiba menggunakan kapal," kata Didin, warga Sampit, Kamis.
Dermaga tersebut berseberangan dengan ikon patung Jelawat dan Pelabuhan Sampit. Meski letaknya di seberang pusat kota, namun dermaga ini dinilai menjadi salah satu ikon Sampit karena akan menjadi perhatian penumpang yang tiba menggunakan kapal laut.
Keberadaan tulisan besar "Selamat Datang di Sampit" yang ada pada bagian atas dermaga, membuat dermaga yang terbuat dari kayu ulin ini selalu menjadi perhatian penumpang. Dermaga ini menjadi simbol sambutan masyarakat Kotawaringin Timur terhadap setiap orang yang tiba di daerah ini, khususnya yang datang melalui kapal laut.
Bagi warga yang sedang menikmati wisata susur sungai, dermaga ini menjadi salah satu tempat favorit sebagai latar berswafoto karena menjadi salah satu bukti kuat mereka pernah berkunjung ke Kota Sampit.
Sayangnya saat ini kondisi dermaga tersebut mulai rusak dan kusam. Kondisi ini dinilai justru menyuguhkan pemandangan pertama yang kurang mengesankan bagi tamu yang melihatnya.
Saat malam hari, kondisinya yang kurang penerangan juga rawan disalahkan untuk kegiatan-kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan. Ini membuat keberadaan dermaga ini dikhawatirkan akan membawa dampak kurang baik bagi masyarakat jika semakin tidak terurus.
Baca juga: Kapolres baru diharapkan semakin gencar berantas narkoba di Kotim
Masyarakat berharap pemerintah memperbaiki dan memperindah dermaga tersebut. Jika sebelumnya pemerintah daerah menghabiskan anggaran sekitar Rp697 juta untuk memperbaiki dan memperindah gerbang Sahati di Jalan Tjilik Riwut, pembenahan serupa juga diharapkan dilakukan terhadap dermaga ikon Sampit di Kelurahan Mentaya Seberang tersebut.
"Sebagai gerbang penyambutan, dermaga ini fungsinya juga tidak berbeda dengan gerbang Sahati di depan Stadion 29 November itu. Bedanya, kalau gerbang itu menyambut tamu dari jalur darat, sedangkan dermaga ini dari jalur transportasi laut dan sungai. Apalagi pemerintah sedang menggalakkan wisata susur sungai, dermaga ini akan menjadi perhatian wisatawan," kata Fi'i, warga lainnya.
Camat Seranau H Dedi Purwanto dikonfirmasi tentang masalah tersebut, tidak menampik banyaknya keluhan dan aspirasi masyarakat terkait kondisi dermaga itu. Dia menanggapi positif keinginan masyarakat karena merupakan bentuk perhatian terhadap kondisi dermaga tersebut.
"Tapi, kami tidak ada kewenangan untuk melakukan itu karena dermaga ini merupakan aset pemerintah kabupaten. Selain itu, kami juga tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki dan membenahi ini. Makanya aspirasi masyarakat ini tentu kami sampaikan kepada pemerintah kabupaten. Mudah-mudahan menjadi perhatian," kata Dedi.
Dedi tidak menampik, infrastruktur di kecamatan yang dipimpinnya masih sangat terbatas padahal lokasinya tepat berseberangan dengan pusat kota. Masyarakat sangat berharap ada peningkatan infrastruktur karena sangat penting untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakat.
Keberadaan dermaga juga sangat vital karena transportasi sungai masih menjadi andalan masyarakat dalam beraktivitas. Apalagi keberadaan dermaga di Kelurahan Mentaya Seberang ini menjadi etalase pertama yang dilihat tamu yang datang ke Sampit melalui jalur sungai, maka sudah sewajarnya jika keberadaan dermaga ini dibenahi dan diperindah.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta segera memulai proyek fisik
Baca juga: Kekuatan Damkar Kotim akan disebar ke kecamatan
Baca juga: Kapolres Kotim kunjungi DPRD bangun sinergi