BKSDA Kalteng kembali terima laporan kemunculan orang utan di Seranau
Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melalui Pos Jaga Sampit kembali menerima laporan kemunculan orang utan di Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, padahal belum lama ini telah dilakukan evakuasi orang utan di kawasan tersebut.
"Satu individu orang utan dilaporkan muncul di sebuah pohon dekat kebun dan pondok milik warga," kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah di Sampit, Kamis.
Dijelaskannya, laporan tersebut diterima pada Rabu (10/1/2024) kemarin, berlokasi di Desa Batuah, Kecamatan Seranau. Pihak BKSDA pun langsung merespon laporan tersebut dan melakukan observasi ke lokasi sesuai laporan warga. Namun saat tiba di lokasi, orang utan yang dimaksud tidak lagi ditemukan.
Sementara, dari pantauan pihaknya di sekitar lokasi kemunculan orang utan terdapat pohon rambutan yang tengah berbuah dan pohon kariwaya.
"Diduga kuat orang utan itu cuma melintas di lokasi tersebut. Meski demikian kami akan terus memantau dengan bantuan warga, mungkin saja orang utan itu balik lagi," ujarnya.
Muriansyah melanjutkan, dari observasi tersebut pihaknya juga menemukan satu sarang di tepi hutan tak jauh dari pemukiman warga, diduga itu adalah sarang orang utan. Sehingga, pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi orang utan kembali muncul.
"Pada pertengahan 2022, BKSDA Kalteng pernah mengevakuasi seekor orang utan jantan di Desa Batuah," beber dia.
Dari keterangan warga setempat di desa tersebut ada sekitar 3 ekor orang utan yang sering muncul. Setelah seekor orang utan berhasil dievakuasi, diperkirakan masih ada 2 ekor orang utan yang berkeliaran.
Desa Batuah yang berada di seberang Kota Sampit ini memang masih didominasi hutan dan kebun warga, sehingga tak heran jika masih banyak satwa liar yang berkeliaran di sekitar desa tersebut.
Sementara itu, pada Selasa (9/1) lalu BKSDA Kalteng dibantu Yayasan Orangutan Foundation International (OFI) dan warga berhasil mengevakuasi seekor orang utan di Desa Seragam Jaya, Kecamatan Seranau, tak jauh dari Desa Batuah.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Sebelumnya, warga melaporkan bahwa ada orang utan yang terlihat sedang memakan buah rambutan di kebun belakang rumah salah seorang warga.
Tak hanya itu, orang utan yang diberi nama Abuy oleh warga setempat juga dilaporkan sempat menghadang seorang warga yang hendak mencari rumput, sehingga membuat warga takut dan tak jadi melakukan kegiatannya.
Dinilai cukup meresahkan warga pun meminta bantuan BKSDA untuk mengevakuasi atau memindahkan orang utan itu ke lokasi yang lebih aman. Abuy, si orang utan pun kini telah dibawa dan dilepas liarkan di Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng.
Baca juga: Film Petualangan Sherina 2 diapresiasi, dinilai mampu representasikan keindahan alam Kalteng
Baca juga: Misi pelestarian orang utan perlu ada terobosan, kata Teras Narang
Baca juga: BKSDA Kalteng lepasliarkan 10 orang utan ke TN Bukit Baka Bukit Raya
"Satu individu orang utan dilaporkan muncul di sebuah pohon dekat kebun dan pondok milik warga," kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah di Sampit, Kamis.
Dijelaskannya, laporan tersebut diterima pada Rabu (10/1/2024) kemarin, berlokasi di Desa Batuah, Kecamatan Seranau. Pihak BKSDA pun langsung merespon laporan tersebut dan melakukan observasi ke lokasi sesuai laporan warga. Namun saat tiba di lokasi, orang utan yang dimaksud tidak lagi ditemukan.
Sementara, dari pantauan pihaknya di sekitar lokasi kemunculan orang utan terdapat pohon rambutan yang tengah berbuah dan pohon kariwaya.
"Diduga kuat orang utan itu cuma melintas di lokasi tersebut. Meski demikian kami akan terus memantau dengan bantuan warga, mungkin saja orang utan itu balik lagi," ujarnya.
Muriansyah melanjutkan, dari observasi tersebut pihaknya juga menemukan satu sarang di tepi hutan tak jauh dari pemukiman warga, diduga itu adalah sarang orang utan. Sehingga, pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi orang utan kembali muncul.
"Pada pertengahan 2022, BKSDA Kalteng pernah mengevakuasi seekor orang utan jantan di Desa Batuah," beber dia.
Dari keterangan warga setempat di desa tersebut ada sekitar 3 ekor orang utan yang sering muncul. Setelah seekor orang utan berhasil dievakuasi, diperkirakan masih ada 2 ekor orang utan yang berkeliaran.
Desa Batuah yang berada di seberang Kota Sampit ini memang masih didominasi hutan dan kebun warga, sehingga tak heran jika masih banyak satwa liar yang berkeliaran di sekitar desa tersebut.
Sementara itu, pada Selasa (9/1) lalu BKSDA Kalteng dibantu Yayasan Orangutan Foundation International (OFI) dan warga berhasil mengevakuasi seekor orang utan di Desa Seragam Jaya, Kecamatan Seranau, tak jauh dari Desa Batuah.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Sebelumnya, warga melaporkan bahwa ada orang utan yang terlihat sedang memakan buah rambutan di kebun belakang rumah salah seorang warga.
Tak hanya itu, orang utan yang diberi nama Abuy oleh warga setempat juga dilaporkan sempat menghadang seorang warga yang hendak mencari rumput, sehingga membuat warga takut dan tak jadi melakukan kegiatannya.
Dinilai cukup meresahkan warga pun meminta bantuan BKSDA untuk mengevakuasi atau memindahkan orang utan itu ke lokasi yang lebih aman. Abuy, si orang utan pun kini telah dibawa dan dilepas liarkan di Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng.
Baca juga: Film Petualangan Sherina 2 diapresiasi, dinilai mampu representasikan keindahan alam Kalteng
Baca juga: Misi pelestarian orang utan perlu ada terobosan, kata Teras Narang
Baca juga: BKSDA Kalteng lepasliarkan 10 orang utan ke TN Bukit Baka Bukit Raya