Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Kalimantan Tengah Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan, pihaknya memberikan teguran kepada dua Usaha Pelayanan Jasa Alat (UPJA) karena tidak mengoptimalkan keberadaan bangunan perbengkelan.
“Teguran secara lisan dan tertulis sudah kita sampaikan kepada pengelola perbengkelan untuk segera operasional,” kata Slamet di Pulang Pisau, Senin.
Slamet mengaku dirinya sudah meminta kepada dua pengelola bangunan perbengkelan yang ada di Desa Tahai Baru Kecamatan Maliku dan Desa Blanti Kecamatan Pandih Batu untuk segera dioperasionalkan.
Dikatakan Slamet, bangunan perbengkelan dan dukungan peralatan didalamnya merupakan bantuan dan program dari Kementerian Pertanian untuk mendukung program food estate yang ada di dua kecamatan itu.
Keberadaan perbengkelan tersebut dalam rangka membantu apabila ada alat dan mesin pertanian (alsintan) mengalami kerusakan sehingga petani bisa mendapatkan pelayanan perbengkelan dengan biaya yang lebih terjangkau.
Pelaksanaan perbengkelan ini dikelola oleh UPJA yang ada di masing-masing desa. Kedua pengelola UPJA sudah dipanggil dan dimintai keterangan, bahkan sudah diberikan surat teguran untuk segera mengoperasionalkan perbengkelan.
Kedua pengelola belum mengoperasionalkan perbengkelan itu beralasan kalau belum mendapatkan mekanik atau montir. Namun, hal itu bukan dasar karena pengelola bisa mencari inisiatif karena UPJA adalah pengelola, termasuk pengeluaran dan pemasukan yang didapat dari operasionalnya bengkel untuk mereka sendiri.
Untuk mengatasi keluhan dari pengelola perbengkelan ini, terang Slamet, tahun ini Dinas Pertanian setempat telah membuat program pelatihan bagi mekanik sebanyak enam orang untuk dilatih perbaikan khusus alsintan.
Baca juga: Angka kebutaan akibat katarak di Pulang Pisau masih tinggi
Untuk narasumber pelatihan yang dipanggil tentu dari mekanik pertanian (Mektan) yang berpengalaman serta benar-benar mengerti dan paham di bidang alsintan.
“Pelatihan ini nantinya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para mekanik yang ada di dua perbengkelan itu,” ucap dia.
Ketua UPJA Desa Blanti Kecamatan Pandih Batu Sudiya melalui Bendahara Rianto mengaku belum operasioalnya perbengkelan yang dikelola UPJA setempat dikarenakan kesulitan menemukan mekanik yang mau ditempatkan di bengkel tesebut.
“Sampai saat ini, kami masih kesulitan mencari mekanik yang mau ditempatkan di bengkel,” kata Rianto saat ditemui di Desa Blanti.
Pada 2020 lalu pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian memberikan hibah bantuan anggaran bangunan dan peralatan perbengkelan di Desa Tahai Baru dan Desa Blanti yang total keduanya lebih dari Rp1 miliar untuk mendukung program food estate.
Keberadaan dua perbengkelan yang dibangun di atas tanah milik desa ini menjadi sorotan setelah mangkrak hamper selama satu tahun setelah selesai pembangunannya. Tidak ada aktivitas dan terlihat peralatan pendukung di dua bangunan perbengkelan ini.
Baca juga: PPK menduga ambruknya dermaga Pulang Pisau akibat longsor saat air pasang
Baca juga: Disdik Pulang Pisau perkuat kompetensi guru penggerak
Baca juga: Kawasan food estate di Pulpis menjanjikan dikembangkan pariwisata
“Teguran secara lisan dan tertulis sudah kita sampaikan kepada pengelola perbengkelan untuk segera operasional,” kata Slamet di Pulang Pisau, Senin.
Slamet mengaku dirinya sudah meminta kepada dua pengelola bangunan perbengkelan yang ada di Desa Tahai Baru Kecamatan Maliku dan Desa Blanti Kecamatan Pandih Batu untuk segera dioperasionalkan.
Dikatakan Slamet, bangunan perbengkelan dan dukungan peralatan didalamnya merupakan bantuan dan program dari Kementerian Pertanian untuk mendukung program food estate yang ada di dua kecamatan itu.
Keberadaan perbengkelan tersebut dalam rangka membantu apabila ada alat dan mesin pertanian (alsintan) mengalami kerusakan sehingga petani bisa mendapatkan pelayanan perbengkelan dengan biaya yang lebih terjangkau.
Pelaksanaan perbengkelan ini dikelola oleh UPJA yang ada di masing-masing desa. Kedua pengelola UPJA sudah dipanggil dan dimintai keterangan, bahkan sudah diberikan surat teguran untuk segera mengoperasionalkan perbengkelan.
Kedua pengelola belum mengoperasionalkan perbengkelan itu beralasan kalau belum mendapatkan mekanik atau montir. Namun, hal itu bukan dasar karena pengelola bisa mencari inisiatif karena UPJA adalah pengelola, termasuk pengeluaran dan pemasukan yang didapat dari operasionalnya bengkel untuk mereka sendiri.
Untuk mengatasi keluhan dari pengelola perbengkelan ini, terang Slamet, tahun ini Dinas Pertanian setempat telah membuat program pelatihan bagi mekanik sebanyak enam orang untuk dilatih perbaikan khusus alsintan.
Baca juga: Angka kebutaan akibat katarak di Pulang Pisau masih tinggi
Untuk narasumber pelatihan yang dipanggil tentu dari mekanik pertanian (Mektan) yang berpengalaman serta benar-benar mengerti dan paham di bidang alsintan.
“Pelatihan ini nantinya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para mekanik yang ada di dua perbengkelan itu,” ucap dia.
Ketua UPJA Desa Blanti Kecamatan Pandih Batu Sudiya melalui Bendahara Rianto mengaku belum operasioalnya perbengkelan yang dikelola UPJA setempat dikarenakan kesulitan menemukan mekanik yang mau ditempatkan di bengkel tesebut.
“Sampai saat ini, kami masih kesulitan mencari mekanik yang mau ditempatkan di bengkel,” kata Rianto saat ditemui di Desa Blanti.
Pada 2020 lalu pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian memberikan hibah bantuan anggaran bangunan dan peralatan perbengkelan di Desa Tahai Baru dan Desa Blanti yang total keduanya lebih dari Rp1 miliar untuk mendukung program food estate.
Keberadaan dua perbengkelan yang dibangun di atas tanah milik desa ini menjadi sorotan setelah mangkrak hamper selama satu tahun setelah selesai pembangunannya. Tidak ada aktivitas dan terlihat peralatan pendukung di dua bangunan perbengkelan ini.
Baca juga: PPK menduga ambruknya dermaga Pulang Pisau akibat longsor saat air pasang
Baca juga: Disdik Pulang Pisau perkuat kompetensi guru penggerak
Baca juga: Kawasan food estate di Pulpis menjanjikan dikembangkan pariwisata