Jakarta (ANTARA) - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) turut berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pencegahan dan pengendalian rabies untuk mencapai bebas penyakit rabies pada tahun 2030.
Pengendalian ini penting bukan hanya kepada kesehatan manusia, tetapi juga terhadap kesehatan hewan, sebab rabies merupakan jenis penyakit yang mematikan jika sudah terpapar.
"Kalau sudah muncul gejala rabies, maka tidak bisa ditolong, jadi angka kematian 100 persen. Tetapi sebelum muncul gejala setelah digigit hewan penular rabies yang kebanyakan anjing, bisa dilakukan upaya pencegahan sebelum digigit maupun pencegahan setelah digigit,” ujar Komite Rabies Flores Lembata, dr. Asep Purnama, Sp.PD-FINASIM dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Penyakit ini dapat dicegah, dengan mencuci luka, kemudian dengan vaksinasi. Kendati demikian, bila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca juga: Kalbe sabet 3 predikat excellent dalam IQPC 2023
Sayangnya, selama pandemi COVID-19 cakupan vaksinasi pada hewan penular rabies, khususnya anjing, menurun sebab anggaran vaksinasi dialihkan ke COVID-19.
"Tahun 2020 vaksinasi dan kematian akibat rabies turun karena lockdown, ada 40 orang di Indonesia meninggal karena rabies, dengan 82.434 kasus gigitan. Sebelumnya 105 kasus kematian. Tahun 2021 kita mulai bergerak lagi keluar rumah, kasus meninggal akibat rabies meningkat menjadi 62, karena anjing-anjing yang tidak divaksin mulai tertular rabies antar mereka kemudian mengiggit manusia," jelas dr. Asep.
Selanjutnya, kata dr. Asep, pada tahun 2022 ketika tidak lockdown di Indonesia, kematian akibat rabies meningkat 102 dan kasus gigitan mencapai di atas 100.000.
Sedangkan per Agustus 2023, angka kematian sudah 90 kasus dan 94.000 kasus gigitan. Apabila hal ini dibiarkan hingga akhir tahun, maka kasus kematian bisa mencapai 135 jiwa dan kasus gigitan rabies sekitar 142.000.
"Manfaat vaksin pre-exposure adalah ketika digigit anjing kurang dari tiga bulan setelah mendapatkan vaksin pre-exposure, cukup dilakukan pencucian luka, tidak perlu divaksin. Antibodi masih cukup untuk melindungi korban gigitan dari rabies. Tapi kalau digigitnya lebih dari tiga bulan setelah pemberikan vaksin pre-exposure, maka tinggal dibooster saja disuntik dua kali dan tidak perlu serum anti rabies," tambahnya.
Product Executive Companion Animal Kalbe Animal Health, drh. Geraldus Gunawan, mengungkapkan bahwa untuk menjaga hewan peliharaan tidak berbeda jauh dengan cara menjaga diri sendiri.
Baca juga: Kalbe sabet penghargaan ENSIA 2023 untuk lingkungan
Tahap awal, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan diri kita, dan hewan karena tidak menutup kemungkinan ada penyakit yang bisa kita bawa ke hewan peliharaan kita dan sebaliknya.
"Setelah itu, kita bisa mempertimbangkan faktor-faktor seperti makanan, karena hewan sama seperti manusia, setiap umur ada saja masalahnya," ujar Geraldus.
Geraldus menambahkan ada beberapa kandungan mineral atau makanan yang harus dibatasi, di setiap umur hewan memiliki takaran yang berbeda-beda.
“Kalau makanan sudah pas, baru kita loncat untuk memberikan multivitamin atau multimineral untuk imun booster. Kami menyediakan Kalvidog atau Kalbe Vitamin Dog untuk anjing. Lalu ada Kalbe Vitamin Cat, Kalbe Vitamin Gel,” ujar Geraldus.
Baca juga: ia
Kalbe Vitamin Pet diharapkan bisa memboosting ketika saat pre dan post vaksinasi. Sehingga saat hewan divaksinasi, harapannya bisa terbentuk imunitas yang maksimal.
Vaksin rabies pun menjadi gerbang utamanya, sebagai upaya pencegahan. Sedangkan pencegahan penularan rabies pada manusia, perlu diberikan perlindungan vaksinasi juga.
Baca juga: Kalbe ingatkan masyarakat untuk perhatikan faktor risiko infeksi HIV
Baca juga: Risiko penyakit keturunan bisa diketahui dengan tes genomik
Baca juga: PT Kalbe nyatakan tak gunakan etilen glikol
Pengendalian ini penting bukan hanya kepada kesehatan manusia, tetapi juga terhadap kesehatan hewan, sebab rabies merupakan jenis penyakit yang mematikan jika sudah terpapar.
"Kalau sudah muncul gejala rabies, maka tidak bisa ditolong, jadi angka kematian 100 persen. Tetapi sebelum muncul gejala setelah digigit hewan penular rabies yang kebanyakan anjing, bisa dilakukan upaya pencegahan sebelum digigit maupun pencegahan setelah digigit,” ujar Komite Rabies Flores Lembata, dr. Asep Purnama, Sp.PD-FINASIM dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Penyakit ini dapat dicegah, dengan mencuci luka, kemudian dengan vaksinasi. Kendati demikian, bila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca juga: Kalbe sabet 3 predikat excellent dalam IQPC 2023
Sayangnya, selama pandemi COVID-19 cakupan vaksinasi pada hewan penular rabies, khususnya anjing, menurun sebab anggaran vaksinasi dialihkan ke COVID-19.
"Tahun 2020 vaksinasi dan kematian akibat rabies turun karena lockdown, ada 40 orang di Indonesia meninggal karena rabies, dengan 82.434 kasus gigitan. Sebelumnya 105 kasus kematian. Tahun 2021 kita mulai bergerak lagi keluar rumah, kasus meninggal akibat rabies meningkat menjadi 62, karena anjing-anjing yang tidak divaksin mulai tertular rabies antar mereka kemudian mengiggit manusia," jelas dr. Asep.
Selanjutnya, kata dr. Asep, pada tahun 2022 ketika tidak lockdown di Indonesia, kematian akibat rabies meningkat 102 dan kasus gigitan mencapai di atas 100.000.
Sedangkan per Agustus 2023, angka kematian sudah 90 kasus dan 94.000 kasus gigitan. Apabila hal ini dibiarkan hingga akhir tahun, maka kasus kematian bisa mencapai 135 jiwa dan kasus gigitan rabies sekitar 142.000.
"Manfaat vaksin pre-exposure adalah ketika digigit anjing kurang dari tiga bulan setelah mendapatkan vaksin pre-exposure, cukup dilakukan pencucian luka, tidak perlu divaksin. Antibodi masih cukup untuk melindungi korban gigitan dari rabies. Tapi kalau digigitnya lebih dari tiga bulan setelah pemberikan vaksin pre-exposure, maka tinggal dibooster saja disuntik dua kali dan tidak perlu serum anti rabies," tambahnya.
Product Executive Companion Animal Kalbe Animal Health, drh. Geraldus Gunawan, mengungkapkan bahwa untuk menjaga hewan peliharaan tidak berbeda jauh dengan cara menjaga diri sendiri.
Baca juga: Kalbe sabet penghargaan ENSIA 2023 untuk lingkungan
Tahap awal, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan diri kita, dan hewan karena tidak menutup kemungkinan ada penyakit yang bisa kita bawa ke hewan peliharaan kita dan sebaliknya.
"Setelah itu, kita bisa mempertimbangkan faktor-faktor seperti makanan, karena hewan sama seperti manusia, setiap umur ada saja masalahnya," ujar Geraldus.
Geraldus menambahkan ada beberapa kandungan mineral atau makanan yang harus dibatasi, di setiap umur hewan memiliki takaran yang berbeda-beda.
“Kalau makanan sudah pas, baru kita loncat untuk memberikan multivitamin atau multimineral untuk imun booster. Kami menyediakan Kalvidog atau Kalbe Vitamin Dog untuk anjing. Lalu ada Kalbe Vitamin Cat, Kalbe Vitamin Gel,” ujar Geraldus.
Baca juga: ia
Kalbe Vitamin Pet diharapkan bisa memboosting ketika saat pre dan post vaksinasi. Sehingga saat hewan divaksinasi, harapannya bisa terbentuk imunitas yang maksimal.
Vaksin rabies pun menjadi gerbang utamanya, sebagai upaya pencegahan. Sedangkan pencegahan penularan rabies pada manusia, perlu diberikan perlindungan vaksinasi juga.
Baca juga: Kalbe ingatkan masyarakat untuk perhatikan faktor risiko infeksi HIV
Baca juga: Risiko penyakit keturunan bisa diketahui dengan tes genomik
Baca juga: PT Kalbe nyatakan tak gunakan etilen glikol