Sampit (ANTARA) - Produksi perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terus meningkat sehingga pemerintah daerah juga semakin serius mendukung pengembangan sektor ini. 

"Potensi sektor perikanan masih sangat besar. Makanya kita terus upayakan membantu nelayan mengatasi kendala-kendala yang masih dihadapi," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa. 

Peningkatan produksi perikanan daerah ini terekam dalam data Dinas Perikanan Kotawaringin Timur yang kemudian dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur melalui "Kabupaten Kotawaringin Timur Dalam Angka 2024".

Untuk produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan cukup bagus. Produksinya tersebar di seluruh kecamatan, namun didominasi tiga kecamatan di wilayah pesisir yakni Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. 

Produksi pada 2022 sebanyak 24.691,82 ton basah, terdiri dari perikanan laut 9.279,12 ton, perairan umum 4.617,07 ton dan budidaya sebanyak 10.795,62 ton. 

Produksi 2023 meningkat menjadi 25.394,81 ton basah, terdiri dari perikanan laut 9.472,97 ton, perairan umum 4.781,39 ton dan budidaya 11.140,45 ton. 

Baca juga: Kementan bantu kembangkan pertanian Kotim melalui optimasi lahan dan pompanisasi

Sementara itu produksi perikanan darat terus meningkat. Produksi pada 2020 sebesar 2.932,92 ton, 2021 sebesar 3.677,99 ton, 2022 sebesar 3.854,26 ton dan 2023 sebesar 3.952,84 ton. 

Jenis ikan laut yang ditangkap nelayan Kotawaringin Timur yaitu selar, kembung, tenggiri, tongkol, manyung, bawal hitam, bawal putih, talang-talang, kakap putih, belanak, senangin, cucut, pari kekeh, udang dogol, udang putih, udang windu, rajungan, cumi-cumi, kakap merah dan binatang berkulit keras lainnya.

Halikinnor yakin produksi perikanan di Kotawaringin Timur masih bisa dioptimalkan. Untuk itu pekan lalu dia meninjau Sentra Perikanan Terpadu Sijura di Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. 

Beberapa langkah sedang dan akan dijalankan pemerintah daerah untuk membantu nelayan, seperti pembangunan SPBU Nelayan untuk memudahkan mendapatkan bahan bakar minyak, serta membangun pabrik es balok untuk memenuhi kebutuhan pengawetan ikan hasil tangkapan. 

"Saat ini ada pabrik es balok milik swasta dengan kapasitas hanya 300 es balok per hari padahal kebutuhan 500 bahkan 1000 es balok perhari. Bahkan ada kapal yang harus menunggu sampai satu bulan tidak bisa melaut hanya karena tidak ada es balok. Makanya kita segera mengoperasikan pabrik es balok," ujar Halikinnor. 

Halikinnor yakin sektor perikanan masih bisa terus dikembangkan karena potensinya masih cukup besar. Dia berharap sektor ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya rumah tangga nelayan. 

Baca juga: KPU Kotim terima banyak masukan untuk perbaikan penyelenggaraan pemilu

Baca juga: Menegangkan, evakuasi pasangan lansia korban banjir di Sampit dibayangi kemunculan buaya

Baca juga: 16 Desa di Kotim siap dicanangkan sebagai Desa Bersinar

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024