Dokter sebut henti napas saat tidur juga bisa terjadi pada anak

Selasa, 14 Maret 2023 10:27 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), FIHA, FESC, FAPSIC dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan, henti napas akibat Obstructive Sleep Apnea (OSA) tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak.

"Tentu bisa dan semakin muda dia mengalami OSA maka semakin mudah seseorang terkena penyakit jantung, artinya semakin dini kenanya," kata Yamin dalam diskusi daring, Senin.

Yamin menjelaskan, OSA merupakan rusaknya jalan napas yang terjadi saat tidur. Akibatnya, saturasi oksigen turun dan tidur pun menjadi terganggu.

Menurutnya, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai yang mengindikasikan OSA, di antaranya sering terbangun saat tidur dan mendengkur.

Baca juga: Begini cara cegah anak tantrum jelang waktu tidur

"Kemudian ada periode di mana saat dia tidur, napasnya itu seperti berhenti terus tercekik lalu dia tidur lagi. Kadang-kadang dia juga sering terbangun karena ada sumbatan (di jalur napasnya)," ujar Yamin.

Hal-hal tersebut, menurut Yamin, tentu membuat tidur menjadi tidak berkualitas. Akibatnya, anak biasanya mengantuk sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, sering pusing, lemas, dan tidak segar.

Yamin mengatakan, baik anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gejala tersebut sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter. Sebab, OSA memiliki kaitan yang erat dengan penyakit kardiovaskular.

"Jadi kalau sudah ada tanda-tanda atau keluhan tadi, jangan menunggu sampai ada komplikasi jantung. Segera lakukan pemeriksaan," katanya.

Saat melakukan pemeriksaan, Yamin mengatakan dokter akan meminta pasien mengisi kuisioner dan melakukan tes polisomnografi yaitu tes untuk mendiagnosis gangguan tidur.

"Jadi nanti ada alat yang dipasang saat tidur, untuk mengukur mulai dari irama jantung, saturasi, hingga fungsi otak. Dengan tes itu, bisa kelihatan benar ada gangguan tidur atau tidak. Kalau ada, derajatnya bagaimana, apakah ringan, sedang, atau berat, dan penyebabnya di mana," jelas Yamin.

"Setelah diketahui bagaimana derajatnya dan di mana sumber masalahnya, itu akan mengarahkan dalam melakukan penanganan. Tentu penanganannya harus komprehensif dan sesuai dengan masalah utamanya," pungkasnya.

Baca juga: Cara membuat anak mudah tidur di malam hari

Baca juga: Cara ajari anak patuhi jadwal makan dan tidur sejak bayi

Baca juga: Ini alasan durasi tidur anak-anak dan lansia berbeda

Pewarta : Suci Nurhaliza
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kenali perbedaan sesak napas gejala PPOK dengan sesak napas biasa

15 November 2023 16:07 Wib

Ambil napas dalam untuk bantu kurangi rasa cemas

07 November 2023 12:48 Wib

Peneliti AS identifikasi area otak yang berkaitan dengan gagal napas

04 October 2023 19:06 Wib

Dengan menghitung napas, mampu dideteksi infeksi virus pada anak

27 October 2022 16:19 Wib, 2022

Bantu tidur lebih mudah dengan atur napas 4-7-8

01 September 2021 12:22 Wib, 2021
Terpopuler

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 05 May 2024 7:28 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 14 jam lalu

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 06 May 2024 17:16 Wib