Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Wahid Yusuf meminta dinas Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota setempat terus memantau ketersediaan elpiji menjelang maupun saat bulan suci Ramadhan.
"Memang saya dapat informasi Disperindag sudah melakukan pemantauan dan ketersediaan elpiji aman sampai Ramadhan, namun tetap harus dipantau setiap minggunya," kata Wahid Yusuf di Palangka Raya, Minggu.
Dia menuturkan, pemantauan tersebut bertujuan mencegah agar jangan sampai ada oknum pangkalan maupun pihak lain melakukan monopoli sehingga terjadi kelangkaan elpiji di tengah masyarakat.
Antisipasi perlu dilakukan agar elpiji bersubsidi maupun tidak bersubsidi jangan hilang di pasaran. Jangan sampai pula terjadi lonjakan tinggi harga elpiji karena dipastikan bisa meresahkan masyarakat apabila terjadi.
"Maka dari itu pemantauan harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak ada oknum yang hendak bermain dalam persoalan ini," ucapnya.
Politisi Partai Golkar Kalteng itu juga menegaskan, dirinya sangat yakin bahwa ketersediaan elpiji di Palangka Raya aman dan tidak terjadi gejolak seperti di daerah lain.
Baca juga: Satgas temukan 22 pelanggar protokol kesehatan, satu orang positif COVID-19
Ketersediaan elpiji harus menjadi perhatian semua pihak karena sudah menjadi kebutuhan ibu rumah tangga, rumah makan serta pelaku UMKM yang ada di daerah setempat setiap harinya.
"Maka dari itu instansi terkait tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada bantuan dari masyarakat. Ketika ada oknum agen atau pangkalan nakal, segera laporkan ke pihak yang berwajib atau instansi terkait agar diberikan sanksi tegas," ungkap Wahid.
Pantauan di lapangan, ketersediaan gas elpiji di eceran dan agen berjalan normal tanpa ada hambatan apapun. Bahkan semua masyarakat juga bisa menikmatinya.
Hanya, saat ini harga elpiji subsidi atau yang kerap disebut gas melon, harga di tingkat eceran bervariasi, mulai Rp30.000 hingga Rp35.000 ribu per tabungnya. Sedangkan gas 5,5 kilogram awalnya berada di harga Rp75.000 kini menjadi Rp95.000 per tabungnya.
Baca juga: Anggota DPRD Kapuas jalani pemeriksaan kesehatan
Baca juga: Pemprov Kalteng fasilitasi eksportir kayu gaharu perluas pemasaran
Baca juga: BPK Kalteng turunkan tim pemeriksa audit laporan keuangan 14 Pemda di Kalteng
"Memang saya dapat informasi Disperindag sudah melakukan pemantauan dan ketersediaan elpiji aman sampai Ramadhan, namun tetap harus dipantau setiap minggunya," kata Wahid Yusuf di Palangka Raya, Minggu.
Dia menuturkan, pemantauan tersebut bertujuan mencegah agar jangan sampai ada oknum pangkalan maupun pihak lain melakukan monopoli sehingga terjadi kelangkaan elpiji di tengah masyarakat.
Antisipasi perlu dilakukan agar elpiji bersubsidi maupun tidak bersubsidi jangan hilang di pasaran. Jangan sampai pula terjadi lonjakan tinggi harga elpiji karena dipastikan bisa meresahkan masyarakat apabila terjadi.
"Maka dari itu pemantauan harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak ada oknum yang hendak bermain dalam persoalan ini," ucapnya.
Politisi Partai Golkar Kalteng itu juga menegaskan, dirinya sangat yakin bahwa ketersediaan elpiji di Palangka Raya aman dan tidak terjadi gejolak seperti di daerah lain.
Baca juga: Satgas temukan 22 pelanggar protokol kesehatan, satu orang positif COVID-19
Ketersediaan elpiji harus menjadi perhatian semua pihak karena sudah menjadi kebutuhan ibu rumah tangga, rumah makan serta pelaku UMKM yang ada di daerah setempat setiap harinya.
"Maka dari itu instansi terkait tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada bantuan dari masyarakat. Ketika ada oknum agen atau pangkalan nakal, segera laporkan ke pihak yang berwajib atau instansi terkait agar diberikan sanksi tegas," ungkap Wahid.
Pantauan di lapangan, ketersediaan gas elpiji di eceran dan agen berjalan normal tanpa ada hambatan apapun. Bahkan semua masyarakat juga bisa menikmatinya.
Hanya, saat ini harga elpiji subsidi atau yang kerap disebut gas melon, harga di tingkat eceran bervariasi, mulai Rp30.000 hingga Rp35.000 ribu per tabungnya. Sedangkan gas 5,5 kilogram awalnya berada di harga Rp75.000 kini menjadi Rp95.000 per tabungnya.
Baca juga: Anggota DPRD Kapuas jalani pemeriksaan kesehatan
Baca juga: Pemprov Kalteng fasilitasi eksportir kayu gaharu perluas pemasaran
Baca juga: BPK Kalteng turunkan tim pemeriksa audit laporan keuangan 14 Pemda di Kalteng