Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menginstruksikan semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bekerja keras menggenjot capaian Monitoring Center for Prevention (MCP).
“Ternyata MCP kita turun pada 2023 lalu dibanding 2022. Hal ini harus menjadi perhatian semua OPD, karena yang bekerja bukan hanya inspektorat,” kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Hal itu ia sampaikan saat membuka rapat koordinasi pemantauan dan evaluasi program pemberantasan korupsi terintegrasi di lingkungan Pemkab Kotim.
Rapat tersebut mendatangkan Tim Korsup KPK yang dipimpin oleh Alfi Rachman Waluyo. Sedangkan, pesertanya adalah seluruh OPD, baik dinas, badan, kecamatan asisten setda maupun staf ahli bupati.
Kegiatan ini dalam rangka pencegahan korupsi terintegrasi melalui komitmen jajaran perangkat daerah untuk meningkatkan dan memenuhi indikator penilaian MCP dan Survei Penilaian Integritas (SPI) sehingga dapat membawa perbaikan pengelolaan pemerintahan di Kotim
MCP adalah upaya yang dilakukan oleh KPK untuk mendorong pencegahan korupsi melalui upaya-upaya preventif dengan melakukan intervensi. Sedangkan, SPI adalah survei yang dilakukan terhadap institusi untuk memetakan dan memonitor risiko korupsi serta upaya pencegahan korupsi.
Dalam rapat tersebut Halikinnor menyinggung terkait persentase MCP Kotim yang menurun dari 89 persen pada 2022 menjadi 88 persen pada 2023 dan menempatkan Kotim di urutan keenam dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
“Makanya saya menargetkan MCP kita bisa naik. Paling tidak Kotim berada di tiga besar, apalagi biasanya kita terbaik pertama di Kalteng dalam penyerapan anggaran,” ujarnya.
Baca juga: Bupati Kotim sampaikan rancangan KUA dan PPAS 2025
Halikinnor menegaskan bahwa upaya meningkatkan capaian mcp bukan hanya tugas inspektorat, tapi semua OPD. Karena kalau ada satu saja OPD yang tidak klir, maka akan mempengaruhi nilai keseluruhan.
Setiap indikator penilaian harus dievaluasi dengan baik, meski secara bertahap. Mencari tau setiap kelemahan yang ada dan berupaya memperbaikinya. Supaya jangan sampai capaian MCP kembali turun.
Bahkan, Halikinnor menetapkan target MCP 92-95 persen pada tahun 2024 untuk mendorong semua OPD meningkatkan kinerja masing-masing.
“Dari 88 persen tahun lalu, saya menargetkan tahun ini 92 hingga 95 persen. Kalau saya targetkan 100 persen pasti akan kewalahan, jadi kita targetkan dikisaran 92-95 persen dan saya harap itu bisa tercapai,” sebutnya.
Di sisi lain, untuk capaian SPI Kotim dinilai cukup baik dengan angka 72,05 persen dan berada di posisi ketiga dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Namun, Halikinnor meminta agar jangan terlena dengan capaian tersebut, karena kabupaten lain tentu akan berupaya meningkatkan capaian masing-masing dan itu berpengaruh pada peringkat dari setiap daerah.
Halikinnor pun berharap kedatangan Tim Korsup KPK dan dialog bersama kepala OPD Kotim bisa membantu meningkatkan capaian MCP dan SPI di wilayah tersebut.
“Saya harap dari kesempatan berdialog dengan KPK kita mengetahui dimana kelemahan dan kekurangan, supaya KPK bisa membimbing langsung. Ini juga upaya kita dalam mencegah agar tidak terjadi tindak pidana korupsi,” demikian Halikinnor.
Baca juga: FKUB Kotim deklarasi dukung dan sukseskan Pilkada 2024
Baca juga: Pemkab Kotim berharap kedatangan mahasiswa KKN bantu kemajuan desa
Baca juga: Kerusakan jalan lingkar selatan Sampit timbulkan banyak kerugian