Bupati Kotim perjuangkan keberlanjutan jalan Seranau-Pulau Hanaut
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor menegaskan keinginan kuatnya memperjuangkan keberlanjutan pembangunan jalan di kawasan seberang untuk membuka keterisolasian jalan darat melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.
"Ini juga yang saya sampaikan dengan pimpinan kita RI 1 (Presiden Joko Widodo) saat beliau berkunjung ke Sampit. Tapi harapan saya walaupun (anggarannya) tidak atau belum meluncur dari APBN, paling tidak kita dari APBD secara bertahap, tapi langsung saya minta diperlebar supaya nanti ketika kita tingkatkan jalan itu tidak lagi harus melebarkan," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hal itu disampaikan Halikinnor di sela kunjungannya memantau pelaksanaan khitanan massal di aula kantor Kecamatan Pulau Hanaut. Untuk mencapai lokasi ini, Halikinnor bersama rombongan bertolak dari Sampit menggunakan mobil menuju Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian menyeberangi Sungai Mentaya menuju Desa Bapinang Kecamatan Pulau Hanaut.
Terdapat dua kecamatan yang berada kawasan seberang yakni Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Dua kecamatan ini terpisah oleh Sungai Mentaya dengan daratan pusat kota. Seranau berada tepat di seberang pusat Kota Sampit, sedangkan Pulau Hanaut berada di kawasan pesisir.
Pembangunan di dua kecamatan ini sedikit terlambat akibat imbas biaya tinggi. Barang dan jasa masih mengandalkan angkutan sungai untuk menyeberang maupun mobilitas kegiatan ekonomi.
Saat ini sudah ada jembatan di Kecamatan Cempaga yang menghubungkan Desa Cempaka Mulia Barat dengan Desa Cempaka Mulia Timur. Jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur inilah yang sedang diperjuangkan untuk membuka keterisolasian jalur darat menuju Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.
Halikinnor menyebutkan, sudah ada jalan yang sudah fungsional dari Cempaka Mulia Timur sampai ke Seranau sekitar 20 kilometer. Jalan yang sudah fungsional tersebut tetap dipelihara.
Saat ini masih ada sekitar 45 kilometer lagi jalan yang harus dibangun dari Seranau menuju Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut. Jika terbangun, jalan ini juga bisa dimanfaatkan warga Kabupaten Katingan untuk menuju wilayah Kotawaringin Timur sehingga juga berdampak pada perekonomian.
Halikinnor mengaku, bulan lalu dirinya menerima pernyataan dari seluruh kepala desa di dua kecamatan itu bahwa mereka sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya terkait permintaannya agar jalan yang akan dibangun itu diperlebar masing-masing dua meter di kiri dan kanan jalan.
Baca juga: Masyarakat Kotim sangat terbantu program khitanan massal
Dijelaskannya, jalan yang eksisting saat ini lebarnya cuma lima meter. Dia ingin ditambah masing-masing dua meter kiri dan kanan sehingga total lebar menjadi 9 sampai 10 meter. Setidaknya jika jalan ditingkatkan, paling tidak ada badan jalannya untuk aspalnya nanti lima sampai enam meter.
"Saya perintahkan Dinas PU untuk dilebarkan dan dibuat ben atau siring dulu, sedangkan nanti untuk pengaspalan dilaksanakan selanjutnya supaya badan jalan kuat karena di sana daerah rawa dan rendah kalau air pasang dalam juga bisa banjir, jadi paling tidak itu bisa tahan banjir," timpal Halikinnor.
Menurutnya, tentunya dengan jalan tembus di wilayah seberang nantinya maka mobilitas masyarakat semakin mudah, murah dan lebih cepat. Ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, diharapkan hasil produksi pertanian, perikanan dan lainnya bisa dipasarkan dengan mudah. Selama ini misalnya nelayan di Desa Satiruk mendapat banyak hasil tangkapan tapi biaya membawa ke Sampit juga mahal, apalagi musim gelombang seperti sekarang.
Jika nanti jalan darat ada, mungkin mereka tidak perlu menawarkan, tetapi orang dari Sampit lah yang datang ke sana membawa pikap atau truk membeli hasil bumi sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
"Harapan saya juga nanti setelah terbangun jalan maka tumbuhan kegiatan ekonomi di sepanjang jalur jalan, juga akan hidup dan semakin menggeliat," ujarnya.
Halikinnor menambahkan, dirinya berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Perdagangan. Hal ini terkait pengembangan jalan di kawasan seberang untuk jangka panjang.
"Saya ingin membuat kawasan ekonomi khusus (KEK) di seberang itu supaya nanti tersus (terminal khusus) dan dermaga-dermaga, kalau bisa jangan di seberang sini lagi, tetapi di seberang sana agar di sana menjadi ramai," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim permudah teknis pembayaran TPP
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, PT Bumi Makmur Waskita gelar penanaman pohon dan edukasi lingkungan
Baca juga: Bupati Kotim terus jalankan bantuan kursi roda
"Ini juga yang saya sampaikan dengan pimpinan kita RI 1 (Presiden Joko Widodo) saat beliau berkunjung ke Sampit. Tapi harapan saya walaupun (anggarannya) tidak atau belum meluncur dari APBN, paling tidak kita dari APBD secara bertahap, tapi langsung saya minta diperlebar supaya nanti ketika kita tingkatkan jalan itu tidak lagi harus melebarkan," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hal itu disampaikan Halikinnor di sela kunjungannya memantau pelaksanaan khitanan massal di aula kantor Kecamatan Pulau Hanaut. Untuk mencapai lokasi ini, Halikinnor bersama rombongan bertolak dari Sampit menggunakan mobil menuju Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian menyeberangi Sungai Mentaya menuju Desa Bapinang Kecamatan Pulau Hanaut.
Terdapat dua kecamatan yang berada kawasan seberang yakni Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Dua kecamatan ini terpisah oleh Sungai Mentaya dengan daratan pusat kota. Seranau berada tepat di seberang pusat Kota Sampit, sedangkan Pulau Hanaut berada di kawasan pesisir.
Pembangunan di dua kecamatan ini sedikit terlambat akibat imbas biaya tinggi. Barang dan jasa masih mengandalkan angkutan sungai untuk menyeberang maupun mobilitas kegiatan ekonomi.
Saat ini sudah ada jembatan di Kecamatan Cempaga yang menghubungkan Desa Cempaka Mulia Barat dengan Desa Cempaka Mulia Timur. Jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur inilah yang sedang diperjuangkan untuk membuka keterisolasian jalur darat menuju Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.
Halikinnor menyebutkan, sudah ada jalan yang sudah fungsional dari Cempaka Mulia Timur sampai ke Seranau sekitar 20 kilometer. Jalan yang sudah fungsional tersebut tetap dipelihara.
Saat ini masih ada sekitar 45 kilometer lagi jalan yang harus dibangun dari Seranau menuju Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut. Jika terbangun, jalan ini juga bisa dimanfaatkan warga Kabupaten Katingan untuk menuju wilayah Kotawaringin Timur sehingga juga berdampak pada perekonomian.
Halikinnor mengaku, bulan lalu dirinya menerima pernyataan dari seluruh kepala desa di dua kecamatan itu bahwa mereka sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya terkait permintaannya agar jalan yang akan dibangun itu diperlebar masing-masing dua meter di kiri dan kanan jalan.
Baca juga: Masyarakat Kotim sangat terbantu program khitanan massal
Dijelaskannya, jalan yang eksisting saat ini lebarnya cuma lima meter. Dia ingin ditambah masing-masing dua meter kiri dan kanan sehingga total lebar menjadi 9 sampai 10 meter. Setidaknya jika jalan ditingkatkan, paling tidak ada badan jalannya untuk aspalnya nanti lima sampai enam meter.
"Saya perintahkan Dinas PU untuk dilebarkan dan dibuat ben atau siring dulu, sedangkan nanti untuk pengaspalan dilaksanakan selanjutnya supaya badan jalan kuat karena di sana daerah rawa dan rendah kalau air pasang dalam juga bisa banjir, jadi paling tidak itu bisa tahan banjir," timpal Halikinnor.
Menurutnya, tentunya dengan jalan tembus di wilayah seberang nantinya maka mobilitas masyarakat semakin mudah, murah dan lebih cepat. Ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, diharapkan hasil produksi pertanian, perikanan dan lainnya bisa dipasarkan dengan mudah. Selama ini misalnya nelayan di Desa Satiruk mendapat banyak hasil tangkapan tapi biaya membawa ke Sampit juga mahal, apalagi musim gelombang seperti sekarang.
Jika nanti jalan darat ada, mungkin mereka tidak perlu menawarkan, tetapi orang dari Sampit lah yang datang ke sana membawa pikap atau truk membeli hasil bumi sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
"Harapan saya juga nanti setelah terbangun jalan maka tumbuhan kegiatan ekonomi di sepanjang jalur jalan, juga akan hidup dan semakin menggeliat," ujarnya.
Halikinnor menambahkan, dirinya berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Perdagangan. Hal ini terkait pengembangan jalan di kawasan seberang untuk jangka panjang.
"Saya ingin membuat kawasan ekonomi khusus (KEK) di seberang itu supaya nanti tersus (terminal khusus) dan dermaga-dermaga, kalau bisa jangan di seberang sini lagi, tetapi di seberang sana agar di sana menjadi ramai," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim permudah teknis pembayaran TPP
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, PT Bumi Makmur Waskita gelar penanaman pohon dan edukasi lingkungan
Baca juga: Bupati Kotim terus jalankan bantuan kursi roda