Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendistribusikan air bersih dari Sampit ke wilayah selatan untuk mengatasi krisis air bersih yang saat ini terjadi.
"Hari ini sebanyak 50.000 liter air bersih yang didistribusikan. Ini sudah kita lakukan sejak beberapa hari terakhir. Pasokan air bersih ini akan terus kita lakukan hingga kemarau selesai," kata Bupati Halikinnor di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Minggu.
Halikinnor bersama Sekretaris Daerah Fajrurrahman turun langsung ikut mendistribusikan air bersih untuk masyarakat. Mereka kebagian mendistribusikan di tiga lokasi di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Selain itu hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup Machmoer, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Multazam dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaspulzen Heriyanto yang ikut mendistribusikan air ke lokasi lainnya.
Kawasan selatan memang sering dilanda krisis air bersih saat musim kemarau seperti sekarang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Krisis air bersih terjadi lantaran sumber air seperti sumur dan danau menjadi kering, sementara air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut sehingga tidak layak untuk keperluan konsumsi.
Kondisi ini juga ditambah belum masuknya jaringan air bersih dari PDAM setempat. Hujan pun semakin jarang terjadi sehingga warga tidak bisa menampung air bersih.
Baca juga: Udara pagi di Sampit masuk kategori sangat tidak sehat
"Makanya kita terus berjuang agar jaringan pipa besar PDAM segera sampai ke kecamatan terujung di selatan ini supaya masalah ini teratasi. Kita juga akan mengoptimalkan sumber air di Sungai Lepeh karena sudah bisa dimanfaatkan," ujar Halikinnor.
Halikinnor meminta kepala desa dan lurah segera melaporkan jika stok air sudah menipis sehingga Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM segera membantu pasokan.
"Segera sampaikan supaya bisa langsung kita pasok. Ini khusus untuk keperluan konsumsi. Jangan sampai warga kita kesulitan air bersih karena ini juga ada kaitannya dengan kondisi kesehatan," jelas Halikinnor.
Sementara itu Juhdi, warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan mengatakan, air sudah menjadi payau sejak dua pekan terakhir. Hujan juga sangat jarang terjadi sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih dan jaringan PDAM belum sampai ke desa mereka.
"Kalau membeli itu harganya Rp20.000 sampai Rp25.000 per drum. Anggota keluarga kami banyak orangnya, jadi satu drum hanya untuk dua atau tiga hari. Itu khusus untuk keperluan konsumsi. Kalau mandi, masih bisa pakai air sungai," ujar Juhdi.
Masyarakat sangat berterima kasih pemerintah daerah memasok air bersih karena memang sangat dibutuhkan. Warga berharap pasokan diberikan secara rutin sampai kesulitan air bersih berakhir.
Baca juga: Isak tangis iringi penghormatan terakhir untuk Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim
Baca juga: Kontingen Kotim diharapkan mampu berprestasi di Pesparawi Korpri Kalteng
Baca juga: Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim tutup usia
"Hari ini sebanyak 50.000 liter air bersih yang didistribusikan. Ini sudah kita lakukan sejak beberapa hari terakhir. Pasokan air bersih ini akan terus kita lakukan hingga kemarau selesai," kata Bupati Halikinnor di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Minggu.
Halikinnor bersama Sekretaris Daerah Fajrurrahman turun langsung ikut mendistribusikan air bersih untuk masyarakat. Mereka kebagian mendistribusikan di tiga lokasi di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Selain itu hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup Machmoer, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Multazam dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaspulzen Heriyanto yang ikut mendistribusikan air ke lokasi lainnya.
Kawasan selatan memang sering dilanda krisis air bersih saat musim kemarau seperti sekarang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Krisis air bersih terjadi lantaran sumber air seperti sumur dan danau menjadi kering, sementara air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut sehingga tidak layak untuk keperluan konsumsi.
Kondisi ini juga ditambah belum masuknya jaringan air bersih dari PDAM setempat. Hujan pun semakin jarang terjadi sehingga warga tidak bisa menampung air bersih.
Baca juga: Udara pagi di Sampit masuk kategori sangat tidak sehat
"Makanya kita terus berjuang agar jaringan pipa besar PDAM segera sampai ke kecamatan terujung di selatan ini supaya masalah ini teratasi. Kita juga akan mengoptimalkan sumber air di Sungai Lepeh karena sudah bisa dimanfaatkan," ujar Halikinnor.
Halikinnor meminta kepala desa dan lurah segera melaporkan jika stok air sudah menipis sehingga Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM segera membantu pasokan.
"Segera sampaikan supaya bisa langsung kita pasok. Ini khusus untuk keperluan konsumsi. Jangan sampai warga kita kesulitan air bersih karena ini juga ada kaitannya dengan kondisi kesehatan," jelas Halikinnor.
Sementara itu Juhdi, warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan mengatakan, air sudah menjadi payau sejak dua pekan terakhir. Hujan juga sangat jarang terjadi sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih dan jaringan PDAM belum sampai ke desa mereka.
"Kalau membeli itu harganya Rp20.000 sampai Rp25.000 per drum. Anggota keluarga kami banyak orangnya, jadi satu drum hanya untuk dua atau tiga hari. Itu khusus untuk keperluan konsumsi. Kalau mandi, masih bisa pakai air sungai," ujar Juhdi.
Masyarakat sangat berterima kasih pemerintah daerah memasok air bersih karena memang sangat dibutuhkan. Warga berharap pasokan diberikan secara rutin sampai kesulitan air bersih berakhir.
Baca juga: Isak tangis iringi penghormatan terakhir untuk Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim
Baca juga: Kontingen Kotim diharapkan mampu berprestasi di Pesparawi Korpri Kalteng
Baca juga: Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim tutup usia