Sampit (ANTARA) - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berupaya mengajarkan makna berbagi kepada peserta didik melalui kurban, dengan memanfaatkan momentum Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
"Kami menggelar tasyakuran kurban selain untuk merayakan Idul Adha ini juga untuk pendidikan karakter anak-anak didik kami, khususnya mengajarkan mereka makna berbagi," kata Kepala SDN 4 Ketapang Nursinah di Sampit, Kamis.
Adapun tasyakuran dilaksanakan di halaman SDN 4 Ketapang, Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Acara tersebut diisi dengan pembagian hewan kurban yang telah dipotong sebelumnya dan tausiah.
Nursinah mengatakan pendidikan kepada anak tidak hanya diberikan melalui pembelajaran di dalam kelas, tapi juga bisa di luar kelas dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui kurban bisa mengajarkan anak-anak tentang konsep berbagi.
Mengajarkan anak-anak tentang konsep berbagi memiliki banyak manfaat untuk perkembangan sosial dan emosi anak. Antara lain, melatih anak meningkatkan keterampilan sosial yang positif, membantu mengembangkan kemampuan empati dan membantu anak membangun lingkungan sosial yang positif.
Disisi lain, dengan melibatkan anak-anak dalam berkurban, maka mereka bisa merasa ikut memiliki peran dan hal ini baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
"Khususnya bagi anak-anak yang beragama Islam, kegiatan ini juga bisa meningkatkan iman dan taqwa mereka, karena kami juga mengundang ustadz untuk memberikan tausiah mengenai makna dan sejarah kurban," lanjutnya.
Kepala Sekolah SDN 4 Ketapang itu pun berharap tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai, dan setiap anak dapat menyerap hal-hal positif yang bisa menjadi bekal kehidupan kedepannya.
Nursinah menambahkan, tahun ini adalah kali kedua pihaknya menggelar acara tasyakuran dan memotong kurban yang dibeli dari uang sumbangan sukarela dari murid setiap jumat. Dengan jumlah murid sekitar 300 orang, mereka mampu mengumpulkan hingga Rp22 juta. Uang tersebut dibelikan seekor sapi untuk kurban dan dibagikan untuk setiap kelas.
"Kami tidak mematok nominal sumbangan dari murid, ada yang menyumbang Rp1.000 sampai Rp2.000. Alhamdulillah, tahun ini kami bisa mengumpulkan sekitar Rp22 juta yang dibelikan seekor sapi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan terus," demikian Nursinah.
Baca juga: Pemkab Kotim bimbing pelaku usaha agar tidak dicabut izinnya
Sementara itu, Ustadz Alfianur yang mengisi tausiah dalam acara tersebut mengapresiasi SDN 4 Ketapang, karena masih jarang sekolah yang menggelar acara kurban dengan melibatkan anak-anak didik.
Menurutnya kegiatan semacam ini memang diperlukan untuk menanamkan rasa empati sejak dini dalam diri anak-anak. Termasuk dari segi agama, anak-anak bisa diajarkan tentang kurban sebagai bentuk ketaatan dan mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
"Luar biasa yang dilakukan SDN 4 Ketapang ini, untuk mengajarkan nilai-nilai ketaqwaan kepada anak-anak. Mudah-mudahan kegiatan ini digelar setiap tahun, karena nilai positif pasti tertanam dalam diri anak-anak," demikian Alfianur.
Baca juga: Pemuda Kotim diminta tidak malu aktif lestarikan budaya
Baca juga: BKPSDM siapkan pengisian jabatan Sekda Kotim
Baca juga: Warga Sampit ramai jual emas jelang tahun ajaran baru 2024
"Kami menggelar tasyakuran kurban selain untuk merayakan Idul Adha ini juga untuk pendidikan karakter anak-anak didik kami, khususnya mengajarkan mereka makna berbagi," kata Kepala SDN 4 Ketapang Nursinah di Sampit, Kamis.
Adapun tasyakuran dilaksanakan di halaman SDN 4 Ketapang, Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Acara tersebut diisi dengan pembagian hewan kurban yang telah dipotong sebelumnya dan tausiah.
Nursinah mengatakan pendidikan kepada anak tidak hanya diberikan melalui pembelajaran di dalam kelas, tapi juga bisa di luar kelas dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui kurban bisa mengajarkan anak-anak tentang konsep berbagi.
Mengajarkan anak-anak tentang konsep berbagi memiliki banyak manfaat untuk perkembangan sosial dan emosi anak. Antara lain, melatih anak meningkatkan keterampilan sosial yang positif, membantu mengembangkan kemampuan empati dan membantu anak membangun lingkungan sosial yang positif.
Disisi lain, dengan melibatkan anak-anak dalam berkurban, maka mereka bisa merasa ikut memiliki peran dan hal ini baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
"Khususnya bagi anak-anak yang beragama Islam, kegiatan ini juga bisa meningkatkan iman dan taqwa mereka, karena kami juga mengundang ustadz untuk memberikan tausiah mengenai makna dan sejarah kurban," lanjutnya.
Kepala Sekolah SDN 4 Ketapang itu pun berharap tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai, dan setiap anak dapat menyerap hal-hal positif yang bisa menjadi bekal kehidupan kedepannya.
Nursinah menambahkan, tahun ini adalah kali kedua pihaknya menggelar acara tasyakuran dan memotong kurban yang dibeli dari uang sumbangan sukarela dari murid setiap jumat. Dengan jumlah murid sekitar 300 orang, mereka mampu mengumpulkan hingga Rp22 juta. Uang tersebut dibelikan seekor sapi untuk kurban dan dibagikan untuk setiap kelas.
"Kami tidak mematok nominal sumbangan dari murid, ada yang menyumbang Rp1.000 sampai Rp2.000. Alhamdulillah, tahun ini kami bisa mengumpulkan sekitar Rp22 juta yang dibelikan seekor sapi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan terus," demikian Nursinah.
Baca juga: Pemkab Kotim bimbing pelaku usaha agar tidak dicabut izinnya
Sementara itu, Ustadz Alfianur yang mengisi tausiah dalam acara tersebut mengapresiasi SDN 4 Ketapang, karena masih jarang sekolah yang menggelar acara kurban dengan melibatkan anak-anak didik.
Menurutnya kegiatan semacam ini memang diperlukan untuk menanamkan rasa empati sejak dini dalam diri anak-anak. Termasuk dari segi agama, anak-anak bisa diajarkan tentang kurban sebagai bentuk ketaatan dan mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
"Luar biasa yang dilakukan SDN 4 Ketapang ini, untuk mengajarkan nilai-nilai ketaqwaan kepada anak-anak. Mudah-mudahan kegiatan ini digelar setiap tahun, karena nilai positif pasti tertanam dalam diri anak-anak," demikian Alfianur.
Baca juga: Pemuda Kotim diminta tidak malu aktif lestarikan budaya
Baca juga: BKPSDM siapkan pengisian jabatan Sekda Kotim
Baca juga: Warga Sampit ramai jual emas jelang tahun ajaran baru 2024