Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memberi kesempatan kepada pihak swasta yang berminat melayani jasa penyeberangan mobil Sampit menuju Mentaya Seberang Kecamatan Seranau.
"Kita lihat seperti apa respons swasta karena mereka pasti berhitung terkait benefit. Kalau tidak ada, baru opsi kedua, yaitu pemerintah daerah sendiri yang mengupayakan sarana dan prasarananya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur, Rody Kamislam di Sampit, Jumat.
Menurut Rody, wacana pengadaan feri penyeberangan Sampit-Seranau muncul setelah adanya kepastian dari pemerintah provinsi yang lebih memilih membantu pembiayaan pembangunan jalan di wilayah seberang dibanding membangun Jembatan Mentaya yang sempat diusulkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Keputusan itu ditindaklanjuti pemerintah provinsi dengan mengambil alih status jalan dari Jembatan Cempaga di Desa Cempaka Mulia Timur melintasi Kecamatan Seranau hingga Kecamatan Pulau Hanaut. Kini ruas jalan tersebut statusnya menjadi jalan provinsi sehingga menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pemerintah provinsi berkomitmen melanjutkan pembangunan ruas jalan tersebut. Penyelesaiannya dilakukan secara bertahap sesuai kondisi kemampuan keuangan pemerintah provinsi.
Di sisi lain, meski jika keterisolasian itu nantinya sudah terbuka, namun warga Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut yang hendak menuju pusat Kota Sampit harus menempuh perjalanan jauh memutar melalui Jembatan Cempaga.
Untuk itulah muncul aspirasi masyarakat agar penyeberangan Sampit-Seranau yang saat ini hanya melayani penyeberangan orang dan sepeda motor, ditingkatkan menjadi penyeberangan mobil.
Baca juga: Disdik Kotim dukung murid tidak bawa gadget ke sekolah
Rody mengaku pihaknya sudah bertemu dengan PT Dharma Lautan Utama menawarkan agar perusahaan tersebut bisa melayani jasa penyeberangan mobil Sampit-Seranau. Tawaran itu disambut positif dan rencananya akan ada pertemuan lanjutan pembahasan masalah tersebut.
"Mereka mengundang kami ke Jakarta untuk diskusi terkait seperti apa potensinya. Karena mereka swasta, tentu mereka harus berhitung dulu terkait biaya dan benefit, sebelum mereka memutuskan jika ingin berinvestasi," tambah Rody.
Dinas Perhubungan akan mengkaji masalah ini lebih lanjut, termasuk menyiapkan feasibility study (FS) atau studi kelayakan. Tim akan menghitung perkiraan biaya renovasi dermaga, serta pengadaan kapal roro yang diperlukan untuk penyeberangan mobil.
Jika tidak ada perusahaan swasta yang tertarik berinvestasi, kata Rody, maka opsi lain akan diupayakan yaitu pemerintah daerah sendiri yang akan menyediakan layanan ini secara bertahap sesuai kondisi kemampuan keuangan daerah.
"Kalau kita pemerintah daerah yang mengadakan itu maka pertimbangannya bukan pada sisi bisnis, tetapi pelayanan masyarakat. Makanya akan kita hitung dulu semuanya," demikian Rody Kamislam.
Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Hendrik Sugiharto membenarkan sudah ada pembicaraan awal antara Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur dengan PT DLU terkait wacana penyeberangan mobil Sampit-Seranau.
"Kemarin pembahasannya bukan dengan saya, tapi ada bagian manajemen yang kebetulan berkunjung ke Sampit. Dan pada kesempatan itu kita ajak manajer usaha dari pusat untuk bersilaturahmi," ujar Hendrik.
Hendrik mengiyakan adanya peluang kerja sama ini, seperti yang disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Rody Kamislam. Tentu ini memerlukan pembicaraan lebih lanjut secara mendalam.
Baca juga: Legislator Kotim desak sanksi tegas sekolah yang pungli dan gelar wisuda
Baca juga: Bupati Kotim akui penurunan produksi berdampak besar pada DBH sawit
Baca juga: Wabup Kotim pastikan tindak lanjuti hasil studi banding