Warga Seranau harapkan perbaikan dermaga
Sampit (ANTARA) - Warga di Kecamatan Seranau berharap Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah segera memperbaiki dermaga setempat yang kerusakannya kian parah.
“Ini adalah aspirasi dari warga kami di Kecamatan Seranau yang berharap dermaga ini dapat segera diperbaiki, karena kondisinya sekarang bisa dikatakan 50 persen rusak,” kata Pelaksana Tugas Camat Seranau Dwi Kushendro di Sampit, Senin.
Dermaga yang dimaksud terletak berseberangan dengan ikon patung Jelawat dan Pelabuhan Sampit. Tepatnya, di Kelurahan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau. Meski berada di seberang kota, namun dermaga ini dianggap sebagai salah satu ikon di Sampit.
Keberadaan tulisan besar “Selamat Datang di Sampit” yang berada di bagian atas dermaga menjadi daya tarik bagi siapa saja yang melintas, khususnya penumpang yang tiba di Sampit menggunakan kapal laut. Dermaga ini menjadi simbol sambutan masyarakat Kotim terhadap setiap orang yang datang dari jalur laut.
Akan tetapi, Dwi menyebutkan dermaga yang tersebut dibangun sekitar tahun 2010 sudah mulai mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu. Meskipun dermaga tersebut terbuat dari kayu ulin yang terkenal kuat, tapi terbukti faktor alam jauh lebih kuat.
“Sebagian paku dan papan di dermaga tersebut sudah lepas, beberapa titik juga bolong dan ditambal dengan papan seadanya. Kondisinya sudah lapuk walaupun terbuat dari ulin,” ujarnya.
Dermaga tersebut berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan, sehingga pihak kecamatan tidak dapat mengambil tindakan secara langsung untuk memperbaiki jembatan tersebut dan hanya sekadar mengusulkan kepada pemerintah daerah.
Selain dermaga selamat datang, dermaga kapal feri juga diharapkan menjadi perhatian pemerintah daerah, sebab kondisinya tidak jauh berbeda.
Baca juga: DPRD Kotim dukung lomba memancing untuk tingkatkan daya tarik wisata
Keberadaan dua dermaga ini sangat penting untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat setempat. Bagi mereka yang menggunakan transportasi air di Sungai Mentaya, dermaga tersebutlah titik keberangkatan maupun pulang mereka.
Usulan ini pun direspons positif oleh Bupati Kotim Halikinnor saat berkunjung ke Kecamatan Seranau untuk membuka kegiatan lomba mancing. Dia melihat langsung kondisi dermaga yang mulai mengalami kerusakan.
Halikinnor pun menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotim untuk segera menangani dermaga tersebut.
“Memang saya lihat kondisi dermaga termasuk titian yang di dalam kondisinya sudah banyak yang rusak, saya sudah instruksikan dinas terkait agar bisa ditangani,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan Polairud Polda Kalteng terkait pengadaan kayu ulin untuk material perbaikan dermaga. Pasalnya, mencari kayu ulin di Kotim sekarang sudah sulit, lantaran kayu tersebut sudah mulai langka dan ada aturan tertentu terkait jual belinya.
Sementara, jika menggunakan konstruksi beton tentu akan membutuhkan anggaran yang besar untuk pembangunan di sungai, sehingga lebih efektif memang menggunakan kayu ulin.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat bersabar sampai dermaga bisa diperbaiki. Warga diminta lebih berhati-hati ketika beraktivitas di dermaga, terutama ketika menggunakan kendaraan bermotor untuk dibawa menyeberang.
Baca juga: Kembali diaktifkan,CFD Taman Kota Sampit disambut antusias masyarakat
Baca juga: Bupati Kotim setujui proposal pembangunan lanjutan SDN 1 Baamang Tengah
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemkab jajaki penambahan rute penerbangan
“Ini adalah aspirasi dari warga kami di Kecamatan Seranau yang berharap dermaga ini dapat segera diperbaiki, karena kondisinya sekarang bisa dikatakan 50 persen rusak,” kata Pelaksana Tugas Camat Seranau Dwi Kushendro di Sampit, Senin.
Dermaga yang dimaksud terletak berseberangan dengan ikon patung Jelawat dan Pelabuhan Sampit. Tepatnya, di Kelurahan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau. Meski berada di seberang kota, namun dermaga ini dianggap sebagai salah satu ikon di Sampit.
Keberadaan tulisan besar “Selamat Datang di Sampit” yang berada di bagian atas dermaga menjadi daya tarik bagi siapa saja yang melintas, khususnya penumpang yang tiba di Sampit menggunakan kapal laut. Dermaga ini menjadi simbol sambutan masyarakat Kotim terhadap setiap orang yang datang dari jalur laut.
Akan tetapi, Dwi menyebutkan dermaga yang tersebut dibangun sekitar tahun 2010 sudah mulai mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu. Meskipun dermaga tersebut terbuat dari kayu ulin yang terkenal kuat, tapi terbukti faktor alam jauh lebih kuat.
“Sebagian paku dan papan di dermaga tersebut sudah lepas, beberapa titik juga bolong dan ditambal dengan papan seadanya. Kondisinya sudah lapuk walaupun terbuat dari ulin,” ujarnya.
Dermaga tersebut berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan, sehingga pihak kecamatan tidak dapat mengambil tindakan secara langsung untuk memperbaiki jembatan tersebut dan hanya sekadar mengusulkan kepada pemerintah daerah.
Selain dermaga selamat datang, dermaga kapal feri juga diharapkan menjadi perhatian pemerintah daerah, sebab kondisinya tidak jauh berbeda.
Baca juga: DPRD Kotim dukung lomba memancing untuk tingkatkan daya tarik wisata
Keberadaan dua dermaga ini sangat penting untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat setempat. Bagi mereka yang menggunakan transportasi air di Sungai Mentaya, dermaga tersebutlah titik keberangkatan maupun pulang mereka.
Usulan ini pun direspons positif oleh Bupati Kotim Halikinnor saat berkunjung ke Kecamatan Seranau untuk membuka kegiatan lomba mancing. Dia melihat langsung kondisi dermaga yang mulai mengalami kerusakan.
Halikinnor pun menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotim untuk segera menangani dermaga tersebut.
“Memang saya lihat kondisi dermaga termasuk titian yang di dalam kondisinya sudah banyak yang rusak, saya sudah instruksikan dinas terkait agar bisa ditangani,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan Polairud Polda Kalteng terkait pengadaan kayu ulin untuk material perbaikan dermaga. Pasalnya, mencari kayu ulin di Kotim sekarang sudah sulit, lantaran kayu tersebut sudah mulai langka dan ada aturan tertentu terkait jual belinya.
Sementara, jika menggunakan konstruksi beton tentu akan membutuhkan anggaran yang besar untuk pembangunan di sungai, sehingga lebih efektif memang menggunakan kayu ulin.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat bersabar sampai dermaga bisa diperbaiki. Warga diminta lebih berhati-hati ketika beraktivitas di dermaga, terutama ketika menggunakan kendaraan bermotor untuk dibawa menyeberang.
Baca juga: Kembali diaktifkan,CFD Taman Kota Sampit disambut antusias masyarakat
Baca juga: Bupati Kotim setujui proposal pembangunan lanjutan SDN 1 Baamang Tengah
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemkab jajaki penambahan rute penerbangan