Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menargetkan pabrik es yang akan dibangun di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dapat operasional tahun 2024 ini.
“Kita sudah anggarkan untuk pembangunan pabrik es, mudah-mudahan dalam waktu dekat dibangun. Saya harap 2024 ini juga sudah bisa operasional,” kata Halikinnor di Desa Sei Ijum Raya, Senin.
Hal itu ia sampaikan ketika meninjau lokasi tanah yang akan dibangun pabrik es. Lokasi tersebut berada di kawasan sentra perikanan yang bersebelahan dengan pabrik pakan ikan dan lahan untuk pembangunan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN).
Halikinnor menjelaskan, selama ini para nelayan mengeluhkan sulitnya mendapat es balok yang digunakan untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan di laut maupun hasil budidaya. Tanpa es ikan akan lebih cepat rusak dan harganya akan jatuh ketika dijual ke pasar.
Sementara, saat ini hanya ada satu pabrik es milik swasta yang menyediakan es balok dan itu pun jumlahnya terbatas, yakni hanya 300 es balok per hari. Sedangkan, kebutuhan nelayan mencapai 500 hingga 1000 es balok per hari.
Bahkan, ada nelayan yang menunda melaut sampai satu bulan karena tidak ada pasokan es balok. Kondisi seperti ini tentu berdampak pada kesejahteraan nelayan.
Baca juga: Pemkab Kotim siap sukseskan Gerakan Sinergi Reforma Agraria
“Artinya kebutuhan es balok ini sangat urgen bagi para nelayan. Makanya, untuk menjawab itu kami telah menganggarkan melalui APBD untuk pembangunan pabrik es agar membantu nelayan kita memenuhi kebutuhan es untuk kegiatan mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan pabrik es ini dilaksanakan melalui Dinas Perikanan Kotim. Pembangunan melibatkan pihak ketiga melalui proses lelang. Ia pun berpesan kepada Kepala Dinas Perikanan agar progres pembangunan pabrik es dapat terlaksana sesuai harapan.
Disisi lain, Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi menyampaikan proses lelang proyek pembangunan pabrik es ditargetkan mencapai hasilnya pada Mei 2024. Kemudian, langsung dilaksanakan proses pembangunan pada lahan yang telah disediakan.
Pemkab Kotim melalui DPA Dinas Perikanan menyiapkan anggaran Rp2 miliar untuk pembangunan pabrik es, meliputi mesin, bangunan, gudang, juga mess karyawan. Mesin yang digunakan memiliki kapasitas produksi hingga 5 ton per hari, jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan para nelayan
“Saat ini proses lelang sedang berjalan kemungkinan bulan depan sudah selesai, lalu dilaksanakan pembangunan, paling satu bulan selesai justru yang lama itu merakit mesinnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk perakitan mesin pembuat es diperkirakan memakan waktu lima bulan. Agar dapat digunakan tepat waktu pihaknya telah memesan mesin tersebut sejak Maret lalu dan ditargetkan selesai pada Juli atau Agustus 2024, sehingga pihaknya optimis pabrik tersebut dapat operasional tahun ini sesuai keinginan bupati.
Baca juga: Bupati Kotim instruksikan segera perbaiki jalan masuk depo sampah
Baca juga: Bantu percepat pengeringan gabah, Bupati Kotim sediakan vertical dryer
Baca juga: Jaring bibit potensial, 189 pelajar SD Kotim ikuti O2SN dan FLS2N
“Kita sudah anggarkan untuk pembangunan pabrik es, mudah-mudahan dalam waktu dekat dibangun. Saya harap 2024 ini juga sudah bisa operasional,” kata Halikinnor di Desa Sei Ijum Raya, Senin.
Hal itu ia sampaikan ketika meninjau lokasi tanah yang akan dibangun pabrik es. Lokasi tersebut berada di kawasan sentra perikanan yang bersebelahan dengan pabrik pakan ikan dan lahan untuk pembangunan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN).
Halikinnor menjelaskan, selama ini para nelayan mengeluhkan sulitnya mendapat es balok yang digunakan untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan di laut maupun hasil budidaya. Tanpa es ikan akan lebih cepat rusak dan harganya akan jatuh ketika dijual ke pasar.
Sementara, saat ini hanya ada satu pabrik es milik swasta yang menyediakan es balok dan itu pun jumlahnya terbatas, yakni hanya 300 es balok per hari. Sedangkan, kebutuhan nelayan mencapai 500 hingga 1000 es balok per hari.
Bahkan, ada nelayan yang menunda melaut sampai satu bulan karena tidak ada pasokan es balok. Kondisi seperti ini tentu berdampak pada kesejahteraan nelayan.
Baca juga: Pemkab Kotim siap sukseskan Gerakan Sinergi Reforma Agraria
“Artinya kebutuhan es balok ini sangat urgen bagi para nelayan. Makanya, untuk menjawab itu kami telah menganggarkan melalui APBD untuk pembangunan pabrik es agar membantu nelayan kita memenuhi kebutuhan es untuk kegiatan mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan pabrik es ini dilaksanakan melalui Dinas Perikanan Kotim. Pembangunan melibatkan pihak ketiga melalui proses lelang. Ia pun berpesan kepada Kepala Dinas Perikanan agar progres pembangunan pabrik es dapat terlaksana sesuai harapan.
Disisi lain, Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi menyampaikan proses lelang proyek pembangunan pabrik es ditargetkan mencapai hasilnya pada Mei 2024. Kemudian, langsung dilaksanakan proses pembangunan pada lahan yang telah disediakan.
Pemkab Kotim melalui DPA Dinas Perikanan menyiapkan anggaran Rp2 miliar untuk pembangunan pabrik es, meliputi mesin, bangunan, gudang, juga mess karyawan. Mesin yang digunakan memiliki kapasitas produksi hingga 5 ton per hari, jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan para nelayan
“Saat ini proses lelang sedang berjalan kemungkinan bulan depan sudah selesai, lalu dilaksanakan pembangunan, paling satu bulan selesai justru yang lama itu merakit mesinnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk perakitan mesin pembuat es diperkirakan memakan waktu lima bulan. Agar dapat digunakan tepat waktu pihaknya telah memesan mesin tersebut sejak Maret lalu dan ditargetkan selesai pada Juli atau Agustus 2024, sehingga pihaknya optimis pabrik tersebut dapat operasional tahun ini sesuai keinginan bupati.
Baca juga: Bupati Kotim instruksikan segera perbaiki jalan masuk depo sampah
Baca juga: Bantu percepat pengeringan gabah, Bupati Kotim sediakan vertical dryer
Baca juga: Jaring bibit potensial, 189 pelajar SD Kotim ikuti O2SN dan FLS2N