Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Kesehatan terus melakukan penguatan infrastruktur kesehatan baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan agar layanan kepada masyarakat semakin optimal.
"Kesehatan adalah pilar utama dalam pembangunan, dan layanan kesehatan berkualitas adalah hak dasar setiap warga negara," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Selasa.
Suyuti memaparkan penguatan infrastruktur kesehatan di Kalteng dapat dilihat dari berbagai hal, di antaranya puskesmas telah teregistrasi berjumlah 204 unit, dan semuanya telah terakreditasi.
"Saat ini antara rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kalteng 91,17 persen telah terdaftar dalam aplikasi Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute)," katanya.
Kemudian berdasarkan data pada aplikasi komunikasi data Kementerian Kesehatan, terdapat puskesmas rawat inap sebanyak 87 unit, puskesmas nonrawat inap 117 unit, serta data puskesmas keliling mencapai sebanyak 54 unit.
Selanjutnya posyandu di Kalteng berdasarkan data pada aplikasi komunikasi data Kementerian Kesehatan 2024 sebanyak 2.569 unit.
"Ke depan akan dibina untuk mendukung transformasi layanan primer di tingkat desa/kelurahan, maka seluruh posyandu dijadikan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer)," ujarnya.
Suyuti mengatakan Posyandu ILP ini memiliki fokus layanan pada seluruh sasaran siklus hidup, sedangkan di sisi lain rasio posyandu per 100 balita pada 2024 adalah sebesar 0,95.
Hal itu Suyuti jabarkan di sela rapat kerja kesehatan daerah (rakerkesda) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2024. Tema yang diusung dalam rakerkesda adalah "Penguatan transformasi kesehatan menuju Indonesia Emas dan Kalteng Makin Berkah".
Baca juga: Pacu daya saing, Pemprov Kalteng alokasikan belasan paket pelatihan kerja
Lebih lanjut dia menyampaikan sejumlah poin penting lain yang harus diperhatikan bersama pada bidang kesehatan di Kalimantan Tengah, yaitu peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dengan memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, memiliki akses memadai ke layanan kesehatan berkualitas.
"Juga peningkatan program kesehatan masyarakat yakni pencegahan adalah kunci dalam mengurangi beban penyakit. Kita harus memperluas program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, pencegahan penyakit tidak menular, dan promosi gaya hidup sehat," ujarnya.
Termasuk pemanfaatan teknologi dan inovasi kesehatan di era digital, yaitu pemanfaatan teknologi untuk telemedicine dan sistem informasi kesehatan harus benar-benar dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan.
Baca juga: Kalteng Bermazmur bangkitkan semangat berkarya dalam memajukan pembangunan
Baca juga: Pemprov Kalteng optimalkan publikasi tiap OPD pacu pengetahuan masyarakat
Baca juga: Kalteng berupaya wujudkan rasio desa berlistrik 100 persen pada 2024
"Kesehatan adalah pilar utama dalam pembangunan, dan layanan kesehatan berkualitas adalah hak dasar setiap warga negara," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Selasa.
Suyuti memaparkan penguatan infrastruktur kesehatan di Kalteng dapat dilihat dari berbagai hal, di antaranya puskesmas telah teregistrasi berjumlah 204 unit, dan semuanya telah terakreditasi.
"Saat ini antara rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kalteng 91,17 persen telah terdaftar dalam aplikasi Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute)," katanya.
Kemudian berdasarkan data pada aplikasi komunikasi data Kementerian Kesehatan, terdapat puskesmas rawat inap sebanyak 87 unit, puskesmas nonrawat inap 117 unit, serta data puskesmas keliling mencapai sebanyak 54 unit.
Selanjutnya posyandu di Kalteng berdasarkan data pada aplikasi komunikasi data Kementerian Kesehatan 2024 sebanyak 2.569 unit.
"Ke depan akan dibina untuk mendukung transformasi layanan primer di tingkat desa/kelurahan, maka seluruh posyandu dijadikan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer)," ujarnya.
Suyuti mengatakan Posyandu ILP ini memiliki fokus layanan pada seluruh sasaran siklus hidup, sedangkan di sisi lain rasio posyandu per 100 balita pada 2024 adalah sebesar 0,95.
Hal itu Suyuti jabarkan di sela rapat kerja kesehatan daerah (rakerkesda) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2024. Tema yang diusung dalam rakerkesda adalah "Penguatan transformasi kesehatan menuju Indonesia Emas dan Kalteng Makin Berkah".
Baca juga: Pacu daya saing, Pemprov Kalteng alokasikan belasan paket pelatihan kerja
Lebih lanjut dia menyampaikan sejumlah poin penting lain yang harus diperhatikan bersama pada bidang kesehatan di Kalimantan Tengah, yaitu peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dengan memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, memiliki akses memadai ke layanan kesehatan berkualitas.
"Juga peningkatan program kesehatan masyarakat yakni pencegahan adalah kunci dalam mengurangi beban penyakit. Kita harus memperluas program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, pencegahan penyakit tidak menular, dan promosi gaya hidup sehat," ujarnya.
Termasuk pemanfaatan teknologi dan inovasi kesehatan di era digital, yaitu pemanfaatan teknologi untuk telemedicine dan sistem informasi kesehatan harus benar-benar dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan.
Baca juga: Kalteng Bermazmur bangkitkan semangat berkarya dalam memajukan pembangunan
Baca juga: Pemprov Kalteng optimalkan publikasi tiap OPD pacu pengetahuan masyarakat
Baca juga: Kalteng berupaya wujudkan rasio desa berlistrik 100 persen pada 2024