Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah terhadap pola utama distribusi (poldis) perdagangan empat komoditas di provinsi ini selama tahun 2021, tiga diantaranya melibatkan dua pedagang perantara, yakni grosir dan eceran, serta satu lainnya langsung ke pedagang eceran.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin, mengatakan bahwa poldis perdagangan yang melibatkan dua pedagang perantara itu yakni komoditas beras, bawang merah dan cabai merah.
"Hanya poldis perdagangan daging ayam ras yang melibatkan satu perantara, yakni pedagang eceran. Itu hasil survei kami di tahun 2022 yang mengacu pada data tahun 2021," beber dia.
Dikatakan, distribusi perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani produksi dan konsumsi dalam penyaluran komoditas dari produsen sampai ke konsumen. Pendistribusian komoditas tersebut berkaitan erat dengan peran dari pedagang perantara, baik pedagang besar
maupun pedagang eceran, sebagai penghubung antara produsen dan konsumen, sehingga terbentuk rantai distribusi perdagangan yang terdiri dari produsen, pedagang perantara, dan konsumen akhir.
Eko mengatakan, rantai distribusi mempunyai peranan penting dalam perekonomian masyarakat karena melibatkan berbagai pihak dalam menjalankan proses kegiatan ekonomi suatu wilayah. Dari rantai yang terbentuk, dapat digambarkan pola distribusi perdagangan yang merupakan rangkaian jalur perpindahan suatu barang mulai dari produsen sampai ke konsumen akhir pada wilayah tertentu.
"Pola distribusi yang efisien mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya serendah-rendahnya, sehingga mampu memberikan pembagian secara adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan, disertai harga barang terjangkau bagi konsumen akhir," kata dia.
Survei pola distribusi perdagangan beberapa komoditas (Poldis) merupakan survei yang bertujuan untuk mendapatkan pola distribusi perdagangan, serta Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) total dari produsen sampai dengan konsumen akhir di suatu wilayah.
Data yang dikumpulkan pada Survei Poldis 2022 merupakan data tahun 2021, dengan responden produsen dan pedagang.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Kalteng selama Desember 2022 alami kenaikan
Hasil survei menunjukkan adanya jalur-jalur penjualan dari produsen sampai ke konsumen akhir yang digambarkan sebagai pola distribusi perdagangan. Adapun pola utama merupakan jalur dengan persentase volume penjualan terbesar dari produsen ke pelaku perdagangan
hingga ke konsumen akhir.
"Namun demikian, beberapa wilayah tidak dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan konsumsi suatu komoditas sehingga harus mengimpor dari wilayah lain. Oleh karena itu, pola utama distribusi dapat berawal dari luar provinsi," kata Eko Marsoro.
Komoditas strategis dalam Survei Poldis dipilih berdasarkan beberapa kriteria yakni, paling banyak dikonsumsi masyarakat, memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi, dan mempunyai kontribusi cukup besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itulah, komoditas yang terpilih pada Survei Poldis 2022 adalah beras, bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras.
"Survei Poldis 2022 di Kalteng dilakukan di lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Palangka Raya," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Transportasi dan kesehatan pemicu inflasi di Kalteng pada November 2022
Baca juga: Tenaga kerja Kalteng di lapangan usaha pertanian meningkat 30 ribu orang
Baca juga: BPS: Ekonomi Kalteng pada triwulan III-2022 tumbuh hingga 6,74 persen
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin, mengatakan bahwa poldis perdagangan yang melibatkan dua pedagang perantara itu yakni komoditas beras, bawang merah dan cabai merah.
"Hanya poldis perdagangan daging ayam ras yang melibatkan satu perantara, yakni pedagang eceran. Itu hasil survei kami di tahun 2022 yang mengacu pada data tahun 2021," beber dia.
Dikatakan, distribusi perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani produksi dan konsumsi dalam penyaluran komoditas dari produsen sampai ke konsumen. Pendistribusian komoditas tersebut berkaitan erat dengan peran dari pedagang perantara, baik pedagang besar
maupun pedagang eceran, sebagai penghubung antara produsen dan konsumen, sehingga terbentuk rantai distribusi perdagangan yang terdiri dari produsen, pedagang perantara, dan konsumen akhir.
Eko mengatakan, rantai distribusi mempunyai peranan penting dalam perekonomian masyarakat karena melibatkan berbagai pihak dalam menjalankan proses kegiatan ekonomi suatu wilayah. Dari rantai yang terbentuk, dapat digambarkan pola distribusi perdagangan yang merupakan rangkaian jalur perpindahan suatu barang mulai dari produsen sampai ke konsumen akhir pada wilayah tertentu.
"Pola distribusi yang efisien mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya serendah-rendahnya, sehingga mampu memberikan pembagian secara adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan, disertai harga barang terjangkau bagi konsumen akhir," kata dia.
Survei pola distribusi perdagangan beberapa komoditas (Poldis) merupakan survei yang bertujuan untuk mendapatkan pola distribusi perdagangan, serta Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) total dari produsen sampai dengan konsumen akhir di suatu wilayah.
Data yang dikumpulkan pada Survei Poldis 2022 merupakan data tahun 2021, dengan responden produsen dan pedagang.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Kalteng selama Desember 2022 alami kenaikan
Hasil survei menunjukkan adanya jalur-jalur penjualan dari produsen sampai ke konsumen akhir yang digambarkan sebagai pola distribusi perdagangan. Adapun pola utama merupakan jalur dengan persentase volume penjualan terbesar dari produsen ke pelaku perdagangan
hingga ke konsumen akhir.
"Namun demikian, beberapa wilayah tidak dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan konsumsi suatu komoditas sehingga harus mengimpor dari wilayah lain. Oleh karena itu, pola utama distribusi dapat berawal dari luar provinsi," kata Eko Marsoro.
Komoditas strategis dalam Survei Poldis dipilih berdasarkan beberapa kriteria yakni, paling banyak dikonsumsi masyarakat, memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi, dan mempunyai kontribusi cukup besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itulah, komoditas yang terpilih pada Survei Poldis 2022 adalah beras, bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras.
"Survei Poldis 2022 di Kalteng dilakukan di lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Palangka Raya," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Transportasi dan kesehatan pemicu inflasi di Kalteng pada November 2022
Baca juga: Tenaga kerja Kalteng di lapangan usaha pertanian meningkat 30 ribu orang
Baca juga: BPS: Ekonomi Kalteng pada triwulan III-2022 tumbuh hingga 6,74 persen