Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kalimantan Tengah Siswandi mengaku mendapat keluhan dari sejumlah warga, khususnya petani getah karet di Desa atau Kelurahan Damparan, Kabupaten Barito Selatan, yang terpaksa beralih pekerjaan ke usaha tambang emas akibat semakin anjloknya harga getah karet.
Beralih ke penambang emas tersebut pun ternyata menimbulkan masalah karena aktivitas para warga dianggap sebagai pertambangan tanpa izin (PETI) dan sering ditindak oleh aparat penegak hukum, kata dia di Gedung DPRD Kalteng di Palangka Raya, Kamis.
"Padahal berdasarkan pengakuan para warga, mereka lebih suka menyadap getah karet daripada menambang emas. Tapi, karena harga karet anjlok dan kurang mampu memenuhi kebutuhan hidup para warga, terpaksa beralih ke profesi lain," lanjutnya.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya itu pun meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah di provinsi setempat, agar menyikapi secara serius keluhan warga terkait anjloknya harga getah karet.
Siswandi mengatakan para warga yang mengandalkan perekonomian dari getah karet pun berharap harga per kilogram bisa kembali Rp10 ribu hingga Rp13 ribu. Sebab, dengan harga tersebut, kebutuhan hidup para warga petani karet bisa dapat terpenuhi.
"Apalagi sekarang ini kan harga berbagai komoditas semakin mahal. Jadi, wajar mereka berharap harga per kg getah karet Rp10 ribu hingga Rp13 ribu. Semoga harapan ini bisa dipenuhi pemerintah," ucapnya.
Baca juga: Legislator Kalteng sepakat pemukiman warga terdampak abrasi direlokasi
Selain masalah anjloknya harga getah karet, kata Anggota DPRD Kalteng itu, sejumlah warga di Barsel pun berharap bantuan beras miskin (raskin) diadakan kembali. Sebab, raskin dari pemerintah itu sangat sangat membantu warga dalam menghadapi semakin tingginya angka inflasi sekarang ini.
"Kami juga permintaan mendirikan tower telepon seluler supaya akses berhubungan lancar dan dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat, termasuk bantuan bibit-bibit ternak untuk di wilayah Desa atau Keluraan Bintang Ninggi II Kabupaten Barito Utara," demikian Siswandi.
Baca juga: DPRD Kalteng usul dana sharing tindak lanjuti aspirasi masyarakat
Baca juga: Pemekaran wilayah bukan soal setuju atau tidak, kata Legislator Kalteng
Baca juga: DPRD Kalteng minta dana pilkada disimpan di Bank Daerah
Beralih ke penambang emas tersebut pun ternyata menimbulkan masalah karena aktivitas para warga dianggap sebagai pertambangan tanpa izin (PETI) dan sering ditindak oleh aparat penegak hukum, kata dia di Gedung DPRD Kalteng di Palangka Raya, Kamis.
"Padahal berdasarkan pengakuan para warga, mereka lebih suka menyadap getah karet daripada menambang emas. Tapi, karena harga karet anjlok dan kurang mampu memenuhi kebutuhan hidup para warga, terpaksa beralih ke profesi lain," lanjutnya.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya itu pun meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah di provinsi setempat, agar menyikapi secara serius keluhan warga terkait anjloknya harga getah karet.
Siswandi mengatakan para warga yang mengandalkan perekonomian dari getah karet pun berharap harga per kilogram bisa kembali Rp10 ribu hingga Rp13 ribu. Sebab, dengan harga tersebut, kebutuhan hidup para warga petani karet bisa dapat terpenuhi.
"Apalagi sekarang ini kan harga berbagai komoditas semakin mahal. Jadi, wajar mereka berharap harga per kg getah karet Rp10 ribu hingga Rp13 ribu. Semoga harapan ini bisa dipenuhi pemerintah," ucapnya.
Baca juga: Legislator Kalteng sepakat pemukiman warga terdampak abrasi direlokasi
Selain masalah anjloknya harga getah karet, kata Anggota DPRD Kalteng itu, sejumlah warga di Barsel pun berharap bantuan beras miskin (raskin) diadakan kembali. Sebab, raskin dari pemerintah itu sangat sangat membantu warga dalam menghadapi semakin tingginya angka inflasi sekarang ini.
"Kami juga permintaan mendirikan tower telepon seluler supaya akses berhubungan lancar dan dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat, termasuk bantuan bibit-bibit ternak untuk di wilayah Desa atau Keluraan Bintang Ninggi II Kabupaten Barito Utara," demikian Siswandi.
Baca juga: DPRD Kalteng usul dana sharing tindak lanjuti aspirasi masyarakat
Baca juga: Pemekaran wilayah bukan soal setuju atau tidak, kata Legislator Kalteng
Baca juga: DPRD Kalteng minta dana pilkada disimpan di Bank Daerah