Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Tengah Agustiar Sabran meminta kepada seluruh pemerintah daerah (pemda) se-provinsi setempat untuk dapat mendeteksi sejak dini terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat mengancam daerah.
"Dengan seluruh pemda melakukan deteksi dini, maka potensi bahaya karhutla tidak akan terjadi karena semuanya sudah diantisipasi jauh-jauh hari," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dia menuturkan, tentunya pemda se-Kalteng sudah mengalokasikan anggaran terkait penanganan bahaya karhutla. Hal ini penting karena karhutla dapat mengancam seluruh daerah di provinsi yang memiliki luas dua kali dari Pulau Jawa ini.
Dengan anggaran yang sudah disediakan di tahun ini, tentunya pemda setempat akan bekerja secara maksimal serta melibatkan sejumlah instansi vertikal seperti TNI, Polri dan lainnya.
"Pemda gencar melakukan pencegahan-pencegahan agar karhutla itu tidak terjadi meski kemarau sudah mulai melanda daerah Kalteng. Sedangkan TNI-Polri perannya menindak tegas pelaku-pelaku pembakar lahan dengan cara disengaja, sesuai dengan aturan yang berlaku," ucapnya.
Baca juga: Karnaval Budaya FBIM 2023 sarana pelestarian nilai-nilai budaya di Kalteng
Agustiar yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng itu juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar sehingga dapat menyebabkan karhutla.
Apabila imbauan terkait hal tersebut sudah masif dilakukan dan masih ada saja perusahaan yang melanggar, tentunya jangan salahkan instansi terkait akan melakukan penindakan tegas sesuai aturan.
"Semoga saja tahun ini karhutla tidak melanda daerah Kalteng, karena apabila hal itu terjadi tentunya banyak sekali yang akan dirugikan seperti terganggunya perekonomian daerah, kesehatan masyarakat serta juga mengganggu aktivitas masyarakat setempat karena tebalnya asap yang diakibatkan karhutla tersebut," beber Kakak kandung Gubernur Kalteng Sugianto Sabran itu.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, saat ini kasus karhutla di tahun ini belum ada ditemukan. Sebab, beberapa bulan lalu kondisi Kalteng masih berada di musim hujan sedangkan saat ini sudah berada kemarau.
Apalagi kondisi panas cuaca pada bulan Mei 2023 ada yang mencapai 35 derajat celcius. Maka dari itu pemda setempat juga memberikan imbauan agar masyarakat berhati-hati saat menggunakan api.
Baca juga: Penjabat Bupati Barsel dan Kobar resmi dilantik, gubernur tak lagi ajukan pj selanjutnya
Baca juga: Kemendagri-Pemprov Kalteng bahas kisruh penolakan penetapan dua Pj Bupati
Baca juga: Lomba perahu hias tingkatkan daya tarik pariwisata di Kalimantan Tengah
"Dengan seluruh pemda melakukan deteksi dini, maka potensi bahaya karhutla tidak akan terjadi karena semuanya sudah diantisipasi jauh-jauh hari," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dia menuturkan, tentunya pemda se-Kalteng sudah mengalokasikan anggaran terkait penanganan bahaya karhutla. Hal ini penting karena karhutla dapat mengancam seluruh daerah di provinsi yang memiliki luas dua kali dari Pulau Jawa ini.
Dengan anggaran yang sudah disediakan di tahun ini, tentunya pemda setempat akan bekerja secara maksimal serta melibatkan sejumlah instansi vertikal seperti TNI, Polri dan lainnya.
"Pemda gencar melakukan pencegahan-pencegahan agar karhutla itu tidak terjadi meski kemarau sudah mulai melanda daerah Kalteng. Sedangkan TNI-Polri perannya menindak tegas pelaku-pelaku pembakar lahan dengan cara disengaja, sesuai dengan aturan yang berlaku," ucapnya.
Baca juga: Karnaval Budaya FBIM 2023 sarana pelestarian nilai-nilai budaya di Kalteng
Agustiar yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng itu juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar sehingga dapat menyebabkan karhutla.
Apabila imbauan terkait hal tersebut sudah masif dilakukan dan masih ada saja perusahaan yang melanggar, tentunya jangan salahkan instansi terkait akan melakukan penindakan tegas sesuai aturan.
"Semoga saja tahun ini karhutla tidak melanda daerah Kalteng, karena apabila hal itu terjadi tentunya banyak sekali yang akan dirugikan seperti terganggunya perekonomian daerah, kesehatan masyarakat serta juga mengganggu aktivitas masyarakat setempat karena tebalnya asap yang diakibatkan karhutla tersebut," beber Kakak kandung Gubernur Kalteng Sugianto Sabran itu.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, saat ini kasus karhutla di tahun ini belum ada ditemukan. Sebab, beberapa bulan lalu kondisi Kalteng masih berada di musim hujan sedangkan saat ini sudah berada kemarau.
Apalagi kondisi panas cuaca pada bulan Mei 2023 ada yang mencapai 35 derajat celcius. Maka dari itu pemda setempat juga memberikan imbauan agar masyarakat berhati-hati saat menggunakan api.
Baca juga: Penjabat Bupati Barsel dan Kobar resmi dilantik, gubernur tak lagi ajukan pj selanjutnya
Baca juga: Kemendagri-Pemprov Kalteng bahas kisruh penolakan penetapan dua Pj Bupati
Baca juga: Lomba perahu hias tingkatkan daya tarik pariwisata di Kalimantan Tengah