Sampit (ANTARA) - Tingginya ancaman serangan buaya di Sungai Mentaya menjadi salah satu alasan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memutuskan membuat kolam renang sendiri di halaman sekolah mereka. 

"Minat anak-anak untuk menekuni olahraga renang sangat tinggi, sementara jika latihan di kolam renang di Sampit harus bayar dan itu cukup memberatkan. Makanya akhirnya disepakati untuk membuat kolam renang sendiri," kata Kepala SMPN 4 Sampit Suyatmi di Sampit, Senin. 

SMPN 4 Sampit terletak di Jalan Juanda Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Desa Pelangsian berada di pinggir Sungai Mentaya. 

Meski berada di pinggiran Kota Sampit, sekolah ini telah banyak mempersembahkan prestasi yang mengharumkan nama daerah. Selain itu, banyak alumni sekolah ini yang telah menjadi pejabat maupun pengusaha sukses. 

Suyatmi menjelaskan, beberapa pertimbangan sehingga dibuat keputusan bersama membuat kolam renang. Selain tingginya minat murid untuk menekuni olahraga renang, kolam renang ini juga disiapkan untuk menjadi tempat latihan bagi murid sekolah setempat yang berniat masuk seleksi anggota Polri maupun TNI nantinya. 

Kolam renang yang dibuat berukuran panjang 15 meter, lebar 5 meter dengan kedalaman 130 centimeter. Biaya pembuatannya mencapai Rp138 juta yang bersumber dari bantuan orangtua murid melaluinya Komite Sekolah setempat. 

"Meski belum sesuai standar, tapi setidaknya kami berharap ini bisa bermanfaat bagi anak didik kami. Ini sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada. Mudah-mudahan dari kolam renang ini mereka mampu meningkatkan kemampuan," harap Suyatmi. 

Saat ini SMPN 4 Sampit menampung 896 orang murid yang terbagi pada 23 ruang kelas. Masyarakat, khususnya orangtua siswa berharap pemerintah daerah mendirikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) agar lulusan SMPN 4 tidak kebingungan melanjutkan sekolah. 

Baca juga: Warga gembira usulan perbaikan jalan langsung disetujui Bupati Kotim

Sementara itu, penggunaan kolam renang diresmikan oleh Bupati Halikinnor. Usai peresmian, kegiatan dilanjutkan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-38 SMPN 4 Sampit. 

Halikinnor mengapresiasi pembuatan kolam renang SMPN 4 Sampit tersebut. Ini lebih aman karena jika berlatih di sungai sangat berisiko karena buaya sering muncul, bahkan menyerang warga. 

Dia menyebut, pembuatan kolam renang itu diharapkan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Kotawaringin Timur. Sekolah perlu mendukung dan mendorong pengembangan potensi olahraga yang diminati peserta didiknya. 

SMPN 4 Sampit membuktikan bahwa meski lokasi sekolah mereka di pinggiran kota, namun mereka mampu menunjukkan prestasi. Sudah seharusnya sekolah-sekolah juga meningkatkan kemampuan, terlebih bagi sekolah di kota yang notabene lebih lengkap dalam hal sarana dan prasarananya. 

"Saya ingin setiap sekolah punya karakteristik dan keunggulan masing-masing. Saya berharap potensi atlet akan muncul dari pemanfaatan kolam renang di SMPN 4 Sampit ini. Apalagi pada 2023 nanti daerah kita menjadi tuan rumah Porprov Kalteng," harap Halikinnor. 

Terkait usulan pendirian SMA, Halikinnor langsung meresponsnya. Meski hal itu merupakan kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, dia meminta kolaborasi masyarakat dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkannya. 

"Saya minta kepala desa mencari tanah di sini, berapa harganya, nanti soal ganti ruginya urusan pemerintah daerah. Nanti kita usulkan. Kalau programnya turun maka tanahnya sudah siap sehingga usulan kita lebih kuat," demikian Halikinnor. 

Baca juga: DPRD Kotim usulkan peningkatan infrastruktur kawasan ekonomi

Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Pemprov Kalteng gencar bantu pengendalian inflasi

Baca juga: Trenggiling diselamatkan saat nyasar ke samping rumah warga di Sampit

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024