Pangkalan Bun (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah mengeluhkan kerumunan warga selalu menjadi masalah terbesar dan menghambat kelancaran kerja petugas di lapangan ketika ingin cepat memadamkan kebakaran.
"Jadi salah satu penghambat kami ialah kerumunan warga yang menonton kebakaran. Saat kami datang bukan menghindar, tetapi malah berkerumun dan memarkir kendaraan di tepi jalan. Itu sangat menghambat sekali,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kobar, Dwi Agus Suhartono di Pangkalan Bun, Kamis.
Agus mengatakan, seperti yang baru-baru ini terjadi musibah kebakaran menghanguskan tiga rumah dan satu gudang di RT 6 Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai.
Banyaknya warga mendekat ke lokasi untuk menyaksikan kebakaran, sehingga membuat petugas damkar terhambat melakukan pemadaman.
Dia menjelaskan, kurangnya kesadaran masyarakat tentang kendaraan prioritas padahal sudah diatur dalam Pasal 134 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Sudah ada aturannya, yakni kendaraan prioritas nomor satu yaitu kendaraan damkar saat bertugas.
Baca juga: Pemkab terus tingkatkan pemahaman generasi muda terhadap sejarah kesultanan di Kobar
"Hal itu membuat kita kewalahan, seharusnya bisa cepat dan tepat menuju lokasi kebakaran namun harus terhambat hanya gara-gara tidak diberi jalan bagi pengendara lain dan banyak nya kerumunan warga di lokasi kebakaran hanya untuk menonton,” jelasnya.
Pihaknya memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam menjalankan tugas. Untuk itu dia mengimbau kepada masyarakat apabila terjadi kebakaran untuk dapat memberikan prioritas kepada armada pemadam kebakaran.
"Untuk itu kami minta saat terjadi kebakaran warga segera memberikan prioritas kepada unit kami dengan mendahulukan unit damkar agar kami dapat tepat waktu menuju lokasi kebakaran dan tidak berkerumun di sekitar lokasi kebakaran,” disampaikannya.
Agus menambahkan, walaupun dengan keterbatasan jumlah personel, namun Damkar Kobar cukup sigap dalam menangani permasalahan tersebut.
“SDM kami cukup solid dalam menangani tugas. Petugas lapangan kami seluruhnya ada sekitar 25 personel. Kendaraan pun cukup walau hanya 9 unit mobil damkar. Seluas Kabupaten Kotawaringin Barat ini semaksimal mungkin tertangani apabila ada terjadi kebakaran,” demikian Agus Suhartono.
Baca juga: Sakit hati dituduh selingkuh, istri habisi nyawa suaminya di Kobar
Baca juga: Kobar tingkatkan koordinasi hadapi ancaman karhutla
Baca juga: Ini pesan Penjabat Bupati Kobar kepada calon Paskibraka